Cerita Soeharto Berhasil Yakinkan Soekarno, Hingga Akhirnya Jadi Presiden
NKRIPOST JAKARTA – Soeharto dikenal dalam sejarah Indonesia sebagai Presiden RI kedua menggantikan Soekarno.
Soeharto juga merupakan orang terlama yang menjabat sebagai Presiden selama kurang lebih 32 tahun.
Namun, sebelum menjadi Presiden, Soeharto berprofesi sebagai seorang tentara.
Sebagai tentara, dia ikut berjuang bersama para pejuang lainnya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, termasuk ketika Belanda berencana ingin kembali menjajah Indonesia.
Selain itu, berbagai palagan telah dilalui oleh Soeharto yang kemudian melejitkan kariernya, termasuk pada saat dia bersama dengan pasukannya melibas para pelaku pemberontakan G30S/PKI.
Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Pangkostrad dan berpangkat Mayor Jenderal, berhasil menumpas pemberontakan yang diinisiasi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) tersebut.
Bisa dikatakan, peran Soeharto dalam memadamkan pemberontakan tersebutlah yang kemudian berperan penting membawanya ke singgasana kursi kepresidenan menggantikan Soekarno.
Dikarenakan, pasca peristiwa G30S/PKI tersebut, posisi Soeharto dalam perpolitikan di Indonesia saat itu menjadi sangat kuat.
Saking kuatnya posisi Soeharto saat itu, Soekarno sendiri pun kemudian justru menjadi khawatir dengan keadaan tersebut.
Namun, Soekarno yang pada saat itu sudah tidak dapat berbuat banyak, seolah hanya bisa pasrah menerimanya.
BACA JUGA:
Ternyata Ini Sapaan Titiek Soeharto Ke Prabowo Subianto Didepan Publik: Cara Yang Tak Biasa!
Mengejutkan!! Ternyata Ini Alasannya Soekarno Tolak Perang Melawan Soeharto
Perbandingan Karir dan Kekayaan Anak Soekarno Vs Soeharto, Diluar Dugaan!
Salah satu kejadian yang menunjukkan kesan tersebut tertulis dalam buku ‘Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya’ yang dikutip pada 26 Januari 2024.
Dijelaskan dalam buku tersebut, pada suatu hari terjadi pertemuan antara Soekarno dengan para pejabat politik maupun militer termasuk Soeharto, yang dimana Soekarno memberitahukan kepada Soeharto bahwa dia sudah mengambil alih pimpinan Angkatan Darat.
Hal tersebut dikarenakan pimpinan Angkatan Darat sebelumnya, Letnan Jenderal Ahmad Yani terbunuh pada subuh 1 Oktober 1965 oleh para pemberontak G30S/PKI.
“Bapak Presiden, pada kesempatan ini saya juga ingin melaporkan bahwa atas inisiatif saya sendiri, saya telah mengambil komando dan mengambil alih sementara pimpinan Angkatan Darat,” jawab Soeharto.
“Inisiatif ini saya ambil karena biasa, apabila Letnan Jenderal Ahmad Yani berhalangan, selalu saya yang ditunjuk mewakili beliau,” ucap Soeharto.
“Selain daripada itu, untuk mengisi kekosongan Pimpinan Angkatan Darat, dan untuk memberi ketenangan kepada masyarakat dan para Panglima Kodam di wilayahnya masing-masing, inisiatif saya itu sudah saya umumkan lewat RRI,” ujar Soeharto.
“Saat ini, karena Bapak Presiden telah mengangkat Mayor Jenderal Pranoto sebagai pelaksana harian, dan supaya jangan menimbulkan dualisme pimpinan dalam Angkatan Darat, saya serahkan tanggungjawab keamanan ini dan ketertiban umum pada pejabat baru,” lanjut Soeharto.
Mendengar pernyataan Soeharto tersebut, Bung Karno kemudian merespon begini.
“Jangan, bukan maksud saya begitu. Harto tetap bertanggungjawab mengenai keamanan dan ketertiban,” tutur Soekarno.
“Lantas, dasar saya apa? Dengan tertulis Bapak telah mengangkat Mayor Jenderal Pranoto dan harus ditaati,” tanya Soeharto kepada sang Presiden.
“Orang bisa mengira, saya ini tidak tahu diri, ambisius dan tidak patuh. Kan repot, Pak,” ujar Soeharto mengenai kekhawatirannya.
BACA JUGA:
Titiek Soeharto Digadang-gadang Calon Ibu Negara, Ternyata Lebih Tajir Dibanding Prabowo Subianto
Hercules Tegas Dukung Prabowo: Anggota GRIB Dukung Calon Lain Langsung Pecat
Tommy Soeharto Diam Tak Ada Kabar, Bergerak Bikin Gempar! Intip Kekayaan Pangeran Cendana
Bung Karno lalu balik bertanya kepada Soeharto.
“Lantas, bagaimana caranya?” tanyanya.
“Satu-satunya cara, ialah dengan pidato radio kepada rakyat bahwa saya diberi tugas bertanggungjawab mengenai pemulihan keamanan dan ketertiban oleh Bapak Presiden,” jawab Soeharto.
Mendengar hal tersebut, Soekarno pada akhirnya setuju dan langsung menyuruh ajudannya dengan perintah.
“Mayor Jenderal Soeharto bertanggungjawab mengenai pemulihan keamanan dan ketertiban di samping Mayor Jenderal Pranoto sebagai pelaksana harian. Siarkan itu nanti, segera, melalui RRI,” tuturnya.
Hal ini membuktikan bahwa posisi Soeharto pada saat itu sudah menguat dan bahkan Soekarno sampai harus berhati-hati dengan segala tindakannya.
Hingga pada akhirnya, sejarah pun mencatat bahwa Soeharto kemudian berhasil menggantikan Soekarno sebagai Presiden.
Soeharto berhasil menjadi Presiden selama kurang lebih 32 tahun, lebih lama dari pendahulunya tersebut, sebelum akhirnya dipaksa mengundurkan diri dari jabatannya tersebut akibat krisis moneter yang berujung kepada kerusuhan besar yang juga mengakibatkan krisis politik pada tahun 1998 silam.***(hops)