NKRIPOST

NKRIPOST – VOX POPULI PRO PATRIA

Catatan 17 Tahun Gerindra: Gerindra yang Akbar – Gerindra yang Akrab

Listen to this article

Diterbitkan Jumat, 7 Februari, 2025 by NKRIPOST

17 tahun Partai Gerindra : Berjuang Tiada Akhir

Catatan 17 Tahun Gerindra: Gerindra yang Akbar – Gerindra yang Akrab
(Catatan 17 Tahun Gerindra)
Penulis: Isidorus Lilijawa
Kader Gerindra 2008 – 2025

Tanggal 6 Pebruari 2025 hari ini, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) merayakan ulang tahun ke-17. Ini menjadi momentum sweet seventeen Gerindra dalam derap perjalanan membumi di tanah air tercinta Indonesia. 6 Pebruari 2008 silam, nama Partai Gerindra terpatri dalam lembaran sejarah bangsa. Lahir dalam kesederhanaan dan komitmen yang luar biasa pada pendiri partai. Terus berkembang dan mekar hingga usianya kini. Suatu perjalanan yang cukup panjang, penuh kisah jatuh bangun, gagal sukses, duka suka, air mata pun tawa. Semuanya terekam dalam memoria kolektif para pengurus, kader, dan pejuang politik Gerindra dari awal hingga kekinian.

Ulang tahun sebagai bagian dari waktu khronos (perputaran waktu biasa), itu hal biasa. Setiap tahun pasti berulang tahun. Setiap tahun tentu ada perayaan ulang tahun. Namun, ulang tahun dalam pergerakan waktu khairos, waktu yang menyelamatkan, butuh pendalaman untuk mendapatkan makna. 17 tahun Gerindra adalah juga tentang yang khairos itu. Menyelami kedalaman masa lalu untuk menemukan pesan bagi hari ini dan perjalanan ke depan.

Akbar dan Akrab

Partai Gerindra saat ini adalah partai yang akbar, partai yang besar. Perjuangan 17 tahun itu memang tidak sia-sia. Berawal dari sesuatu yang kecil, yang dipandang remeh, dan tak dianggap di awal, kini menjadi partai papan atas. Pemilu 2024 menempatkan Gerindra sebagai partai terbesar ketiga di republik ini. Lebih spektakuler lagi, Ketua Umum Partai Gerindra Bapak Prabowo Subianto mendapatkan amanah rakyat menjadi Presiden Republik Indonesia.

Keakbaran Gerindra terwujud dalam berbagai kemenangan saat Pileg maupun Pilkada di tahun 2024. Kata orang-orang, tahun 2024 adalah momentum puncak Gerindra dengan meraih banyak kemenangan dalam kontestasi politik. Dalam konteks NTT, aroma kemenangan Gerindra itu sangat terasa. Kehilangan 2 kursi di DPR RI dalam Pemilu 2019, berhasil dikembalikan 1 kursi dalam Pileg 2024. Di level DPRD Provinsi, Gerindra kembali menoreh sukses dengan mendulang 9 kursi dan menempatkan kadernya sebagai wakil ketua DPRD NTT. demikian juga kemenangan Pileg di kabupaten/kota. Dalam konteks Pilkada, Gerindra adalah partai yang paling banyak meraih kemenangan yakni di 13 kabupaten, dengan 9 kabupaten/kota diantaranya adalah kader-kader Gerindra.

Mengapa saat ini Gerindra menjadi akbar? Jawabannya cuma satu, karena akrab. Yah, Gerindra mentransformasi dirinya menjadi partai besar karena mendapatkan dukungan rakyat. Gerindra jadi akbar karena Gerindra akrab bersama rakyat, dekat dan peduli pada persoalan rakyat. Pak Prabowo sejak awal selalu berpesan kepada kader-kader Gerindra agar selalu dekat dengan rakyat. Jangan berjarak dengan rakyat. Karena rakyatlah yang akan menentukan besar kecilnya partai, menang gagalnya partai. Tanpa dukungan rakyat, tak ada artinya suatu partai.

Karena Gerindra saat ini sudah di level akbar, maka Gerindra harus lebih mengakrabi rakyat. Ada yang katakan, Gerindra saat ini di atas angin. Saya selalu menjawab seperti ini. Gerindra tidak sedang di atas angin karena itu berbahaya. Bisa masuk angin dan angin-anginan. Gerindra sekalipun akbar harus tetap down to the earth, injak bumi dan membumi.

Pak Prabowo pernah berkisah, di saat-saat terakhir mendiang ayahnya (Prof. Soemitro), ia diberi pesan ini. “Prabowo, selalu berpihak kepada rakyatmu. Kau tidak akan pernah salah.” Inilah yang menginspirasi seorang Prabowo untuk selalu dekat dan akrab dengan rakyat. Ia mendirikan Partai Gerindra sebagai alat perjuangan untuk membela dan memperjuangkan kepentingan rakyat. Prabowo pernah kalah berkali-kali dalam pertarungan politik. Tetapi ia tidak akan pernah salah, karena ia dekat dengan rakyat. Pemilu Presiden 2024 lalu adalah pembuktian bahwa yang dekat dengan rakyat, pada saatnya tidak akan salah, dan tidak kalah lagi.

Karena Gerindra sudah akbar, maka tugas moral dan politik seluruh kader Gerindra adalah membuat rakyat tersenyum. Suatu waktu, Pak Prabowo mendapatkan petuah dari Cak Noer (mantan Gubernur Jawa Timur). “Mas Bowo, tugas pemimpin itu yen wong cilik iso gemuyu (membuat rakyat kecil bisa tersenyum)”. Cak Noer menjadi gubernur yang disukai rakyat Jawa Timur. Ia adalah gubernur legendaris.

Tugas pemimpin itu kelihatan sederhana ‘yen wong cilik iso gemuyu’, tetapi tidak mudah diwujudkan. Prabowo belajar dari petuah bijaksana Cak Noer ini untuk menghidupkan dan membesarkan Gerindra. Berulang-ulang kali Pak Prabowo berpesan kepada kader-kader Gerindra yang menjadi pemimpin dalam berbagai level agar jangan sekali-kali membuat rakyat menangis. Tugas pemimpin jelas, membuat rakyat tersenyum, membikin rakyat tertawa, menjadikan rakyat bahagia. Karena itu, pemimpinlah yang harus menangis bila melihat rakyat susah, pemimpinlah yang mesti bersedih jika mendengar kisah rakyat menderita. Tangisan dan kesedihan pemimpin menjadi daya dorong untuk bekerja sungguh-sungguh, berikhtiar lebih kuat, berjuang lebih keras agar rakyat bisa tersenyum lagi.

Di setiap acara partai, Pak Prabowo selalu memberikan pesan ini kepada seluruh kader Gerindra. “Jika kalian tidak bisa membantu 1.000 orang, minimal bantulah 100 orang. Bila kalian tidak bisa membantu 100 orang, cukuplah membantu 10 orang. Kalau 10 orang tidak bisa kalian bantu, berusahalah untuk membantu 1 orang saja. Tetapi kalau 1 orang saja kalian tidak bisa bantu, maka janganlah menyusahkan orang lain.” Ini pesan penting, karena dengan tidak menyusahkan orang lain, mungkin kita bisa membuatnya tersenyum.

Untuk menjadi akbar, Gerindra memilih jalan menjadi akrab dengan rakyat. Namun, keakraban itu tidak mesti mengorbankan rasionalitas. Pak Prabowo mendapat petuah yang luar biasa dari Pak Ben Mboi (mantan gubernur NTT). “Prabowo, love your people, use your common sense. Prabowo, cintai rakyatmu dan gunakan akal sehatmu). Tugas pemimpin dan kewajiban moral pemimpin itu mencintai rakyatnya. Tetapi dengan satu prasyarat, gunakan akal sehat. Mencintai rakyat tidak harus melalui hal-hal yang bertentangan dengan regulasi dan kebijakan umum. Mencintai rakyat harus tetap dalam koridor aturan. Anda tidak bisa menjadi pemimpin yang korup hanya karena alasan mencintai rakyat. Itu nonsense. Maka benar mendiang Pak Ben Mboi, love your people, use your common sense.

Pejuang Politik

Gerindra yang akbar saat ini telah menjadi satu magnet tersendiri bagi pejuang politik maupun petualang politik. Di masa-masa awal, di saat-saat sulit dan tahun-tahun krisis, Gerindra dihajar habis-habisan, dikuliti sedalam-dalamnya, dibully segencar-gencarnya. Ketika Gerindra menjadi besar, menjadi pemenang, pihak-pihak yang membenci, membully, memfitnah itu bersatu padu dalam antrean untuk menjadi anggota, pengurus maupun kader dengan sejuta puja-puji, riuh-rendah tepukan tangan dan narasi puja-puji tiada henti. Yang macam ini bukan hal baru di dunia politik.

Untuk menjadi semakin besar, Gerindra tetap membuka diri bagi siapa saja yang mau berjalan bersama termasuk mereka yang telah ‘bertobat’ dan mau berjalan bersama ke jalan-jalan yang benar. Pak Prabowo selalu katakan ini. “Seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak”. Ini berarti membangun persahabatan, menjadi sahabat bagi semua orang jauh lebih luhur daripada menjadi musuh, menjadi duri dalam daging bagi orang lain. Kita hanya bisa membangun bangsa dan daerah dalam persahabatan, dalam persaudaraan, dalam kebersamaan, dalam saling respek.

Partai Gerindra adalah partai yang bersahabat, partai yang menjunjung tinggi persahabatan. Mungkin saja dalam pertarungan politik di Pileg dan Pilpres terjadi gesekan dan gosokan antar partai. Bahkan Gerindra dituduh macam-macam. Kita tidak bisa menjawab semua itu dengan membenci dan memusuhi pihak-pihak yang menyebarkan issu-issu tidak benar ini. Tidak harus membalas dendam. Kita tunjukkan bahwa partai kita tidak seperti yang dituduhkan macam-macam itu. Kita tunjukkan dalam kesantunan, dalam kinerja yang profesional, dalam pelayanan yang dipenuhi semangat kasih, dalam pengabdian yang tulus. Hanya dalam semangat kasih dan rela berkorban, issu-issu miring itu akan minggir dengan sendirinya.

Bagi Gerindra, setiap kader tidak cukup menyebut dirinya sebagai politisi atau politikus. Para kader Gerindra adalah pejuang politik dan pendekar politik. Ini yang selalu ditekankan dan disampaikan Pak Prabowo kepada seluruh kader Gerindra. Sebagai pendekar politik, jatuh itu biasa. Kalah dan dikalahkah dalam pertarungan itu biasa. Tetapi jiwa ksatria harus terus menyala agar setiap jatuh bisa bangkit lagi, setiap kalah bisa berjuang lagi. Sebagai pejuang politik, politik bukanlah akhir dari perjuangan tetapi politik adalah jalan perjuangan. Setiap pejuang politik memperjuangkan bonum commune dan prinsipnya jelas, pro bono publico.

Semangat perjuangan politik dan kependekaran politik seorang Pak Prabowo dapat menjadi contoh bagi kader-kader Gerindra dalam jalan perjuangan untuk dan demi rakyat. “Saya jatuh berkali-kali. Setiap kali saya jatuh, kalian mengangkat saya. Saya jatuh lagi, kalian mengangkat saya lagi. Saya berterima kasih untuk kesetiaan kalian semua.” Dari pengalaman kejatuhan itu, Prabowo bangkit, berbenah, berjuang lagi hingga akhirnya meraih kemenangan. Dalam partai, tidak cukup kalau hanya mau menikmati kemenangan tanpa pernah berlelah-lelah merasakan kesulitan dan jalan terjal menuju kemenangan itu. Kader Gerindra perlu bertransformasi menjadi pejuang politik bahkan hingga level pendekar politik. Pak Prabowo adalah mentor politik kita dalam hal patriotisme, konsistensi perjuangan, kesetiaan bersama rakyat. Buahnya, Gerindra menjadi akbar dan akrab di hati rakyat Indonesia.

Selamat ulang tahun Partai Gerindra, rumah perjuangan kami. Semakin akbar dan semakin akrab dalam perjuangan bersama rakyat. Ada yang datang, ada yang pergi. Ada yang melihatnya hari ini, ada pula yang merasakannya beberapa tahun terakhir ketika Gerindra sudah di level atas. Tetapi masih panjang barisan awal yang merangkak bersama sejak 17 tahun silam. Yang tetap setiap dalam duka dan suka, dalam malang dan untung bersama Gerindra. Belajar menengok sejarah dan memahaminya kadang terasa menyakitkan untuk kaum petualang politik. Yang pasti, kami masih di sini untuk terus menyejarah bersama Gerindra hingga akhir. Ad multos annos. Deo gratias!! ***

BACA JUGA:

Partai Gerindra Hingga Aktivis Dukung Presiden Prabowo Reshuffle Kabinet Merah Putih

Korps Pasgibra Nusantara Dukung Raden Margono Djojohadikusumo Diusulkan Sebagai Pahlawan Nasional

Partai Gerindra Lahir 6 Februari 2008, Berawal dari Obrolan Fadli-Hashim Hingga Prabowo Menjadi Ikon

VIDEO REKOMENDASI:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

REDAKSI: JL. MINANGKABAU TIMUR NO. 19 A, KEL. PS. MANGGIS, KEC. SETIABUDI KOTA JAKARTA SELATAN - WA: 0856 9118 1460  
EMAIL: [email protected]
NKRIPOSTCO ©Copyright 2024 | All Right Reserved