NKRIPOST

NKRIPOST – VOX POPULI PRO PATRIA

Syeh Abbas Abdullah Sang Ulama Pejuang

Listen to this article

Diterbitkan Minggu, 13 Maret, 2022 by NKRIPOST

Karya Ilmiah Siswa SMAN 1 Mungka, Syeh Abbas Abdullah Sang Ulama Pejuang
Penulis : Siti Nur Fajriahni

NKRIPOST, Limapuluh Kota – Pahlawan adalah seorang yang berjasa dalam membela kebenaran dan menegakkan negara. Semangat para pahlawan haruslah kita contoh, karena pahlawan itu, kita dapat merdeka dan merasakan hidup yang sangat moderen. Dalam mencapai dan memantapkan karakter bangsa, generasi Indonesia pada era global ini juga harus mengetahui apa itu sejarah indonesia, kapan Indonesia merdeka dan apa aja jasa pahlawan pada masa penjajahan, terutama pahlawan yang berjasa pada PDRI.

Salah satu tokoh pahlawan Indonesia dimasa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) adalah Syeh Abbas Abdullah. Dia merupakan tokoh pahlawan yang berjasa dari Sumatra Barat pada tahun 1948-1949. Syeh Abbas Abdullah lahir di Padang Japang, Sebuah desa di Negari Tujuah Koto Talago, Kecematan Guguk, Kabupaten Lima Puluh Kota pada tahun 1883. Syeh Abbas Abdullah adalah anak paling bungsu dari tiga bersaudara, sehingga beliau di gelari Buya Ketek. Ayahnya merupakan pengikut Tuanku Imam Bonjol saat perang Pederi.

Di era PDRI tahun 1948-1949 beliau membuktikan keterlibatan lokal khususnya tokoh ulama dalam perjuangan nasional. Tokoh-tokoh ulama Sumatra Barat mempunyai peranan penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Banyak yang dapat kita contoh dari Syeh Abbas Abdullah pada masa itu. Beliau orang yang pintar, suka bekerja keras dan banyak lainnya. Syeh Abbas Abdulah adalah tokoh pembaharuan islam di Minangkabau. Generasi pelopor pembaharuan islam di Minangkabau di tandai dalam dua golongan. Ada pembaruan awal abad-19 dan pembaharuan abad-20. Bibit pelopor gerakan pembaharuan Islam abad-20 pusatnya berada di Padang Japang Kabupaten Lima Puluh Kota yakni di Perguruan Darul Funun El-Abbasiyah yang di pimpin Syeh Abbas Abdullah. Padang Japang dan Syeh Abbas Abdullah mempunyai peranan penting dalam pembaruan islam di minangkabau dan begitupun dengan sejarah PDRI di Koto Tinggi Bonjol.

Syeh Abbas Abdullah merupakan pahlawan pada era PDRI pada tahun 1948-1949. Eksistensi beliau membuktikan peranan tokoh ulama dalam perjuangan Nasional, Pemerintah Darurat Republik Indonesia dibentuk pada tanggal 19 Desember 1948 dan secara resmi menjalankan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia pada tanggal 22 Desember 1948.

Syeh Abbas Abdullah berperan penting dalam perjalanan sejarah PDRI 1948-1949. Dia merupakan Tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia di Sumatra Tengah. Daerah Sumatra Tengah ini meliputi daerah Sumbar, Riau, dan Jambi. Sebelum Agresi Militer Belanda II terjadi, Syeh Abbas Abdullah merupakan Imam jihad Sumatra Tengah Pada konferensi, peserta dalam konferensi tersebut adalah alim ulama Minangkabau.

Dalam konferensi itu, alim ulama Minangkabau memutuskan untuk mengerahkan pasukan untuk melawan tentara belanda yang kembali mencoba menduduki Republik Indonesia. Syeh Abbas Abdullah di daulat dalam konferensi tersebut sebagai pemimpin jihad dalam perang sabil melawan tentara Belanda. Dalam konferensi alim ulama di Bukittinggi tersebut Syeh Abbas Abdullah mengeluarkan fatwa bahwa perang melawan penjajahan Belanda adalah jihad SABILILLAH, dan apabila mati, maka akan mati dalam keadaan syahid. Fatwa tersebut menjadi penggerak pasukan oleh Syeh Abbas Abdullah untuk berjuang mengusir tentara Belanda pada saat Pemerintahan Darurat Republik Indonesia.

Resolusi jihad oleh Syeh Abbas Abdullah membuat semua murid dan simpatisan beliau bergerak ikut melindungi tokoh-tokoh PDRI yang bergerilya dari serangan Belanda. Mulai dari bantuan fisik maupun bantuan materi diberikan oleh masyarakat Kabupaten Lima Puluh Koto, khususnya masyarakat Padang Japang untuk melawan penjajah Belanda. Syeh Abbas Abdullah adalah ulama besar yang sangat dikenal dan dihormati oleh masyarakat Lima Puluh Kota.

Syeh Abbas Abdullah adalah seorang tokoh yang mempunyai murid yang sangat banyak. Ketokohan beliau ini bisa menggerakan murid-muridnya dalam perang melawan tentara Belanda pada masa Agresi Militer Belanda II. Karna seruan jihad yang dilakukan oleh Syeh Abbas Abdullah menjadi sosok penggerak bagi murid-muridnya untuk mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia. Syeh Abbas Abdullah memiliki ladang pendidikan yang memiliki murid yang banyak. Ladang pendidikannya berada di Darul Funun El-Abbasiyah Padang Japang.

Darul Funun El-Abbasiyah adalah perguruan pendidikan islam yang didirikan oleh Syeh Abbas Abdullah. Perguruan ini merupakan tempat yang bersejarah, karena perguruan ini mempunyai peranan penting pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia. Perguruan Darul Funun El-Abbasiyah menjadi kantor Teuku Mohamad Hassan sebagai Menteri Agama pada masa PDRI.

Sekolah yang dipimpin oleh Syeh Abbas Abdullah ini menjadi benteng pertahanan dalam melawan Belanda. Walaupun demikian, sekolah ini berjalan seperti biasa untuk mengelabui Belanda sehingga sekolah itu tidak di sadari Belanda sebagai kantor dan benteng pertahanan PDRI. Darul Funun El-Abbasiyah dipilih sebagai kantor Tengku Mohamad Hassan bukan tanpa sebab. Karena ketokohan Syeh Abbas Abdullah itu sendiri. Dia merupakan tokoh yang di tuakan dan dihormati di Padang Japang, oleh karena itu Syeh Abbas Abdullah dan perguruan Darul Funun El-Abbasiyah di jadikan tempat untuk melindungi Tengku Mohamad Hassan sebagai mentri agama kabinet PDRI di sekolahnya dari serangan tentara Belanda.

Kedekatan Syeh Abbas Abdullah dengan Presiden Republik Indonesia yang pertama sangat lah penting untuk kita ketahui. Bahwa sila pertama dalam pancasila yang di rumuskan Soekarno adalah usulan dari Syeh Abbas Abdullah kepada Soekarno, ini salah satu bukti bahwa kedekatan Syeh Abbas Abdullah dengan Soekarno. Pada tahun 1942 Bung Karno datang menemui Syeh Abbas Abdullah di Padang Japang, tepatnya setelah Soekarno dibebaskan dari tahanan Bengkulu.

Masyarakat Padang Japang yang mendukung kegiatan PDRI juga menjadi alasan Darul Funun El-Abbasiyah dipilih menjadi kantor menteri agama dalam kabinet PDRI. Syeh Abbas Abdulah dan perguruan Darul Funun El-Abbasiyah yang di pimpinnya mempunyai audil dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Khususnya dalam masa PDRI. Perguruan tersebut bukan saja benda mati tapi adalah sebuah tempat yang menjadi penyambung nyawa republik yang bisa dikatakan sekarat. Tempat ini sangat bersejarah dan patut untuk diketahui oleh masyarakat sebagai salah satu tempat yang penting dalam situasi Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan.

Pada masa sekarang, untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah di bela mati-matian oleh para pahlawan, sangat susah mencari orang yang seperti Syeh Abbas Abdullah. Di kalangan anak muda sekarang untuk berjuang untuk menjadi pemimpin upacara saja sudah banyak yang tidak mau, apa lagi sekarang zaman semuanya serba online. Semua orang sampai peringati hari lahir Republik Indonesia yang ke-76 saja di lakukan dengan online walaupun ada yang upacara tapi kapasitasnya terbatas.

Syeh Abbas Abdullah adalah ulama besar yang berperan penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia. Syeh Abbas Abdullah lahir di Padang Japang Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat. Ayahnya bernama Syeh Abdullah yang juga seorang ulama, ayahnya adalah salah satu pengikut dari Tuanku Imam Bonjol saat Perang Paderi.

Syeh Abbas Abdullah sejak kecil sudah mendapatkan pendidikan surau, sebagaimana masyarakat Minangkabau pada masa itu. Di Padang Japang Syeh Abbas Abdullah mendirikan dan memimpin Perguruan Darul Funun El-Abbasiyah, Perguruan ini nantinya menjadi kantor Teuku Mohamad Hassan sebagai manteri agama dalam kabinet PDRI. Dalam perjalanan pendidikannya,Syek Abbas abdullah sangat di kenal dengan pendidikan Islam sampai akhirnya beliau diakui sebagai ulama besar di Sumatra Barat.

Syeh Abbas Abdullah mempunyai dua peranan besar pada masa PDRI 1948-1949, yaitu pertama sebagai Imam Jihat Sumatra Tengah lewat resolusi jihad yang beliau sampaikan sehingga mengorbankan semangat umat Islam khususnya di Kabupaten Lima Puluh Kota untuk berjuang melawan tentara Belanda, dan yang kedua Perguruan Darul Funun EL-Abbasiyah yang beliau dirikan menjadi kantor Teuku Mohamad Hassan bersama staffnya sebagai Menteri agama dalam kabinet PDRI sekaligus benteng pertahanan dari serangan tentara Belanda.

Jadi peranan ulama sangat besar dalam kemerdekaan maupun upaya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Syeh Abbas Abdullah yang dikenal sebagai seorang ulama besar yang hormati menjadi bukti bahwa peranan ulama tidak bisa di lupakan. Dengan mayoritas penduduk indonesia yang beragama Islam, kekuatan Islam menjadi kekuatan yang besar dalam melawan penjajah.

Penulis : Siti Nur Fajriahni

BACA JUGA:

Susunan Organisasi PPKI Isi-nya Orang Ngerih Semua, Wajar Saja Awal Dibentuk Langsung Dapatkan Izin Dari Jepang

Siapa Sajakah The Founding Fathers yang Merumuskan Pancasila?

 

 

Reporter NKRIPOST : (Alfira)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

REDAKSI: JL. RAYA PENGGILINGAN NOMOR 21 CAKUNG JAKARTA TIMUR DKI JAKARTA TLP. (021) 2246 9861 WA: 0852 1744 4076 - 0856 9118 1460  
EMAIL: [email protected]
NKRIPOSTCO ©Copyright 2024 | All Right Reserved