Beras Bantuan Warga Desa Laob TTS Hilang Dua Karung dan Belum Tersalurkan, Kaur Pemerintahan: Kami Hanya Berdoa Saja
Diterbitkan Jumat, 28 Juni, 2024 by NKRIPOST
NKRIPOST TTS – Upaya pemerintah pusat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di bidang ketahanan pangan melalui distribusi cadangan beras kesetiap desa dengan data pemerintah desa yang akurat dan transparan demi menjawab rasa keaadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia seakan tak berlaku di desa Laob kecamatan Polen kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang hingga saat ini masih menyandang label miskin ekstrim dan stunting ekstrim
Investigasi awak media NKRI Post TTS ke desa Laob yang topografi alamnya pegunungan di apit bentangan aliran sungai yang sangat menantang bagi setiap pelintas trans kota Soe ke desa Laob terpantau terisolasi penuh tanpa kompromi tanpa jembatan penyebrangan dengan badan jalan berbatu dan licin bila hujan
Terpantau jelas oleh awak media NKRI Post TTS 12 juni 2024 dikantor Desa Laob nampak sunyi tak satu pun aparat Pemerintahan desa berkantor di sana. Awak media mencoba menghubungi seorang kepala dusun III Donsa O Bahan yang secara kebetulan melintasi melewati jalur jalan berbatu pada satu titik tempuh yang sama dengan sama dengan awak media NKRI Post TTS akhir bersama datang ke kantor desa Laob. Terlihat tumpukan beras terkunci dalam ruang PKK Desa Laob.
“benar ini beras bantuan yang turun sejak bulan maret lalu, tapi ibu kaur Pemerintahan Elsa T Mella yang pegang kunci dan tidak tahu ini milik warga masyarakat Siapa karena setahu saya semua sudah mengambil haknya masing – masing tersisa didusun saya mungkin satu orang saja yang belum ambil ” jelas Kadus III ini.
Mendengar informasi ini awak media mencoba meminta nomer kontak Whats app dari kaur Pemerintahan desa Laob akhirnya melalui pesan chat whatsapp membenarkannya.
” ia benar beras yang saya kunci didalam ruang PKK itu jumlahnya sebelas karung ukuran sepuluh kilogram yang tersimpan sudah sejak bulan maret lalu sejumlah 284 karung masing-masing ukuran sepuluh kilogram karena pemiliknya tidak kunjung datang mengambil” jelas Elsa T Mella
“beras ini saya terpaksa harus amankan karena sudah pernah hilang dua karung dari beras ketahanan pangan ini” Lanjut Elsa T Mella.
Saat ditanya saat soal hilang kunci kantor itu berada ditangan siapa dan beras yang hilang itu siapa warga pemilik haknya dan apakah sudah dilaporkan kepihak berwajib atau tidak karena ini hak masyarakat jelas ada yang hilang, ia mengatakan tidak dilaporkan kepada pihak kepolisian.
“Saat hilang beras dua karung itu masih dalam kuasa pengamanan saya dan saya tidak melaporkan kepihak berwajib dan kami hanya berdoa saja ” jelas kaur Pem ini
Rony E Y Bana kepala dusun II kaekolo yang turut hadir dikantor desa Laob 12 juni 2024 membenarkan batuaan beras tersebut sudah ada sejak bulan maret 2024.
“benar beras ini sudah turun sejak bulan maret tapi dan yang mengurus itu kaur Pemerintahan dan di dusun saya tertunggak satu orang warga yang belum mengambil beras, tapi tidak bisa ambil karena kuncinya dibawa ibu Elsa Mella jadi saat warga datang tidak bisa ambil.” tutur kadus ini
Mengantongi informasi ini awak media mencoba menghubungi lagi Elsa T Mella melalui pesan whats app dijelaskan
“benar kunci pintu beras tersimpan saya bawa dan nama nama penerima manfaat itu saya tidak bawa dan besok kalau sudah Pulang Laob saya akan kirimkan ke awak media NKRI Post TTS ” sebut kaur Pemerintahan ini yang hingga hingga tanggal (27/6) berita ini diturunkan pun belum di salurkan
Camat Polen Joel Sonbay , SH ,MH Yang dihubungi awak media NKRI Post TTS 18 juni 2024 melalui pesan whats appnya menjelaskan akan menindaklanjuti.
” hingga saat saya belum mendapat laporan dan saya akan mengecek dulu bila benar saya akan panggil aparat desa untuk dimintai pertanggungjawabannya ” tegas camat polen tapi hingga berita ini diturunkan belum ada informasi balik terkait kasus ini
Dalam penjelasannya kadus Kaekolin dan kaur Pemerintahan Desa Laob bahwasan semua warga menerima jatah beras ketahanan pangan ini termasauk seluruh aparatur desa kecuali seorang kaur desa ibu Nony Pay, seorang sesepuh desa Laob yang ditemui terpisah yang tak mau disebutkan namanya menyayangkan kejadian kehilangan beras bantuan.
“Didesa kami ini diduga ada data fiktif penerima beras pasalnya ada beras lebih, sementara ada yang diakui hilang yang artinya harus ada warga masyarakat yang harus kehilangan haknya terus Siapa yang harus bertanggungjawab tapi anehnya hingga saat ini belum ada yang mengakui belum memperoleh beras dan agar diketahui bahwa setiap ada beras yang turun didesa ini pasti ditahan berbulan – bulan hingga fufuk (rusak) dan semua aparat desa mendapatkan jatah beras terkecuali ibu Nony Pay dan ini ada apa dibalik perlakuan ini ” tegas sesepuh desa ini.
BACA JUGA :
Didi Tasidi Calon Kuat Jaksa Agung, Sekjen dan Wasekjen HAPI Siap Surati Prabowo Subianto
Kepala dusun I desa Laob Yang ditemui malam hari sepulangnya awak media yang ditemui di seberang sungai musiman ini juga menjelaskan warganya tersisa 1 warga yang belum menerima.
“kami didusun I ini secara keseluruhan sudah mengambil beras tapi tersisa satu orang saja jadi bila masih tersisa sebelas karung berarti sisa itu milik Siapa ” tegas kadus ini
Kepala desa Laob Jeheskial Pay Yang ditemui oleh awak media NKRI Post TTS di kediamannya dibilangan kora Soe menyampaikan ucapan terima kasih atas informasi yang di sampaikan.
” terimakasih atas informasi ini dan ingin saya sampaikan bahwa saya beberapa minggu ini saya sakit dan tidak masuk kantor dan besok saya akan ke desa dan saya akan meminta kaur Pem Elsa Mella untuk memberi beras kepada masyarakat yang belum mendapatkan haknya termasuk kaur Umum Nony Pay karena setiap warga masyarakat memiliki hak Yang sama” tutup kades Laob yang terlihat mulai segar sehat kembali dari sakitnya.&**(Joni Hauteas)