Bahaya Neoliberalisme
Diterbitkan Senin, 10 April, 2023 by NKRIPOST
NKRI POST – Neoliberalisme itu suatu keadaan global kapitalistik ekonomi yang bersifat eksploitasi yang tumbuh dalam suasana Kapitalisme ketika modal menginginkan lebih dalam akumulasinya untuk maju jauh lebih kedepan agar kenikmatan dalam akumulasi nilai lebih dalam alam bawah sadar manusia dengan memberi segala bentuk kehedonan.
Dengan segala kenikmatan tersebut apakah kita tidak boleh menikmati semua bentuk material yang dihasilkan oleh kapitalisme ?
Manusia memang diberikan suatu kondisi ketergantungan hidup yang memang maju mati kemudian mundurpun adalah mati, dalam pepatah di ibaratkan manusia dalam suatu kondisi ketika lapar lalu diberikan buah simalakama. memang hidup manusia perlu beriringan dengan segala bentuk kemewahan teknologi yang mempermudah segala macam aktivitas, namun bukan berarti harus dengan segala macam eksploitasi, penindasan, pendiskriminasian kapitalisme dalam suasana kapitalisme yang menggeser manusia pada situasi ketergantungan penuh oleh Liberalisme baru tersebut. Namun apakah ada kapitalisme dengan kondisi ekonomi Liberalisme baru yang tanpa eksploitasi, penindasan ? Bila itu terjadi maka saya pastikan itu bukanlah kapitalisme dengan sistem ekonomi barunya yang liberal melainkan itu adalah sosialisme.
Neoliberalisme adalah suatu kondisi sistem ekonomi yang dimana dengan memberikan kebebasan penuh terhadap pasar yang dimana menekan peran pemerintah agar tidak terlalu terlibat disana. Ternyata Neoliberalisme ini berangkat dari teori Ekonomi liberal Klasik Adam Smit, serta Rikardo dengan asumsi asumsi dasar Individualisme, kebebasan, equaliti, serta peran pemerintah yang minimalis.
Mari kita lihat apa yang dimaksud dari asumsi asumsi dasar Liberal klasik tersebut.
1. Individualisme.
yang dimaksud liberal dengan manusia adalah liberal menganggap bahwa manusia sebagai Individu yang pada hakekatnya adalah makhluk yang damai dan mau bekerja sama, kompetetif dan Rasional.
2. Kebebasan.
Setiao individu haruslah diberikan kebebasan untuk mencapai yang di inginkanya dalam mekanisme pasar.
3. Peran Negara terbatas dan tidak boleh mencampuri mekanisme pasar.
4. Equlity.
setiap individu setara, kemampuan, dan kemauan yang berbeda-beda. Oleh karna itu setiap individu dapat diberikan kesempatan untuk mewujudkanya.
Artinya Neoliberalisme tidaklah terlalu buruk bila kita berangkat dari prinsip kemanusiaan, namun tidaklah pada ekonomi, bila itu terjadi maka dampaknya adalah semakin lebarnya kemiskinan sebab yang miskin makinlah miskin, tentu yang kaya makin kaya. Hal tersebut disebabkan oleh tidak ada tekanan intervensi dari pemerintah, karena konsep manusia untuk bernegara adalah demi mencapai suatu kesejahteraan bersama.
Nah Indonesia kini malah pemerintahan Jokowi dan Ma’aruf malam membawa Negara ini mengarah kesana tanpa mempertimbangkan Pancasila yang anti penindasan, eksploitasi dengan beberapa Undang-Undang nya yang tidak masuk akal dan menguntungkan segelintir orang dalam parlemen serta memberikan peluang besar kepada Kapitalisme dunia untuk mengeksploitasi sumber daya alam, upah murah terhadap buruh, dengan berbagai cara bila mempersulit Investasi Modal Asing Maka itu pelanggaran.
Berangkat dari asumsi-asumsi dasar diatas, maka Mari kita lihat bahanya Neoliberalisme di setiap Sektor.
1. Apakah cerdas harus mahal ?
menurut Marx pendidikan itu gratis, kebebasan pendidikan harus dinikmati dalam kondisi yg ditentukan oleh hukum dan dibawah kendali penuh Negara.
Tan Malaka Tujuan pendidikan adalah untuk memperhalus rasa mempetajam pikiran.
bahkan Sukarno, dan Ki Hajar pun demikian.
Dalam pembukaan UUD 1945 alinea 4 menerangkan demikian bahwa kewajiban pemerintah adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun semenjak pendidikan diberalkan pada masa pemerintahan Orde Baru di bawah kekuasaan Suharto, kemudian di perparah lagi pada masa Jokowi-maruf semakin menggadaikan pendidikan pada investasi swasta yang kian membodohkan kaum muda dalam dunia pendidikan. Jelas berbeda karena Tujuan modal Investasi swasta demi keuntungan bukan mencerdaskan, pada akhirnya output dari pendidikan adalah bagaimana menjadi buruh yang baik, atau mungkin menciptakan lapangan kerja tapi tidak bermodal, pada akhirnya kembali menjadi buruh yang baik dan patuh pada investasi modal kapitalisme yang kian melebar eksploitasi dan penindasan yang tak terhindarkan.
2. Pada Sektor Buruh.
Contoh kongkrit bahaya neuliberalisme kini adalah bagaimana RUU Ciptakerja dipaksakan untuk menjadi UU sekalipun poin-poin dengan beberapa kontroversi yang dianggap tidak berpihak pada masyarakat kecil, terutama kaum buruh. Dampak nya kepada buruh adalah
Tidak hanya menjadi buruh patuh karena tekanan ketergantungan dalam hubungan produksi sosial dalam industri dengan modal akan tetapi terjadi eksploitasi, dan oendiskriminasian hak hak buruh demi ambisinya nilai lebih modal.
3. Pada sektor Petani
Selama periode kekuasaan Akhir akhir ini Marak terjadi Penguasaan Serta perampasan lahan petani Dimana-mana bahkan hal tersebut Terjadi secara terang-terangan serta secara paksa. Hal tersebut semakin memberikan nilai tersendiri dari kalangan intellektual bahwa pemerintah kini semakin menunjukan wataknya sebagai sekutu modal yang ramai-ramai mengeliminasi hak hak konstitusi masyarakat dalam negara yang berdaulat.
Neuliberalisme memang sangat mengerikan itu apabila kekuasaan berpihak pada Investasi Modal Entah itu adalah modal asing ataupun modal nasional swasta yang mengatur kekuatan dalam penguasaan parlemen.
Dari ulasan di atas dapat kita lihat bahwa persoalan humanisme, neuliberalisme sangat menjunjung tinggi nilai nilai kemanusiaan, namun tidak pada ekonomi, karena dapat memberikan dampak tersendiri yaitu yang kaya makin kaya, dan yang miskin makin miskin, karena minimnya peran pemerintah dalam mendominasi mekanisme pasar. Pada akhirnya yang terjadi adalah segala macam kehidupan suprastruktur hanya dilakukan secara bebas kepada masyarakat untuk kepentingan diri sendiri.
Bila keadaan kini segenting itu, lalu apakah ada cara untuk menghentikanya ?
Lenin berkata tidak ada revolusi yang Turun dengan sendirinya Dari Langit.
Sukarno juga demikian bhwa tidak ada kemenangan yang dengan sendirinya turun dari langit.
Marx menyampaikan agar mereka yang tertindas bersatulah dalam satu internasionalisme komuni untuk melakukan perlawanan.
serta leninpun demikian, bersatulah kaum tertindas dalam satu organisasi partai yang dimaksud partai komunis untuk melakukan perlawanan.
Sampai pada Mao Tze Tung yang menghabiskan waktunya dalam lembah perang, mereka berpikir demikian.
Artinya bahwa benar tidak ada sesuatu hal yang dilakukan dari mereka yang di tindas dalam suatu keadaan Neoliberalisme selain melakukan Perlawanan terhadap kelompok bourjuasi yang mementingkan kepentingan sendiri karena penindasan terjadi disebabkan kehidupan suprastruktur yang menggunakan segala macam aturan untuk memuluskan eksploitasi kepada mayoritas tertindas.(*)
BACA JUGA:
Paradigma Konstruktivisme Dalam Putusan Pengadilan Yang Berkeadilan Pancasila
© Penulis : Riky Asa