Anggaran Terbesar 203 M Penanganan Covid-19 di Jepara, Ironis Virus Corona Merajalela
Diterbitkan Jumat, 4 Desember, 2020 by NKRIPOST
NKRIPOST, JEPARA – Sungguh ironis penanganan Covid-19, di Jepara. 203 Milyard adalah anggaran terbesar diantara 35 Kabupaten/Kodya, yang dikeluarkan oleh APBD Jepara, belum dana CSR dari Perusahaan yang tidak jelas peruntukannya untuk apa?.
Kabupaten Jepara, Kini Virus Asal China tersebut telah mengakibatkan Enam (6) tenaga kesehatan yang terkonfirmasi Covid-19, Puskesmas Keling 1 ditutup selama 2 hari dari tanggal 2-3 Desember 2020. Delapan 0rang Meninggal Dunia antara lain : (1). ny NA, Wedelan, (2). tn M, Wonorejo, (3). ny TH, Sowan, (4). tn S, Wedelan, (5). tn HS, Bangsri, (6). tn ES, Krapyak, (7). tn NF, Robayan, (8). ny RT, Menganti. Sedangkan pelayanan kesehatan yang bisa dilayani, dialihkan ke Puskesmas Pembantu di Desa Klepu. Menurut rencana hari ini Puskesmas yang memiliki fasilitas rawat inap ini akan dibuka kembali.
Penutupan tersebut terkait dengan upaya pencegahan penularan dan penyebaran Covid-19. Karena itu selama penutupan dilakukan disinfeksi dan dekontaminasi di UPTD Puskesmas Keling I, menyusul adanya sejumlah tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19.
Namun Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara Mudrikatun dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Muyh Ali yang mulai semalam dihubungi belum bersedia memberikan penjelasan.
Penambahan kasus Covid-19 Jepara merajalela
Sementara pada tanggal 3 Desember 2020 malam, Juru Bicara Sargas Penanganan Covid-19 Jepara Muh Ali mengumumkan kembali penambahan 30 warga Jepara yang terkonfirmasi Covid-19.
Jumlah tersebut berasal dari pemeriksaan spesimen 215 orang. Dengan demikian positif rate harian Jepara kemarin adalah 13,95 %, jauh dari patoikan WHO sebesar 5 %. Angka ini menunjukkan kemampuan Jepara dalam melakukan testing sangat rendah.
Dalam kaitannya dengan penambahan angka tersebut Muh Ali mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama memberikan sumbang sih bagi pencegahan dan penyebaran Covid-19. “ Bersedia memakai masker, menghindari kerumunandan mencuci sabun juga merupakan partisipasi warga,” ujarnya.
Sementara kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama diminta untuk turut memperkuat sosialisasi prokes. “ Jangan justru memberikan pemahaman yang salah pada masyarakat,” ujar Muh Ali.
NkriPost : Purnomo