DPR Buka Suara Soal Puluhan Siswa SD di Sukoharjo Keracunan MBG: Jangan Digeneralisir Jadi Sebuah Kegagalan
Diterbitkan Minggu, 19 Januari, 2025 by NKRIPOST
NKRIPOST JAKARTA – Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal merespons soal insiden puluhan siswa keracunan usai menyantap makan bergizi gratis (MBG) pada salah satu SD di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Menurut Cucun peristiwa ini hanya salah satu kasus yang tidak bisa menjadi patokan bahwa program unggulan Presiden Prabowo Subianto terebut gagal.
Kasus keracunan ini, menurutnya, patut dijadikan dasar evaluasi makan gratis yang dijalankan Badan Gizi Nasional (BGN).
“Kemarin misalkan terjadi (keracunan) itu apakah karena basi atau karena apa jangan digeneralisir ini menjadi sebuah kegagalan. bahkan ini pelajaran bagus untuk BGN sendiri bagaimana memperkuat dan memperketat alat kontrolnya,” kata Cucun kepada wartawan, Minggu, 19 Januari.
Sehingga, Cucun memandang, program MBG perlu melibatkan instansi pemerintah lainnya agar pelaksanaannya bisa berjalan lebih mulus, seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta pendampingan pemerintah daerah yang lebih intensif.
“Alangkah baiknya libatkan BPOM sebagai institusi negara. Ya, kalau memang BPOM misalkan SDM-nya sedikit, daerah itu kan ada dinas kesehatan, di daerah juga ada ahli gizi yang memahami bagaimana bisa tester ini makanan layak, atau segala macam,” urai Cucun.
BACA JUGA:
Presiden Panggil Kepala BGN Dadan Hindayana Soal Makan Bergizi Gratis, Bahas Ini
Sebanyak 40 anak-anak SDN Dukuh 03 Sukoharjo mual dan muntah-muntah setelah menyantap menu makan bergizi, Kamis, 16 Januari. Menu yang diduga bermasalah saat itu ialah ayam goreng yang diyakini kurang matang.
Tak lama setelah kejadian itu, menu-menu yang diedarkan langsung ditarik, dan anak-anak tersebut mendapatkan menu baru berupa telur.
Pada Jumat, 17 Januari, Prabowo memanggil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana ke Istana buntut insiden ini.
Dadan menerangkan insiden di Sukoharjo itu murni kesalahan teknis, dan tidak ada kesengajaan. Dia menyebut tak lama setelah ada anak-anak yang menunjukkan gejala mual dan muntah-muntah, petugas SPPG setempat langsung menarik makanan yang mereka edarkan. Jumlahnya ada 2.400 porsi yang ditarik.
“Segera ditarik, digantikan dengan telur. Kemudian, anak yang 40 orang langsung ditangani oleh petugas puskesmas dan sudah sembuh, dan hari ini mereka sudah sekolah lagi, dan diberikan pelayanan makan, dan didampingi oleh petugas puskesmas, makan di sekolah dan normal. Jadi tidak ada masalah,” jelas Dadan Hindayana.***(voi)