Keistimewaan Dan Kemukjizatan Al-qur’an Sebagai Pedoman Hidup Ummat Islam
Diterbitkan Kamis, 17 Maret, 2022 by NKRIPOST

AL-QUR’AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP SEJATI UMMAT ISLAM
Al-Qur’an Al-Karim Pedoman Hidup Sejati
Al-Qur’an Al-Karim merupakan firman Allah SWT yang diturunkan melalui perantaraan Malaikat Jibril ke dalam qalbu Baginda Rasulullah SAW dengan menggunakan bahasa Arab yang fasih, ia dijadikan sebagai hujjah balighah dalam hal pengakuannya sebagai Rasul Allah SWT.
Tidak hanya itu, Al-Qur’an Al-Karim juga menjadi petunjuk jalan, tuntunan maupun pedoman hidup ummat Islam khususnya bagi mereka yang bertaqwa, dan juga seluruh ummat manusia yang berada di bumi ini pada umumnya. Kenapa ia dikatakan sebagai pedoman hidup? Perlu digaris bawahi disini…
Karena di dalamnya berisikan pokok-pokok ajaran hidup yang nilai-nilainya sangat universal dan dapat diterapkan sepanjang zaman baik di bidang hukum, moral, ekonomi, sosial dan politik, serta tidak sedikit pun terdapat keraguan bagi manusia yang konsisten mengimani dan berpegang teguh kepadanya.
Sebagaimana firman Allah SWT di dalam QS. al-Baqarah (2):
ذَلِكَ الْكِتَابُ لا رَیْبَ فِیھِ ھُدًى لِلْمُتَّقِینَArtinya: “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”. Sudah menjadi keharusan yang mutlak bagi ummat Islam untuk konsisten mengimani, membaca, mengkaji dan mengimplementasikan seluruh nilai-nilai ilahiah yang terkandung di dalam Al-Qur’an Al-Karim sesuai dengan kemampuan diri manusianya masing-masing. Dengan berpegang teguh kepada Al-Qur’an Al-Karim, ummat Islam dapat memperoleh tuntunan maupun arahan yang jelas dalam menjalani kehidupan sesuai dengan norma-norma yang telah ditentukan dalam agama dan tidak akan pernah tersesat ke dalam jurang kehancuran sehingga mereka akan senantiasa mendapatkan keridha’an Allah SWT dan keberkahan berupa ketenangan fisik – batin.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
تَرَكْتُ فِیْكُمْ أَمْرَیْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِھِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِھِ. (وراه مالك في
الموطأ)
Artinya: “Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya”.
Letak Keistimewaan Al-Qur’an Al-Karim Sebagai Pedoman Hidup Sejati Sebagai sebuah kitab (pedoman) yang tidak terdapat suatu keraguan di dalamnya, tentu Al-Qur’an Al-Karim memiliki beberapa keistimewaan yang patut diketahui oleh ummat Islam, antara lain:
Pertama, Lafadz dan maknanya datang dari Allah SWT. Al-Qur’an Al-Karim hadir ke persada bumi ini bersamaan dengan diangkatnya Muhammad SAW sebagai rasul guna memperkuat legalitas yang absolut atas kerasulan dan mukjizat bagi dirinya dihadapan para pengikutnya (ummat Islam) dan juga seluruh ummat manusia. Lafadz- lafadz yang termaktub di dalam mushaf beserta maknanya yang hakiki seluruhnya berasal dari Allah SWT, karenanya sungguh istimewa keindahan gaya bahasa (uslub-uslub) dan pokok-pokok pembahasan yang terdapat di dalamnya. Dengan begitu sangat mustahil jika lafadz-lafadznya yang indah tersebut merupakan produk manusia atau makhluk lainnya.
Firman Allah SWT dalam QS. an-Nisa (82):
أَفَلا یَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَیْرِ اللهَِّ لَوَجَدُوا فِیھِ اخْتِلافًا كَثِیرًا
Artinya: “Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya”.
Memang tidak dipungkiri kehadirannya (sebut: Al-Qur’an) sejak 14 abad yang lalu hingga saat ini menantang dan melemahkan manusia yang telah mendustai atau mengingkari ayat-ayat Al-Qur’an serta kerasulan Muhammad SAW.
Penting untuk diketahui terdapatnya sebuah tantangan dan pelemahan tersebut mengindikasikan bahwa sejatinya manusia itu lemah, dalam hal ini tidak akan pernah mampu untuk membuat lafadz-lafadz semisal Al-Qur’an Al-Karim walaupun hanya satu surah saja apalagi menandinginya.
Firman Allah SWT dalam QS. al-Baqarah (23):
وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَیْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِھِ وَادْعُوا شُھَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللهَِّ
إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِینَ
Artinya: “dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”. Kedua, Diturunkan dengan kebenarannya yang qath’i atau mutawatir.
Al-Qur’an Al-Karim yang saat ini berada diantara kedua tangan kita untuk dibaca, yang senantiasa dipahami dan dikaji dengan mendalam oleh para ilmuwan muslim serta diimplementasikan nilai-nilainya di dalam kehidupan sehari-hari sejatinya diturunkan Allah SWT ke dalam qalbu Muhammad SAW melalui perantara makhluk suci yang tercipta dari cahaya yaitu Malaikat Jibril.
Kenapa dikatakan kebenaran yang qath’i dan mutawatir?…
Penting dipahami disini bahwa proses penurunan Al-Qur’an Al-Karim yang merupakan wahyu ilahi langsung dari Allah SWT, kemudian diperintahkan Malaikat Jibril membawanya untuk disampaikan kepada Baginda Rasulullah SAW sebagai sebuah mukjizat dan juga pedoman hidup manusia, khususnya ummat Islam. Pendeknya, proses penurunan ini hanya melibatkan tiga pihak, pertama Allah SWT sebagai pemberi wahyu, kedua Malaikat Jibril sebagai pembawa wahyu dan ketiga Rasulullah SAW sebagai penerima wahyu. Karena penurunan dengan kebenarannya yang jelas, pasti dan akurat inilah maka dikatakan sebagai qath’i al-wurud yang menjadi bukti salah satu keistimewaan Al- Qur’an Al-Karim.
Terdapat bukti yang sangat kuat tentang diturunkannya Al-Qur’an Al-Karim dengan kebenaran yang qath’i ini sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-‘Alaq yang merupakan wahyu pertama turun yang dibawa oleh Malaikat Jibril dan langsung diterima Baginda Muhammad SAW.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (١ (خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (٢ (اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ (٣ (الَّذِي عَلَّمَ
إِلَى رَبِّكَ الرُّجْعَى (٨ (بِالْقَلَمِ (٤ (عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ یَعْلَمْ (٥ (كَلا إِنَّ الإنْسَانَ لَیَطْغَى (٦ (أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى (٧ (إِنَّ
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya, Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena Dia melihat dirinya serba cukup, Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu)”.
Tidak hanya dari proses penurunannya saja, bahkan pada sisi kesucian, kemurnian dan keaslian teksnya pun dijamin selama-lamanya langsung oleh Allah SWT dan para Malaikat-Nya yang senantiasa bertasbih, melakukan perintah-Nya dan tidak pernah berbuat maksiat kepada-Nya.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Hijr (9):
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَھُ لَحَافِظُونَ
Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”.
Letak Kemukjizatan Al-Qur’an Al-Karim Sebagai Pedoman Hidup Sejati Sebagai bentuk legalitas yang absolut atas kerasulan Muhammad SAW bagi seluruh ummat manusia, tentunya Al-Qur’an Al-Karim memiliki beberapa segi kemukjizatan.
Berikut ini beberapa segi kemukjizatan yang terdapat di dalam Al-Qur’an Al-Karim yang seharusnya diketahui oleh ummat Islam, antara lain:
Pertama, Keindahan gaya bahasa (uslub) Al-Qur’an Al-Karim, keluasan dan kedalaman maknanya, hukum dan pandangan-pandangannya.
Sebagaimana maklum, Al-Qur’an Al-Karim terdiri dari 6666 ayat yang diungkapkan dengan gaya bahasa yang bervariasi. Pokok pembahasan yang terdapat di dalamnya pun sangat beragam, dan pandangan-pandangannya pun meliputi permasalahan yang sangat banyak misalnya keadaan alam semesta, akhlak, hukum dan lainnya. Perlu dipahami bahwa dari serangkaian ayat-ayat Al-Qur’an Al-Karim yang bervariasi tersebut sama sekali di dalamnya tidak ditemukan adanya kontradiksi antara satu ayat dengan ayat lainnya, tidak ditemukan makna yang bertentangan dan tidak pula ditemukan adanya pertentangan antara gaya bahasa dengan lafadznya.
Namun keseluruhannya itu menunjukkan bentuk keselarasan yang bersatu padu. Dengan begitu, hal ini menjadi bukti otentik bahwa Al-Qur’an Al-Karim datangnya dari Allah
SWT, dan bukan produk manusia maupun makhluk lainnya.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. An-Nisa (82):
أَفَلا یَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَیْرِ اللهَِّ لَوَجَدُوا فِیھِ اخْتِلافًا كَثِیرًا
Artinya: “Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya”.
Kedua, Keselarasan ayat-ayat Al-Qur’an Al-Karim dengan teori-teori ilmiah yang diungkapkan di dalam ilmu pengetahuan (science). Jauh sebelum ilmu pengetahuan modern hadir dan berkembang pesat, Al-Qur’an Al-Karim sejak 14 abad lalu telah berbicara tegas tentang ilmu pengetahuan dan memberikan teori-teori ilmiah serta pandangan-pandangannya yang tajam seperti proses terciptanya alam semesta dan seluk beluk keindahan yang terdapat di dalamnya, proses terciptanya manusia, proses perkawinan tumbuh-tumbuhan dan lainnya. Selain itu, hukum-hukum yang terkandung di dalamnya sangat relevan untuk diterapkan sepanjang zaman “shalihatun fi kulli zaman wal makan” karena karakteristiknya dinamis dan flesibel sehingga mampu menembus dimensi ruang maupun waktu.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sejatinya tidak berlebihan jika dikatakan lahir dari sebuah sumber otentik yakni Al-Qur’an Al-Karim yang terjaga kemurnian dan keasliannya. Sebagai buktinya telah terdapat banyak sekali hasil penelitian modern yang dilakukan oleh peneliti muslim dan non muslim mengenai keselarasan ayat-ayat Al-Qur’an Al-Karim dengan teori-teori ilmiah yang salah satunya menjelaskan tentang proses terciptanya manusia sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Mu’minum (12 – 14). Hal ini tentunya menjadi bukti nyata yang tidak dapat terbantahkan bahwa Al-Qur’an Al-Karim merupakan mukjizat bagi Muhammad SAW yang telah dianugerah Allah SWT kepadanya.
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِینٍ (١٢ (ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِینٍ (١٣ (ثُمَّ خَلَقْنَا
النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا
آخَرَ فَتَبَارَكَ اللهَُّ أَحْسَنُ الْخَالِقِینَ (١٤(
Artinya: “dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah, kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim), kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik”.
Ketiga, Pemberitaan peristiwa-peristiwa ghaib (yang terdahulu dan akan datang), melainkan hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Sebagai pedoman hidup bagi ummat manusia, Al-Qur’an Al-Karim mampu memberitakan peristiwa-peristiwa masa lampau tentang kehidupan ummat manusia terdahulu yang baik peradabannya maupun yang dibinasakan karena kedurhakaannya kepada Allah SWT dengan tujuan agar manusia yang hidup setelahnya dapat mengambil ‘ibrah seperti kehidupan kaum ‘Ad dan Tsamud, bangsa Rum dan Persia.
Tidak hanya itu, Al-Qur’an Al-Karim juga memberikan berita tentang keindahan surga dan segala isinya, kehidupan para penghuninya yang kekal di dalamnya karena senantiasa melakukan amal shaleh sehingga memperoleh keridha’an-Nya, begitu pula tentang neraka dan kehidupan yang sangat menyedihkan bagi para penghuninya disebabkan kedurhakaan mereka kepada Allah SWT.
Oleh karena itu, penting dicatat bahwa inilah bentuk kemukjizatan Al-Qur’an Al-Karim dimana belum pernah ada satu kitab pun yang mampu menjelaskan peristiwa-peristiwa ghaib secara lugas selainnya.
Dengan begitu, maka menjadi bukti kuat bahwa Al-Qur’an datang dari Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Hud (49):
تِلْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الْغَیْبِ نُوحِیھَا إِلَیْكَ مَا كُنْتَ تَعْلَمُھَا أَنْتَ وَلا قَوْمُكَ مِنْ قَبْلِ ھَذَا فَاصْبِرْ إِنَّ
الْعَاقِبَةَ لِلْمُتَّقِینَ
Artinya: “Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; Sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa”.
Kempat, Lafadznya yang fashih, baligh bahasanya dan memiliki pengaruh kuat. Tidak ada satu lafadz pun yang terdapat di dalam Al-Qur’an Al-Karim yang tidak indah dan nyaman untuk didengarkan ataupun disusun secara tidak teratur. Seluruhnya terangkai dengan indah dan memiliki makna yang holistik sehingga setiap manusia dapat mendengarkan dan mengkajinya.
Gaya bahasa yang tertulis di dalam Al-Quran Al- Karim sangatlah fasih sehingga menduduki tingkat tertinggi dalam parama sastra yang tidak akan pernah tertandingi sepanjang zaman oleh para sastrawan.
Di samping itu, bahasa Al-Qur’an Al-Karim juga memiliki pengaruh yang sangat kuat bagi manusia sehingga mampu menyentuh hati nurani.
Hal ini terbukti dengan banyaknya para sahabat Rasulullah SAW yang memperoleh hidayah melalui pendengaran terhadap lantunan ayat-ayatnya kemudian tersetuh hati dan jiwanya sehingga menyatakan dengan tegas keimanannya kepada Allah SWT, Rasullah SAW dan Al-Qur’an Al-Karim, seperti Ummar bin Khattab RA. Sebagai muslim tentunya kita harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik terhadap Al-Qur’an Al-Karim, karena dengannya itu akan memantapkan hati kita untuk senantiasa berpegang teguh kepadanya.
Membacanya bernilai ibadah, mengkajinya bernilai ibadah dan mengimplemtasikan nilai-nilai yang terkadungnya juga merupakan ibadah yang tidak akan pernah sia-sia. Selain sebagai pedoman hidup bagi ummat manusia, Al-Qur’an Al-Karim juga kelak dapat menjadi syafa’at di hari akhir.
Wallahu A’lam Bishawab…(*)

3 thoughts on “Keistimewaan Dan Kemukjizatan Al-qur’an Sebagai Pedoman Hidup Ummat Islam”