Peran Pemuda Dalam Perjuangan Agama Bangsa dan Negara
Diterbitkan Selasa, 17 Januari, 2023 by NKRIPOST
NKRIPOST, JAKARTA – Bila kita kembali kepada Sejarah Islam, Pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam Perjuangan Islam. Kata ‘pemuda’ dalam Al-Qur’an disebutkan sebagai sosok yang memiliki mental tangguh berani melawan kebatilan, seperti Ashabul Kahfi yang dikisahkan menolak ajakan Rajan Dikyanus untuk menyembah berhala.
Kisah 7 pemuda yang bersembunyi di dalam gua selama 309 tahun ini disebutkan dalam Al-Qur’an dengan kata ‘fityah’ (para pemuda), sebagai berikut:
نَّحۡنُ نَقُصُّ عَلَيۡكَ نَبَأَهُم بِٱلۡحَقِّۚ إِنَّهُمۡ فِتۡيَةٌ ءَامَنُواْ بِرَبِّهِمۡ وَزِدۡنَٰهُمۡ هُدٗى
Artinya, “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (QS. Al-Kahfi [18]: 13)
Berangkat dari ayat ini, Imam Ibnu Kastir dalam tafsirnya menegaskan bahwa pemuda selalu menjadi garda depan dalam memperjuangkan kebenaran dan melawan kebatilan.
Terbukti, selain tujuh pemuda Ashabul Kahfi, para sahabat pada masa perjuangan dakwah Rasulullah juga didominasi oleh para pemuda. Sebaliknya, para penentang ajaran Nabi Muhammad justru didominasi kalangan tua suku Quraisy. (Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’anil ‘Adzim, [2000], juz IX, halaman 109).
Selain menyinggung kisah Ashabul Kahfi sebagai pemuda tangguh, ayat Al-Qur’an juga banyak mengisahkan sosok-sosok pemuda lain yang memperjuangkan kebenaran pada masanya seperti Nabi Isa, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan nabi-nabi lainnya.
Dalam ayat lain, Allah swt juga menyinggung masa muda sebagai fase kondisi fisik yang kuat, berbeda dengan fase pertumbuhan sebelumnya yaitu masa kanak-kanak atau masa setelahnya yaitu masa tua. Dalam Al-Qur’an dijelaskan:
ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن ضَعۡفٖ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعۡدِ ضَعۡفٖ قُوَّةٗ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعۡدِ قُوَّةٖ ضَعۡفٗا وَشَيۡبَةٗۚ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُۚ وَهُوَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡقَدِيرُ
Artinya, “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Ar-Rum [30]: 54)
Hanya kemudian, karena emosi usia muda belum stabil maka usia ini sangat rentan terhadap perilaku kemaksiatan.
Hal ini menjadi tantangan bagi kaum muda agar bisa mengendalikan hawa nafsu sehingga bisa selau menjaga ketakwaan kepada Allah SWT.
Dalam satu hadits diriwayatkan dari Abu Huraira r.a, Rasulullah SAW bersabda :
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال، قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ، فِي ظِلِّهِ، يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ، اْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ، اجْتَمَعَا عَلَيْهِ، وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ، وَجَمَالٍ، فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ فأَخْفَاها، حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا، فَفَاضَتْ عَيْنَاه
Artinya, “Ada tujuh golongan yang akan
mendapat naungan Allah SWT pada hari tidak ada naungan kecuali milik-Nya (hari kiamat), yaitu; Imam yang adil, pemuda yang hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah, seorang yang hatinya terikat dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak wanita yang kaya dan cantik untuk berzina, maka laki-laki itu berkata, ‘Aku takut kepada Allah, orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang dilakukan tangan kanannya, seorang yang berdzikir kepada Allah sendirian sehingga matanya meneteskan air mata.” (HR Al-Bukhari 1423 dan Muslim 1031 ).
BACA JUGA:
Keistimewaan Dan Kemukjizatan Al-qur’an Sebagai Pedoman Hidup Ummat Islam
Sedangkan dalam kisah Perjuangan Berbangsa, Pemuda juga memiliki peran yang juga penting dalam Negara.
Seperti kisah sejarah Panglima Sudirman, beliau menjadi Panglima termuda yang saat itu masih berusia 29thn, beliau telah berhasil memperjuangkan bangsa dan turut serta Bergerilya untuk mengusir para penjajah dan menjaga pertahan wilayah indonesia.
Selain itu, banyak juga para Tokoh Pemuda yang juga Pejuang bangsa, diantaranya Sukarno, Mohammad Hatta, Cut Nyak Dien, Tuanku Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin, Ki Hajar Dewantara, R.A. Kartini, dan lainnya merupakan sosok-sosok pemuda yang gigih memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Oleh karenanya, Harapan ada pada Generasi muda yang merupakan penerus perjuangan generasi terdahulu untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Generasi pemuda menjadi harapan dalam setiap kemajuan di dalam suatu bangsa dengan ide-ide ataupun gagasan yang berilmu, wawasan yang luas serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.(*)
Oleh Roys Qaribilla S.Ud, M.Pd, MH