Rocky Gerung Kerap Soroti Soal Perempuan Hingga Politik, Ternyata Tak Punya Ijazah Sarjana
Diterbitkan Kamis, 14 Desember, 2023 by NKRIPOST
NKRIPOST JAKARTA – Rocky Gerung merupakan salah satu filsuf, komentar politik, dan akademikus ternama di Indonesia.
Pandangan-pandangan Rocky Gerung tentang berbagai hal kerap menjadi sorotan publik, mulai dari soal politik hingga perempuan.
Namun, terungkap bahwa ternyata Rocky Gerung tak mempunyai ijazah sarjana. Hal ini terkuak ketika diwawancari oleh Alvin Adam di program Alvin and Friends.
Bukan karena tidak lulus kuliah S1, tapi pria kelahiran 20 Januari 1959 itu mempunyai pemikiran sendiri mengenai ijazah.
“Orang selalu menganggap kalau sekolah itu mesti punya ijazah,” tutur Rocky Gerung di awal, dikutip dari YouTube Trijaya FM pada Kamis, 14 Desember 2023.
Menurutnya, syarat ijazah itu ditentukan oleh negara sebagai bukti sudah menyelesaikan sekolah dan bisa melamar kerja.
“Oh itu ditentukan oleh negara mesti punya ijazah karena you mau kerja gitu kan,” sambungnya.
Kendati demikian jika kita berniat untuk membuka lapangan kerja, menurutnya ijazah itu tak lagi penting.
Malah kita yang meminta ijazah para pelamar karena ingin mempekerjakan orang.
“Tapi kalau you sekolah dan ingin buka pekerjaan, ngapain you punya ijazah, orang lain yang lu tagihin ijazah,” katanya lagi.
“Itu reasonnya kenapa akhirnya gak ambil ijazah ya?” timpal Alvin.
Dari sini, terungkap bahwa ternyata Rocky tak pernah wisuda, meski sudah menyelesaikan skripsinya.
BACA JUGA:
TerkaitĀ Pemeriksaaan Pernyataan Rocky Gerung bajingan Tolol Belum Rampung Lanjut BesokĀ
Maka dari itu, ia pun tak memiliki ijazah S1 karena tak melakukan wisuda. “Iya, saya gak pernah wisuda,” bebernya.
Menurutnya, ijazah itu adalah tanda orang pernah sekolah, tapi belum tentu orang yang mempunyai ijazah benar-benar ‘berpikir’.
“Karena saya anggap ijazah itu tanda orang pernah sekolah, bukan tanda orang pernah berpikir,” ungkapnya sambil tertawa hingga mengundang lainnya tertawa.
Diketahui, Rocky Gerung merupakan lulusan dari Jurusan Filsafat, Universitas Indonesia.