NKRIPOST

NKRIPOST – VOX POPULI PRO PATRIA

PPP Dukung Margono Djojohadikusumo Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Syaiful Dasuki: Sangat Layak

Listen to this article

Diterbitkan Sabtu, 15 Februari, 2025 by NKRIPOST

Ketua DPW PPP DKI Jakarta yang juga Mantan Wamenag RI, Syaiful Rahmat Dasuki menandatangani peluncuran buku yang berjudul “NAPAK TILAS PERJUANGAN R.M. MARGONO DJOJOHADIKUSUMO DALAM MELETAKAN FONDASI PEREKOΝΟΜΙΑΝ INDONESIA PASCA KEMERDEKAAN”. (Ist)

NKRIPOST JAKARTA – Yayasan Merah Putih Peduli sukses menggelar Seminar Nasional Dalam Rangka Usulan R.M. MARGONO DJOJOHADIKUSUMO Sebagai Pahlawan Nasional Bidang Ekonomi bertempat di Auditorium Universitas Pertahanan (UNHAN) RI, Kompleks IPSC-Sentul pada Hari Sabtu, 15 Februari 2025.

Kegiatan yang baru pertama kali dilaksanakan ini digelar dalam dua bentuk antara lain adalah Seminar Nasional dengan tema: “MΕΜΑΚΝΑΙ ΝΑΡΑK TILAS PERJUANGAN DAN DEDIKASI R.M. MARGONO DJOJOHADIKUSUMO” dan peluncuran buku yang berjudul “NAPAK TILAS PERJUANGAN R.M. MARGONO DJOJOHADIKUSUMO DALAM MELETAKAN FONDASI PEREKOΝΟΜΙΑΝ INDONESIA PASCA KEMERDEKAAN”.

Kegiatan tersebut dihadiri langsung Wamenag RI Periode 2023-2024 Syaiful Rahmad Dasuki, Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (UNHAN RI) Letnan Jendral TNI (Purn) Jonni Mahroza, S.I.P., M.A., M.Sc., P.hD, atas nama Mensos dihadiri Sekjen Kemensos Dr. Robben Rico., A.Md. LLAJ., SH., ST., MSi.l, Guru Besar FIB Universitas Indonesia Prof. Yon Machmudi, Ph.D.

Selain itu hadir juga melalui Zoom PJ. Bupati Banyumas Iwanuddin Iskandar, hadir langsung Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, Pembina Yayasan Merah Putih Peduli, Asaldin Gea, Ketua Yayasan Merah Putih Peduli Hartono, AMP, Ketua Umum Korps Pasgibra Nusantara (Kopinus) Adv. Antonius Ananias Aty Boy, Waketum Kopinus Alim Bara, Tokoh masyarakat Hendry Yatna serta para Dosen dan mahasiswa/I Universitas Pertahanan.

Pada kegiatan seminar nasional ini, Mantan Wamenag RI yang juga menjabat sebagai Ketua DPW PPP DKI Jakarta di berikan kepercayaan untuk memimpin doa pembukaan seminar nasional “MΕΜΑΚΝΑΙ ΝΑΡΑK TILAS PERJUANGAN DAN DEDIKASI R.M. MARGONO DJOJOHADIKUSUMO”.

Selain itu juga Syaiful Rahmat Dasuki turut menandatangani peluncuran buku yang berjudul “NAPAK TILAS PERJUANGAN R.M. MARGONO DJOJOHADIKUSUMO DALAM MELETAKAN FONDASI PEREKOΝΟΜΙΑΝ INDONESIA PASCA KEMERDEKAAN”.

“Kita sangat mendukung Margono Djojohadikusumo dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.” Tutur Syaiful Rahmat Daisuki, Sabtu (15/2).

Menurutnya sejumlah prestasi mendiang Margono Djojohadikusumo sejak jaman kemerdekaan sangat layak menjadi pertimbangan untuk di anugerahkan gelar Pahlawan Nasional.

“Sepak terjang mendiang Margono Djojohadikusumo semasa hidupnya sebagai Pendiri Bank BNI, Ketua Dewan Pertimbangan Agung Sementara, hingga inisiator awal adanya Hak angket dalam sejarah ketatanegaraan republik Indonesia untuk digunakan pertama kali oleh DPR sekitar tahun 1950-an dan sejumlah prestasi lainnya menjadikannya sangat layak untuk menjadi Pahlawan Nasional.” Pungkas Pria yang akrab di sapa Jipul.

BACA JUGA:

Raden Mas Margono Djojohadikusumo, Kakek Presiden Prabowo Subianto Disebut Layak Dapat Gelar Pahlawan Nasional

Korps Pasgibra Nusantara Dukung Raden Margono Djojohadikusumo Diusulkan Sebagai Pahlawan Nasional

Biografi Margono Djojohadikusumo, Kakeknya Prabowo Subianto Sang Pendiri Bank BNI

Raden Mas Margono Djojohadikusumo.

Diketahui, RM. Margono merupakan tokoh politik dan pejuang yang sifat dan perjuangannya layak diteladani oleh generasi muda penerus bangsa. Begitu banyak hasil perjuangan yang beliau rintis semasa hidupnya salah satunya yang bisa kita nikmati hingga sekarang adalah kemudahan pelayanan di bidang perbankan dari Bank BNI.

Tentunya perjuangan RM. Margono tidak hanya sampai di situ, namun lebih banyak dari itu. Lantas bagaimana sepak terjang Margono Djojohadikusumo lainnya selama hidupnya hingga menutup mata? Untuk lebih jelasnya simak informasi lebih jelas dalam biografi RM. Margono berikut.

Informasi pribadi Margono Djojohadikusumo

Margono Djojohadikusumo merupakan cucu buyut Panglima Banyakwide atau Raden Tumenggung Banyakwide yang menjadi anak dari asisten Wedana Banyumas serta pengikut dari Pangeran Diponegoro yang setia.

Pendiri dari salah satu bank terbesar di Nusantara yakni Bank Negara Indonesia (BNI) ini pernah bersekolah di ELS (Europeesche Legere School) Banyumas. ELS Banyumas tersebut merupakan Sekolah Dasar di Banyumas yang berada pada jaman kolonial Belanda dari 1900 hingga 1907.

Pendiri Bank BNI

Margono Djojohadikusumo terlahir tanggal 16 Mei 1894 di kota Banyumas, Jawa Tengah, Negara Hindia Belanda. Kemudian beliau meninggal dunia pada usia 84 tahun pada tanggal 25 Juli 1978 di Jakarta, Indonesia. Bapak Margono Djojohadikusumo yang beragama islam tersebut memiliki istri seorang bernama Siti Katoemi Wirodihardjo.

Margono Djojohadikusumo  adalah orangtua dari  Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo yakni sang Begawan Ekonomi Indonesia, serta ayahanda dari 2 orang remaja yang meninggal ketika pecahnya Pertempuran Lengkong di Serpong pada tahun 1946 yakni: Taruna Soejono Djojohadikusumo (16 tahun) dan Kapten Anumerta Soebianto Djojohadikusumo (21 tahun).

Kejadian gugurnya kedua putra RM. Margono pada usia remaja tersebut merupakan kesedihan terbesarnya. Kemudian kedua nama anaknya yang meninggal tersebut dikenang melalui nama sang cucunya yakni mantan Pangkostrad dan Danjen Kopassus serta politikus Prabowo Subianto dan Hashim Sujono yang berprofesi sebagai seorang pengusaha.

Saat Soemitro tidak lagi sejalan dengan Bung Karno dalam hal PRRI maka sang ayah ternyata ikut sependapat dengan sang anak. Lalu mereka sekeluarga pindah ke Kuala Lumpur dan menetap di sana selama beberapa tahun.  Meski begitu pada bukunya berjudul Kenangan Tiga Zaman yang aslinya berjudul Herinneringen uit Drie Tijdperken, Bung Karno ternyata tetap digambarkan sebagai sosok Pahlawan.

Margono Djodjohadikusumo
Sepak terjang Margono Djojohadikusumo semasa hidupnya

 Semasa hidupnya, Margono Djojohadikusumo cukup berdedikasi dan menjadi tokoh yang cukup berpengaruh di masanya. Hal ini terbukti dari berbagai perannya dalam berbagai organisasi bahkan mendirikan sebuah bank yang saat ini cukup terkenal serta pesat perkembangannya. Adapun sepak terjang Margono Djojohadikusumo selama hidupnya antara lain:

Hak angket

Hak angket dalam sejarah ketatanegaraan republik Indonesia, digunakan pertama kali oleh DPR sekitar tahun 1950-an. Hal ini bermula dari usul resolusi dari RM. Margono Djojohadikusumo supaya DPR atas upaya memperoleh devisa serta cara menggunakan devisa untuk mengadakan Hak Angket.
Kemudian dibentuklah panitia angket dengan anggota sebanyak 13 orang dimana Margono ditunjuk sebagai ketua. Panitia angket ini berperan dalam menyelidiki untung serta rugi dalam mempertahankan devisen-regime sesuai Undang-Undang Pengawasan Devisen pada 1940 berikut perubahan-perubahannya.

Ketua Dewan Pertimbangan Agung Sementara

Satu hari usai Bung Karno dan Bung Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden dilantik, kemudian dibentuklah DPS atau Dewan Pertimbangan Agung Sementara dan Kabinet Presidentil. Kemudian Margono Djojohadikusumo ditunjuk untuk menjadi Ketua DPAS pertama.
Beliau menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung Sementara ke-1 dengan masa jabatan dari tanggal 25 September 1945 hingga 6 November 1945. Kemudian setelah lengser, beliau digantikan oleh Raden Aria Adipati Wiranatakoesoema V.

Direktur Utama Bank BNI

Selaku Ketua DPAS, kemudian Margono Djojohadikusumo mengusulkan untuk membentuk sebuah Bank Sirkulasi atau Bank Sentral sebagaimana yang termaktub dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Kemudian Soekarno dan Hatta menyampaikan mandat untuk Margono supaya menggagas sekaligus melaksanakan persiapan dalam membentuk Bank Sirkulasi (Bank Sentral) Indonesia yakni di bulan September tepatnya pada tanggal 16 tahun 1945.

Sidang Dewan Menteri RI pada tahun 1945 tepatnya tanggal 19 September menetapkan untuk dibentuknya bank Negara yang berperan sebagai Bank Sentral atau Sirkulasi. Akhirnya terbitlah Perpu No. 2 tahun 1946 pada tanggal 15 Juli 1946 yakni terkait didirikannya BNI serta Margono Djojohadikusumo ditunjuk sebagai Dirut Bank BNI (Bank Negara Indonesia).
Selama beliau menjabat sebagai Direktur Utama Bank BNI, status hukum dari Bank BNI naik menjadi Persero yakni pada tahun 1970.

Bibliografi dari Margono Djojohadikusumo

    Tidak hanya piawai dalam sepak terjang di dunia politik, Margono Djojohadikusumo juga menelurkan karyanya pada buku-buku hasil tulisannya. Buku-buku hasil karya bapak Margono tersebut antara lain:

1.    Sriwibawa, Sugiarta (1994), “100 tahun Margono Djojohadikusumo”, Jakarta: Pustaka Aksara
2.    Djojohadikusumo, Margono (1969). “Reminiscenses from three historical periods a family tradition put in writing”, Jakarta: Indira
3.    Djojohadikusumo, Margono (1975), “Catatan-catatan dari lembaran kertas yang kumal DR. E.F.E Douwes Dekker (DR. Danudirja Setiabudi), seorang yang tak gentar menjunjung tinggi suatu cita-cita hidup kemerdekaan politik Indonesia”, Jakarta: Bulan Bintang
4.    Djojohadikusumo, Margono (1946), “Kenang-kenangan dari tiga zaman”, Jakarta: Indira
5.    Djojohadikusumo, Margono (1941), “Tien jaren cooperatie-voorlichting vanwege de overhead 1930-1940”, Batavia: Volkslectuur. ***

VIDEO REKOMENDASI:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

REDAKSI: JL. MINANGKABAU TIMUR NO. 19 A, KEL. PS. MANGGIS, KEC. SETIABUDI KOTA JAKARTA SELATAN - WA: 0856 9118 1460  
EMAIL: [email protected]
NKRIPOSTCO ©Copyright 2024 | All Right Reserved