Merupakan Kekayaan Budaya, UMKM Minyak Karo Harus Di Lestarikan
NKRI Post, Sumut – Minyak Karo adalah obat tradisional mujarab yang harus terus dilestarikan dan dikembangkan di pasaran. Hal itu disampaikan Calon Wali Kota Medan, Akhyar Nasution saat menyambangi pusat pembuatan Minyak Karo Laucih di Jalan Jamin Ginting Km 13,1, Kelurahan Laucih, Kecamatan Medan Tuntungan, Rabu (2/12).
“Ini adalah sebuah kekayaan budaya, minyak karo yang luar biasa dan sudah tersebar di seluruh Indonesia. Ini adalah kekayaan kebudayaan kita yang harus kita jaga dan harus kita majukan. Saya Akhyar Nasution mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar yang terus membudayakan kekayaan budaya kita,” ucapnya.
Pemilik usaha minyak Karo Laucih, Cinur Nuansa Kaban, menyampaikan usahanya ini sudah memasuki generasi keempat. Kini dia sudah memiliki 13 distibutor dan 425 reseller yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Saat ini kita sedang melakukan pengurusan perizinan seperti MUI untuk sertifikasi halal dan BBPOM. Ini sedang berjalan, seandianya kita mau ekspor, itu bisa dengan mudah,” ujar Kaban
Kaban menuturkan minyak karo mulai dikemas secara modern sekitar tahun 1999.
“Kesulitan sih sebenarnya enggak, cuma jadi tantangan ya, karena kesulitannya sebenarnya bukan di situ di faktor-faktor perizinannya, memang dari sisi kami nya. Kalau untuk BPOM kan memang beberapa syarat yang pertama itu kan memang ada seperti higiene sanitasi, bagaimana alur polusi produksi itu keluar, bagaimana prosesnya itu sampai tidak terkontaminasi terus tetap higienis, bagaimana proses pencucian SOP setelah penggunaan alat-alat, itu memang infrastruktur juga mempengaruhi, misalnya kita harus membuat sanitasi membuat cerobong, membuat exhaust.”
“Nah itu kan membutuhkan infrastruktur, membutuhkan biaya memang, sampai saat ini kami sudah mengikuti CPOTB (cara pembuatan obat tradisional yang baik dan benar), namun memang infrastruktur kami harus memperbaiki beberapa hal lagi,” jawabnya.
Kepada Akhyar, Cinur Kaban berharap Pemko Medan dapat memfasilitasi para pelaku UMKM khususnya obat-obat tradisional.
“Kalau harapan dengan Pak Akhyar, ya kalau Pak Akhyar kembali menjadi walikota, kita berharap sih sebenarnya perizinan difasilitasi ya. Bagaimana proses birokrasi difasilitasi, mungkin didampingi malah lebih bagus. Jadi kita tahu ya, di mana sih, kekurangannya, terus kita perbaiki,” harapnya.
Tak hanya itu, Cinur juga mengatakan budaya lokal Sumatera Utara luar biasa banyak, termasuk herbal. Ini budaya-budaya lokal yang harus dikembangkan.
“Bukankah kita tahun 1800 dijajah juga karena rempah-rempah kita. Jadi ini adalah best local power kita, tapi kenapa nggak kita kembangkan, kenapa nggak kita tingkatkan. Justru dengan cara meningkatkan itulah kita bisa kembali jaya. Jadi kalau seandainya kita bisa jadi tuan rumah di tempat kita sendiri, itu mungkin luar biasa. Jadi secara ekonomi kita meningkat, kekuatan lokal kita meningkat, kekuatan nusantara kita meningkat, karena nusantara yang kekuatannya semuanya kan awalnya ya rempah-rempah,” sebutnya.
Oleh karena itu, Cinur Kaban kembali berharap Akhyar-Salman dapat mengakomodasi bagaimana pelaku UMKM yang bergerak di bidang herbal bisa meningkat secara pendapatan, bahkan melakukan ekspor.
“Karena kan juga itu menambah income untuk daerah Kota Medan. Dengan cara seperti itu, maka perekonomian Medan secara khusus juga meningkat. Dengan meningkatnya itu, maka orang-orang yang ada di Kota Medan secara pendidikannya juga bisa up secara ekonomi, bisa up secara kemampuan. Artinya, hidupnya itu bisa meningkat. Kalau misalnya banyak yang hidup, maka UMKM menyerap tenaga kerja, maka pengangguran berkurang, petani juga dapat peningkatan,” tukasnya. (LP)