Wakil Bupati Solok Jon Firman Pandu: Dirgahayu Partai Gerindra ke- 14, Terus Kerja Nyata di Tengah Masyarakat
Diterbitkan Minggu, 6 Februari, 2022 by NKRIPOST
https://youtu.be/ZKjOPT_z2RU
NKRIPOST, SOLOK – Hari ini, 14 tahun yang lalu, atau tepatnya 6 Februari 2008, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) lahir.
Partai besutan Prabowo Subianto, Sang Purnawirawan Jenderal yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia menjelma menjadi salah satu partai besar di Negara kesatuan Republik Indonesia.
Mensyukuri 14 tahun sudah Partai Gerindra turut memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan Bangsa dan Negara Republik Indonesia, Jon Firman Pandu. Wakil Bupati Kabupaten Solok yang juga Ketua DPC Gerindra Kabupaten Solok mengajak segenap kader dan simpatisan untuk terus berkarya nyata bagi Nusa dan Bangsa.
“Dirgahayu yang ke 14 Tahun Partai Gerindra bersatu membangun bangsa.
Dalam kesempatan 14 tahun partai Gerindra Hadir di Kabupaten Solok, Kami mengajak Semua Kader, Simpati dan untuk terus kerja nyata di Tengah masyarakat kita.” Ajak Wakil Bupati Solok Jon Pandu melalui video siarannya yang di terima media ini, Minggu (6/2/2022).
Kemudian, Wakil Bupati Solok yang juga merupakan mantan ketua DPRD kabupaten Solok ini berharap di usia ke 14 tahun, Partai Gerindra dapat terus memberikan yang terbaik kepada masyarakat bangsa dan negara.
“Semoga dengan Kesempatan hari jadi ke 14 tahun ini, Partai Gerindra terus memberikan Kontribusi positif untuk Kabupaten Solok, Bangsa dan Negara.” Harap Ketua DPC Partai Gerindra Jon Firman Pandu.
Melansir laman Partai Gerindra, rencana mendirikan partai Gerindra muncul dalam sebuah obrolan panjang antara Fadli dan Hashim dalam perjalananan menuju Bandara Soekarno-Hatta. Peristiwa itu terjadi pada November 2007
Fadli Zon dan Hashim Djojohadikusumo adalah dua intelektual di baliknya. Partai ini lahir dari keprihatinan mereka terhadap kesejahteraan rakyat yang kian hari menurun. Sebagai siasat memenangkan hati masyarakat, Gerindra pun menjadikan sosok Prabowo Subianto jadi ikonnya.
Pembicaraan keduanya tak jauh dari politik yang mulai jauh dari nilai-nilai demokrasi. Sistem demokrasi sudah dibajak oleh orang-orang tak bertanggungjawab, kenang keduanya. Sebab, rakyat hanya dijadikan alat kekuasaan. Tak lebih.
Kondisi itu harus diakhiri dengan segera. Keduanya geram bukan main. Karenanya, untuk mewujudkan nilai-nilai demokrasi yang sesungguhnya, partai baru pun digagas. Hashim yang bertindak mencari nama. Kemudian Prabowo yang menggagas lambang kepala burung garuda.
Setelahnya, Gerindra berdiri pada 6 Februari 2008. Prabowo dipilih sebagai ikon. Keputusan itu dibuat agar perolehan suara Gerindra dapat bersaing dengan partai-partai besar lainnya.
“Kendaraan anyar Prabowo adalah Partai Gerakan Indonesia Raya alias Gerindra. Platformnya cocok dengan pandangan saya, yaitu ekonomi kerakyatan. Sekarang kita kok lebih kapitalis daripada negara kapitalis, katanya. Dengan Partai Gerindra, Prabowo merasa bisa lebih optimal memperjuangkan ekonomi-kerakyatan karena platformnya yang sangat dekat.”
“Namun bila menilik hubungan Prabowo dengan Gerindra, keduanya seperti bersifat simbiosis mutualistik.
Lihat saja Prabowo membutuhkan Gerindra sebagai kendaraan politik lantaran Partai Golkar tak mungkin mewadahinya. Sebaliknya Prabowo juga dibutuhkan oleh Partai Gerindra untuk ikon partai dan sebagai mesin penyedot suara,” tulis Femi Adi Soempono dalam buku Prabowo: Dari Cijantung Bergerak ke Istana (2009).(voi)
BACA JUGA:
Partai Gerindra Lahir 6 Februari 2008, Berawal dari Obrolan Fadli-Hashim Hingga Prabowo Menjadi Ikon
