Dr. Iswadi, M.Pd: Bangun Paradigma Baru Melalui “Pendidikan Memanggil”

NKRIPOST JAKARTA – Di tengah derasnya arus globalisasi dan perubahan sosial yang kian dinamis, pendidikan Indonesia menghadapi tantangan besar: mencetak generasi yang tak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter kuat, kepekaan sosial, dan daya juang tinggi. Di sinilah sosok Dr. Iswadi, M.Pd. muncul sebagai tokoh pendidikan yang membawa angin segar melalui gagasan dan gerakan yang ia sebut “Pendidikan Memanggil
Dr. Iswadi bukanlah sekadar akademisi biasa. Ia adalah seorang pendidik dengan idealisme tinggi, yang percaya bahwa pendidikan adalah panggilan jiwa, bukan sekadar profesi. Berangkat dari pengalaman panjangnya sebagai guru, dosen, dan aktivis pendidikan, ia menyadari bahwa untuk menciptakan perubahan nyata dalam dunia pendidikan, dibutuhkan perubahan paradigma secara menyeluruh baik dari cara pandang pendidik, lembaga pendidikan, hingga kebijakan yang mengaturnya.
Menurut Dr. Iswadi, selama ini pendidikan di Indonesia terlalu terjebak pada rutinitas administratif dan orientasi hasil semata. Sistem penilaian yang terlalu menekankan pada angka, ujian, dan ranking membuat esensi sejati pendidikan yakni memanusiakan manusia semakin terpinggirkan. Guru, dalam paradigma lama, sering diposisikan sekadar sebagai pelaksana kurikulum, bukan sebagai agen perubahan. Murid pun dilihat sebagai objek, bukan subjek pembelajaran.
“Pendidikan bukan tentang mengisi gelas kosong, tapi menyalakan api,” ujar Dr. Iswadi menegaskan. Baginya, pendidikan harus menjadi ruang yang membebaskan, mencerahkan, dan membentuk karakter. Oleh karena itu, paradigma lama yang bersifat mekanistik dan satu arah harus segera ditinggalkan.
Melalui gerakan “Pendidikan Memanggil”, Dr. Iswadi mengajak para pendidik untuk kembali ke jantung pendidikan: hati nurani. Gerakan ini bukan sekadar slogan, melainkan sebuah seruan untuk membangun kesadaran kolektif bahwa menjadi pendidik adalah sebuah tanggung jawab moral. Ia mengajak para guru dan dosen untuk melihat profesi mereka sebagai panggilan jiwa, bukan pekerjaan rutin semata.
BACA JUGA:
Tinjau Rindam XIV/Hasanuddin, Menhan dan Wakasad Soroti Kualitas Pendidikan Prajurit
Presiden Prabowo Subianto Bertemu Ketua Parlemen Turkiye Numan Kurtulmuş di Ankara
Gerakan ini berfokus pada tiga pilar utama yaitu kesadaran diri pendidik kemudian kemerdekaan berpikir dalam belajar dan yang terakhir penguatan nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan Dr. Iswadi meyakini bahwa perubahan besar dimulai dari dalam diri setiap individu. Guru yang menyadari perannya sebagai pelita bangsa akan bekerja dengan sepenuh hati, melampaui batas-batas administratif dan materi.
Dr.Iswadi juga menekankan pentingnya pendekatan humanistik dalam pendidikan. Murid bukanlah robot yang diatur dengan sistem, melainkan pribadi yang unik dan perlu disentuh dengan empati. Dalam pandangannya, ruang kelas seharusnya menjadi tempat yang menggembirakan, bukan menakutkan. Di sanalah kreativitas tumbuh, dialog terbuka terjalin, dan semangat belajar
Salah satu kekuatan Dr. Iswadi adalah kemampuannya menjembatani nilai-nilai lokal dengan tantangan global. Ia sering mengangkat kearifan lokal dalam praktik pendidikan, seperti budaya gotong royong, musyawarah, dan rasa hormat kepada guru dan orang tua. Nilai-nilai ini ia padukan dengan pendekatan pedagogi modern yang menekankan pada berpikir kritis, kolaborasi, dan inovasi.
Dalam berbagai tulisannya, ia menguraikan bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat diinternalisasi dalam pembelajaran sehari-hari. Baginya, pendidikan yang baik adalah yang mampu menumbuhkan kebangsaan sekaligus kesiapan menghadapi dunia global. “Kita tidak perlu menjadi seperti mereka, kita hanya perlu menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri sebagai bangsa,” tegasnya.
Dr.Iswadi mengatakan Gerakan “Pendidikan Memanggil ini akan menjadi inspirasi bagi banyak pendidik di berbagai daerah. Melalui komunitas organisasi Pejuang pendidikan Indonesia yang ia dirikan, Dr. Iswadi terus menyalakan semangat perubahan di akar rumput. Ia tidak hanya bicara di ruang akademik, tetapi langsung berdialog dengan guru dan siswa, dan mendengarkan suara mereka.melalui mimbar akademik dan berbagai kegiatan lain nya
Ke depan, ia berharap paradigma baru ini dapat diadopsi lebih luas, tidak hanya oleh individu guru, tetapi juga oleh pembuat kebijakan dan lembaga pendidikan. Ia percaya bahwa masa depan Indonesia bergantung pada kualitas pendidikannya, dan kualitas itu dimulai dari kesadaran bahwa pendidikan adalah panggilan suci untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dr. Iswadi mengutip kalimat bijak, “Jika ingin melihat masa depan suatu bangsa, lihatlah cara mereka mendidik anak-anaknya.” Dan melalui “Pendidikan Memanggil”, ia telah menunjukkan jalan menuju masa depan itu masa depan yang lebih manusiawi, beradab, dan penuh harapan.**