Kapusbimdik H. Susari: Kemenag Siapkan Beasiswa Untuk 40 Orang Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Khonghucu
Diterbitkan Minggu, 21 Januari, 2024 by NKRIPOST
NKRIPOST JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) RI melalui Pusat Bimbingan dan Pendidikan Khonghucu menggelar Seminar Moderasi Beragama Lintas Agama dengan tema ‘Menebar Kebajikan Bagi Sesama’ di Bio Jok Tek Tjeng Sin, Jl. Toapekong no.6 RT 002/011, Grogol Selatan, Kebayoran lama, Jakarta Selatan, Sabtu (20/1/2024).
Hadir pada seminar tersebut tampak Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI H. Syaiful Rahmat Dasuki didampingi Kepala Pusat Bimbingan dan Pendidikan (Kapusbimdik) Khonghucu Susari M.A, ketua MATAKIN Kemenag RI Budi Tanuwibowo. Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakan Kemenag) Jakarta Selatan M. Yunus Hasim, Tokoh Pemuda Jakarta Selatan H. Muhammad Ishak yang merupakan putra Kyai Muhyidin Ishak bersama Ketua Yayasan Kelenteng Bio Hok Tek Tjeng Sin dan Para Pengurus Kelenteng se Jakarta Selatan.
Kapusbimdik Khonghucu, H. Susari M.A dalam sambutannya mengungkapkan moderasi beragama adalah salah satu program prioritas kementerian agama karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang heterogen, bangsa yang majemuk maka perlu kita memperkuat sikap toleransi, saling menghargai, saling menghormati sehingga tercipta keharmonisan didalam kehidupan masyarakat.
“Ini merupakan satu momentum yang sangat baik untuk kita mendapatkan pencerahan dari narasumber dan juga nanti dari pak Wamenag untuk bagaimana kita bersikap sebagai umat beragama, sebagai warga negara yang yang hidup ditengah kemajemukan Bangsa Indonesia.” Ujar H. Susari.
“Pusat Bimbingan dan Pendidikan Khonghucu sesungguhnya didalam melakukan kegiatan penguatan moderasi beragama ini bukan kali yang pertama, tapi kita juga memberikan penguatan moderasi beragama bagi ormas keagamaan Khonghucu di beberapa daerah terutama daerah yang disitu ada pembimas Khonghucu, disitu merupakan kombimas yang cukup besar umat Khonghucu yang ada di Indonesia yaitu Jawa Barat, Kalimantan Barat dan Bangka Belitung.” Lanjut Kapusbimdik Khonghucu.
Seminar Moderasi Beragama Lintas Agama, Kata H. Susari, mudah-mudahan nanti akan bisa memberikan kontribusi yang positif untuk menciptakan kerukunan hidup beragama di Indonesia.
“Di sisi lain kita juga memberikan penguatan moderasi beragama bagi seluruh sekolah Minggu. Bagi pendidik dan tenaga pendidikan, bagi penyuluh dan guru agama Khonghucu.ini juga beberapa kali kami lakukan, kita intervensi, kita edukasi, kita memberikan pencerahan tentang pentingnya moderasi beragama bagi kita semua.” Jelasnya.
Kapusbimdik Khonghucu lebih lanjut menyampaikan tugas kunci untuk memberikan layanan pendidikan dan keagamaan bagi umat Khonghucu di Kementerian Agama. Menurutnya yang sangat urgen ada dua program legasi yang akan dorong bisa terwujud tahun 2024 yaitu:
Pertama: adalah Lembaga Dana Kebajikan Khonghucu jadi ini seperti BAZNAS nya kalau di Islam kalau di Khonghucu Lembaga Dana Kebajikan Khonghucu yang sudah diterbitkan SK dari Kementerian Agama dan sudah berdiri berkantor pusat di Taman Mini (TMII) dan mudah-mudahan ini bisa memberikan kontribusi yang positif didalam meningkatkan layanan kepada umat terutama di bidang pendidikan dan penyiaran agama Khonghucu.”
Kedua: Insyaallah kita akan mendorong berdirinya Sekolah Tinggi Agama Khonghucu Negeri lebih karena Khonghucu yang belum punya sekolah tinggi negeri dan tahun ini akan di dorong untuk berdiri diupayakan ini pada akhir Januari atau paling lambat awal Februari dan mulai pendirian secara fisik sehingga kita juga menyiapkan dokumen -dokumen pendukung masalah legalitas, izin operasional sehingga kami berharap nanti pada bulan Agustus ini sudah bisa operasional.” Urainya.
“Bapak ibu yang mungkin dari umat Khonghucu memiliki anak, cucu, ponakan, adek, handai taulan lainnya yang ingin melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Agama Khonghucu ini bisa nanti berkoordinasi dengan kita bimbingan dan pendidikan Khonghucu. Untuk tahun ini kita menyediakan beasiswa untuk 40 orang.” Ucapnya melanjutkan.
“Mudah-mudahan bisa dimanfaatkan dengan baik oleh umat Khonghucu karena sampai sekarang belum ada guru agama Khonghuc yang kualifikasinya sesuai dengan standar yang dipersyaratkan yaitu S1 pendidikan agama Khonghucu. Sehingga dengan kuliah di sekolah tinggi Khonghucu Negeri kita berharap ini bisa memberikan kontribusi di dalam pemenuhan guru-guru agama Khonghucu yang berkualifikasi sesuai standar kompetensi.” Urainya.
Kapusbimdik Khonghucu, H. Susari M.A mengatakan Pusat Bimbingan dan Pendidikan Khonghucu saat ini memiliki 178 penyuluh agama Khonghucu honorer tapi belum sampai kuliah ijazahnya sesuai dengan kualifikasi pendidikan sebagai penyuluh.
“Nah inipun kita akan intervensi supaya nanti dengan sekolah tinggi negeri kita bisa mendorong pemenuhan penyuluh agama Khonghucu sesuai dengan standar kompetensi yang dipersyaratkan pemerintah sehingga layanan Kementerian Agama lebih baik dan ini tentu akan berkontribusi terhadap kemajuan bangsa kita Indonesia.” Tuturnya.
“Mudah-mudahan dengan kelapangan hati untuk bisa menerima kami dari Pusbindik Khonghucu untuk menyelenggarakan kegiatan ini menjadi kontribusi yang positif untuk membangun Indonesia kedepannya.” Ujar Kapusbimdik Khonghucu, H. Susari M.A.
BACA JUGA:
H. Muhammad Ishak Ungkap Pentingnya Pendampingan Hukum Bagi Kaum Minoritas
Sementara itu, ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) Kemenag RI Budi Tanuwibowo dalam pemaparannya menyoroti toleransi antar umat beragama di kota Tegal, Jawa Tengah.
“Saya lahir di kota Tegal 64 tahun yang lalu, kira-kira tahun 70an ingatan saya sangat melekat setiap kali acara capgomeh selalu diadakan acara gotong toapekong, yang menarik acara kirab atau gotong toapekong ini didepannya dipikul oleh umat Khonghucu maupun masyarakat Tionghoa yang lain tapi juga oleh umat- umat islam terutama nelayan-nelayan yang yang tinggal di Tegal. Mereka tidak saja aktif rame-rame menggotong tapi bahkan menjadi donatur utama, kenapa ? Karena mereka percaya para nelayan itu setiap kali toapekong diarak keluar klenteng dibawa ke pantai indah Tegal, langsung tangkapan ikannya melonjak drastis.” Ujar Ketua Matakin.
“Mereka begitu guyub, seluruh agama, seluruh masyarakat, seluruh suku bisa mengaraknya dengan merasa bahwa itu miliknya sendiri dan saya yakin pada dasarnya masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat adaptif yang mampu menerima segala kebaikan dari manapun datangnya.” Lanjutnya.