Ketua DPC PDIP Majalengka Karna Sobahi Kaget, Ratusan Kader Kompak Mundur
Diterbitkan Rabu, 17 Januari, 2024 by NKRIPOST
NKRIPOST MAJALENGKA – Keputusan Politikus Maruarar Sirait hengkang dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berbuntut panjang, pasalnya pengunduran diri Maruarar Sirait diikuti ratusan kader sayap partai dan simpatisan PDIP di Kabupaten Majalengka yang berbondong-bondong mundur dari partainya. Senin (16/1/2024).
Pantauan di lokasi, mereka mendatangi sekretariat DPC PDIP Majalengka pada Selasa (16/1/2024) sekitar pukul 09.30 WIB. Massa yang mendatangi ‘kandang banteng’ itu terlihat menggunakan ikat kepala berwarna merah.
Ikat kepala itu disimbolkan sebagai bentuk penghormatan kepada PDIP. Tampak, satu per satu ikat kepala massa dilepas di depan kantor DPC PDIP Majalengka. Tak hanya itu, mereka juga menyerahkan sejumlah atribut ke PDIP.
Merespon hal tersebut, Ketua DPC PDIP Majalengka Karna Sobahi menilai aksi pengunduran diri massal itu membuat gaduh.
“Bang Ara pamit dari PDIP dengan baik-baik, penuh santun, dengan penuh mekanisme. Datang (juga) baik-baik ke DPP menyerahkan kartu anggota sebagai anggota PDI Perjuangan. Dan dia mohon pamit karena sudah dibesarkan oleh partai dia mengucapkan terimakasih kepada PDI Perjuangan,” kata Ketua DPC PDI Perjuangan Karna Sobahi dilansir detikJabar, Selasa (16/1/2024).
“Jadi sebetulnya tidak harus ada gaduh, atau aksi, dia kan baik-baik, beliau bukan dipecat, tetapi beliau pamit mengundurkan diri secara beretika, secara aturan,” ucap Karna menambahkan.
BACA JUGA:
Wacana Paslon Nomor 1 dan 3 Berpotensi Melebur, Fahri Hamzah: Gabung Saja Ke Prabowo-Gibran
Astaga!! Ratusan Kader PDIP di Majalengka Kompak Mundur: Ikut Arahan Jokowi-Maruarar Sirait
Karna mengaku kaget dengan adanya aksi mundur ratusan kader sayap partai dan simpatisan. Pasalnya ia mengaku tidak ada komunikasi apapun dengan ratusan orang yang menyatakan mundur itu.
“Makanya saya tadi kaget ada ramai-ramai ke DPC. Maksudnya saya juga kurang tahu, karena itu bukan anggota partai, itu sayap partai, TMP (Taruna Merah Putih),” ujar Karna.
Meski demikian, Karna menghormati keputusan mereka yang memilih tidak berada di barisan PDIP. Sebab, lanjut dia, urusan politik merupakan hak personal.