Sholat Idul Adha Di Pasir Muncang, “Antara Pengabdian dan Pembiaran”
Diterbitkan Sabtu, 9 Juli, 2022 by NKRIPOST
NKRI POST, BANYUMAS – Allah hu Akbar Allah hu Akbar Allah hu Akbar kumandang takbir warga masyarakat kelurahan Pasir Muncang yang telah merayakan idul Adha pada hari Sabtu 9 Juli 2022 .
Untuk tahun ini dilaksanakan di lapangan kelurahan pasir Muncang kecamatan Purwokerto Barat. Tampak Jamaah kaum muslimin dan muslimat sangat khusu dan hikmat yang melaksanakan sholat idul adha dan dilanjutkan mendengarkan khutbah.
“Khutbahnya sangat bagus dan harus bisa dicontoh dalam kehidupan.” kata M Karim seorang mualaf dari Ternate yang lagi bersilaturahmi di Pasir Muncang.
FATHUL MUNJI dalam Khutbahnya menjelaskan dengan bahasa Banyumasan yang disimak para jamaah dengan khusu tertib dan tenang.
Mengapa suaminya meninggalkan dia dan Ismail anaknya yang masih kecil di padang Pasir yang tak bertuan ?
Seperti jamaknya dia hanya bisa menduga bahwa ini akibat kecemburuan Sarah, istri pertama suaminya yang belum juga bisa memberinya putra.
Hajar mengejar nabi Ibrahim AS, suaminya, dan berteriak :
“Mengapa engkau tega meninggalkan kami disini, bagaimana kami bisa bertahan hidup..?
Ibrahim AS terus melangkah meninggalkan keduanya, tanpa menoleh, tanpa memperlihatkan air matanya yang meleleh.
Remuk redam perasaannya terjepit antara pengabdian dan pembiaran.
Hajar masih terus mengejar sambil terus menggendong Ismail, kali ini dia setengah menjerit, dan jeritannya menembus langit.
Wahai suamiku, ayahanda Ismail, Apakah ini Perintah Tuhanmu ?
Kali ini nabi Ibrahim AS, Sang Khalilulloh, berhenti melangkah.
Dunia seolah berhenti berputar.
Malaikat yang menyaksikan peristiwa itu pun turut terdiam menanti jawaban nabi Ibrahim AS.
Butir pasir seolah terpaku kaku. Angin seolah berhenti mendesah.
Pertanyaan atau lebih tepatnya gugatan Hajar membuat semuanya terkesiap. Nabi
Ibrahim AS membalik tegas, dan berkata :
Iya, ini perintah Tuhanku !
Hajar berhenti mengejar, dan dia terdiam.
Lantas meluncurlah kata-kata dari bibirnya, yang mengagetkan semua Malaikat, serta menggusarkan butir pasir dan angin;
Jikalau ini perintah Tuhanmu, pergilah wahai suamiku. Tinggalkan kami di sini. Jangan khawatir, Allah akan menjaga kami.
Nabi Ibrahim AS pun beranjak pergi.
Dilema itu punah sudah.
Ini sebuah Pengabdian, atas nama Perintah Allah, bukan pembiaran.
Itulah IKHLAS…
IKHLAS adalah wujud sebuah Keyakinan Mutlak, pada Sang Maha Mutlak.
Ikhlas adalah Kepasrahan, bukan mengalah apalagi menyerah kalah.
Ikhlas itu adalah _ketika engkau sanggup utk berlari, mampu utk melawan dan kuat utk mengejar,_ namun.. engkau memilih utk patuh dan tunduk
Ikhlas adalah sebuah kekuatan utk menundukkan diri sendiri, dan semua yang engkau cintai.
Ikhlas adalah memilih jalan-Nya, bukan karena engkau terpojok tak punya jalan lain.
Ikhlas bukan lari dari kenyataan. Ikhlas bukan karena terpaksa. Ikhlas bukan merasionalisasi tindakan, bukan mengkalkulasi hasil akhir.
Ikhlas tak pernah berhitung,tak pernah pula menepuk dada.
Ikhlas itu Tangga menuju-Nya.
Mendengar Perintah-Nya, Mentaati-Nya.
IKHLAS adalah IKHLAS itu sendiri. Murni tanpa embel-embel kepamrihan apapun. Suci bersih 100 persen, hanya karenaNya dan mengikuti KehendakNya, tidak yang lain..!!!
Setelah ditinggal suaminya Ibrahim , Hajar mengendong putranya Ismail . Sambil lapar dan haus Hajar terduduk dan kaki Ismail mengepak ngelak ke pasir dan keluarlah air , yang kita sebut air zamzam, di situ Sitti Hajar dan Ismail hidup selama belasan tahun. Setelah lsmail remaja datanglah Ibrahim dengan perintah Allah untuk menyembelih Ismail. Ismail dan Ibrahim ikhlas dan patuh kepada Allah maka ketika sudah dibaring …… ternyata Allah SWT mengganti Ismail dengan domba.
Setiap kita adalah ‘IBRAHIM’ dan setiap Ibrahim punya ‘ISMAIL’…..
Ismailmu mungkin HARTAMU’
Ismailmu mungkin JABATANMU’,
Ismailmu mungkin GELARMU’,
Ismailmu mungkin EGOMU’,
Ismailmu adalah sesuatu yang kau SAYANGI dan kau ‘PERTAHANKAN’
Di dunia ini….
Ibrahim tidak diperintah Allah untuk membunuh Ismail, Ibrahim hanya diminta Allah untuk membunuh rasa ‘KEPEMILIKAN’ terhadap Ismail.
Karena hakekatnya semua adalah milik Allah…
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menganugrahkan KESHALIHAN Nabi Ibrahim dan KEIKHLASAN Nabi Ismail kepada kita semua, agar kita bisa mengaplikasikan dalam kehidupan kita…,
Jangan rendahkan dan hinakan orang lain dengan harta, jabatan dan gelarmu… Karena dengan cara itu pada hakekatnya hanyalah akan merendahkan diri dan keluargamu sendiri
Karena di hadapan Allah hanya ketaqwaan kita yang diterimaNya.._
Semoga kita termasuk kedalam orang yang bertaqwa dan di rahmati ALLAH. Dalam penutupan doanya .yang di
Amiini oleh para jamaah yang diperkirakan 709 jamah kata pengurus takmiir masjid AL FALAH .
NKRI POST JATENG ( H SABAR)