Maju Pilkada Malaka, Kim Taolin Dan Eduardus Bere Atok Daftar Ke PSI
Diterbitkan Kamis, 16 Mei, 2024 by NKRIPOST

NKRIPOST NTT – Kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) yang akan dilaksanakan pada tanggal 27 November 2024 mendatang sudah mulai dimeriahkan dengan pendaftaran berbagai sosok calon yang akan maju menjadi calon kepala daerah ke Partai – Partai pendukung.
Tidak terkecuali Louise Lucky Taolin atau akrab disapa Kim Taolin bersama pasangannya Eduardus Bere Atok juga bergerak cepat menyambut momentum penting ini dengan persiapan yang serius dan matang dengan mendaftarkan diri ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Malaka untuk maju sebagai calon Bupati Malaka dan calon wakil Bupati Malaka.
Keseriusan Kim Taolin bersama pasangannya Eduardus Bere Atok menyatakan diri siap untuk maju pada Kontestasi Pilkada serentak Kabupaten Malaka 2024 mendatang tersebut dibuktikan dengan sebelumnya telah terlebih dahulu mendaftarkan diri ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Malaka, Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Malaka dan Partai Gerindra Kabupaten Malaka.
Kim Taolin yang saat ini masih menjabat sebagai Wakil Bupati Malaka ini resmi mendaftarkan diri untuk maju sebagai calon Bupati Malaka ke PSI Kabupaten Malaka ini diketahui berdasarkan Berita acara Penerimaan Calon Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Malaka Dalam Pilkada Serentak 2024 Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Malaka yang di terima media ini, Rabu (15/5/2024).
“Pada hari ini rabu, tanggal lima belas bulan mei tahun dua ribu dua puluh empat telah diselenggarakan Proses Pendaftaran bakal calon kepala daerah kabupaten Malaka dalam Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah serentak tahun 2024 atas nama Louise Lucky Taolin sebagai Calon Bupati dan diterima oleh Dewan Pimpinan Daerah Partai Solidaritas Indonesia Kabupaten Malaka” tulis berita acara tersebut yang ditandatangani Marianus Fatin sebagai Penerima, Rabu (15/5).
Selain itu Eduardus Bere Atok juga resmi mendaftarkan diri sebagai Calon Wakil Bupati Malaka ke PSI yang diketahui berdasarkan berita acara Berita acara Penerimaan Calon Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Malaka Dalam Pilkada Serentak 2024 Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Malaka yang di terima media ini, Rabu (15/5/2024).
“Pada hari ini rabu, tanggal lima belas bulan mei tahun dua ribu dua puluh empat telah diselenggarakan Proses Pendaftaran bakal calon kepala daerah kabupaten Malaka dalam Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah serentak tahun 2024 atas nama Eduardus Bere Atok S,Pi sebagai Calon Wakil Bupati dan diterima oleh Dewan Pimpinan Daerah Partai Solidaritas Indonesia Kabupaten Malaka” tulis berita acara tersebut yang ditandatangani Marianus Fatin sebagai Penerima
Sebagai informasi, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) NTT resmi membuka pendaftaran calon kepala daerah tingkat provinsi dan kabupaten/kota dilaksanakan secara serentak dan berlangsung selama kurang lebih empat bulan yakni dari tanggal 18 April hingga 31 Juli 2024.
BACA JUGA :
Kim Taolin Daftar di PAN, Maju Jadi Calon Bupati Malaka
Wakil Bupati Malaka Kim Taolin Temui Menteri Ketenagakerjaan Hasilkan Pembangunan BLK Komunitas
Kim Taolin: Pemimpin Dipilih Untuk Melayani Bukan Diistimewakan

Profil Kim Taolin : Pendiam dan Pemberani
im Taolin, punya nama lengkap Louise Lucky Taolin, S. Sos, Wakil Bupati Malaka saat ini. Sosok yang tidak banyak bicara. Bicara apa adanya. Suka mendengar, terkesan lamban menanggapi. Kadang cepat merespons dalam kata dan sikap penuh tata krama. Kim, memang sosok pendiam.
Kim, lahir pada 16 September 1983. Anak ke-2 almarhum Taolin Ludovikus, BA (mantan Wakil Bupati Belu), ayahnya dan Theresia Noy, ibundanya. Kim yang kecil, selalu disayangi orang tua dan keluarga. Boleh dibilang Kim dimanja, sehingga membuatnya betah dan tidak suka keluar rumah untuk bermain dengan teman-teman seumuran. Teman-temannya diajak bermain “mobil-mobilan” dalam suasana kebersamaan dan saling melayani.
Sekarang, Kim menjabat Wakil Bupati Malaka saat ini berumur 38 tahun. Karier politik yang dicapai saat ini tanpa ada yang bisa memprediksi. Kim jadi “orang besar” dalam suasana keluarga yang sederhana dan rendah hati. Karier yang dicapai dengan bermandi peluh dan linangan air mata ketika almarhum ayahnya pergi untuk selamanya dan hanya menitipkan pesan. “Ingat, Kim,” begitu suara-suara serak Bapak Ludo (akrab disapa) dalam rekaman suara yang diperdengarkan Oscar Taolin, saudara kandungnya, beberapa waktu lalu.
Itu pengalaman yang menyakitkan hati. Memang, rasa mendera kalbu ketika itu Kim memakaikan sendal kepada ayahnya sesaat sebelum diberangkatkan ke Jawa untuk berobat. Saat itu, Kim hanya diam dan terus diam, meski sangat mengharapkan kehadiran sang ayah untuk mendampinginya dalam tarung politik Pilkada Malaka, silam. Hanya diam dan tanpa mengetahui kehendak Tuhan, yang empunya kehidupan. Tidak disadari kebersamaan itu, kesempatan terakhir bagi Kim menunjukkan sikap cinta dan sayang orang tua. Ternyata, kepergiaan sang ayah itu, suatu perpisahan untuk selamanya.
Meski pendiam, Kim punya keberanian. Hobinya pacuan kuda dan suka bermain mobil off road di medan-medan menantang.
Pendiam dan pemberani, dua sikap yang mempertentangkan daya juang hidup untuk meraih cita-cita. Hidup dijalani dengan keberanian dalam sikap tenang dan kepercayaan diri yang kuat penuh harapan. Sosoknya yang pendiam dan penuh pengharapan tercetus dari lagu kesukaannya, Langit Masih Biru, karya Kicky Ab.
Begini penggalan syairnya, “Jangan buang air gula, kalau memang tak suka. “……jangan buang air mata…….karena masih ada aku di sini….”. Semirip cetusan hati dan citra kediriannya, Kim ingin menitipkan pesan bijak melalui sikap diam, tenang dan berani untuk tidak boleh menyerah kepada keadaan.
Penggalan syair lagu Langit masih biru sebenarnya mengejawantahkan nilai hidup bijak yang baik, hidup harus punya impian. Impian untuk melayani dengan ketenangan. Melayani, perihal tangan terbuka bukan tertutup. Ketika tangan kanan memberi, tangan kiri tidak boleh mengetahuinya. Ketenangan dalam melayani menempatkan hidup sebagai nilai yang ekuivalen dengan melayani. Itulah hidup yang melayani.***