Cerita Bripka Joko Bertemu Kapolri, Mau Disuruh Sekolah Malah Minta Tanah Wakaf Untuk Kuburan
Diterbitkan Selasa, 17 September, 2024 by NKRIPOST
NKRIPOST JAKARTA – Bripka Joko Hadi Aprianto bertemu dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Di hadapan Jenderal Sigit, Joko bercerita awal mula dirinya nyambi bekerja menjadi tukang gali kubur.
Joko mengatakan latar belakang ekonomi membuat dirinya mulai mencari penghasilan tambahan. Sejak duduk di bangku SMP, Joko sudah menekuni pekerjaan gali kubur.
Sebelum menggali kubur, anak keempat dari tujuh bersaudara itu pernah berjualan kue keliling kampung. Jualan kue dengan cara dibawa menggunakan nampan dan dipikul bambu dilakoni Joko saat dirinya duduk di bangku SD untuk mendapatkan uang saku.
“Orang tua-mu apa kerjanya?” tanya Sigit.
“Siap, polisi juga jenderal. Karena kehidupan ekonomi bapak saya dari tamtama terus anaknya 7, jenderal,” jawab Joko.
“Kamu anak ke berapa?” timpal Sigit.
“Siap, keempat. Dan ibu saya meninggal waktu saya kelas 1 SD, jenderal. Jadi kami nggak ada yang ngurusin terus ekonomi juga pada saat itu gaji polisi mohon izin, jadi saya bingung mau minta uang gimana-gimana, nggak enak juga ngebebanin orangtua,” kata Joko.
Joko mengatakan pekerjaan gali kubur juga dilakoni ayahnya saat menjadi polisi. Joko mulai membantu ayahnya menggali kubur sejak SMP sampai akhirnya dia melakoni pekerjaan itu hingga saat ini.
“Karena saya dulu, jenderal, dulu sekolah di SMP 7 disangu sama almarhum Bapak itu Rp 1.500. Angkot saja waktu itu sudah Rp 250. Subuh saya nyerok sampah di depan kuburan itu, sekolah, numpang sampai di perpustakaan daerah sini sampai 2 kilo masuk ke dalam. Karena perlu uang untuk itu, ikutlah kerja di kuburan sama ayah. Lumayan Rp 35 ribu pada saat itu, gali-gali, pas tes polisi sempat istirahat gali, jadi polisi lanjut lagi gali sampai sekarang sudah mau 25 tahun,” ujar Joko.
Kepada Sigit, Joko mengaku dahulu nyambi jadi tukang gali kubur karena ingin mencari tambahan uang. Namun saat ini dia kerjakan untuk amal.
“Izin jenderal, kalau dulu saya cari rezeki untuk kebutuhan saya, kalau sekarang saya cari amal, karena mohon izin setiap bulan saya pasti nombok. Karena untuk orang yang tidak mampu saya gratiskan tapi saya tetap menggaji anggota saya yang menggali kubur. Saya kan bantu di sana sambil jualan kembang, pasir semen, air yasin,” ucap Joko.
“Terus tugasmu apa sekarang?” tanya Sigit.
“Siap Reskrim,” timpal Joko.
Joko menyampaikan dalam satu bulan dirinya bisa menggali 10-15 galian. Saat ini Joko sudah menjadi ketua kuburan tempat dirinya menggali.
“Jadi ketua kubur sudah berjalan 6 tahun. Sebulan bisa 10-17 orang galian kubur. Sehari bisa 3-4,” jelas Joko.
BACA JUGA:
Kapolri Dan Panglima Kompak Akan Pecat Anggota yang Terlibat Judi Online
Joko memiliki 18 anak buah untuk membantu menggali kubur. Dia mengungkapkan akan melakoni pekerjaan gali kubur sampai mati.
“Sampai mati jenderal,” kata Joko.
Sigit sempat menawarkan Joko untuk melanjutkan sekolah perwira. Namun Joko menolak, dia ingin diberi tanah wakaf untuk memperluas lahan kuburan.
“Mau kalau dikasih sekolah perwira?” kata Sigit.
“Mohon izin jenderal, mohon maaf kalau boleh saya pengen tanah wakaf kuburan, tanah kuburan saya sudah penuh jenderal,” balas Joko.
“Nanti diiniin ya, yang penting niat mu mulia untuk amal ya,” ucap Sigit.***(detikcom)