Presiden Sebut Dirinya Bukan “Pak Lurah’, PPP Jawab: Jokowi Kader PDIP
Diterbitkan Kamis, 17 Agustus, 2023 by NKRIPOST
NKRIPOST JAKARTA – Presiden Joko Widodo telah menyampaikan pidato kenegaraannya dalam Sidang Tahunan MPR 2023 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2023).
Terdapat sejumlah topik yang disampaikan Jokowi dalam pidatonya. Di antaranya, Jokowi menyinggung kode “Pak Lurah” anggapan yang kerap disematkan kepada dirinya dan kerap dikaitkan dengan urusan pencapresan.
Presiden Jokowi menegaskan bahwa dirinya merupakan seorang presiden, bukan ‘Pak Lurah’ sebagaimana sindiran yang mengarah dirinya.
“Belakangan saya tahu yang dimaksud Pak Lurah ternyata saya. Iya, saya jawab saja, saya bukan lurah, saya adalah presiden Republik Indonesia,” kata Jokowi.
Awalnya, Jokowi mengungkapkan keheranannya mengenai pernyataan sejumlah partai politik yang mengaku menunggu arahan ‘Pak Lurah’ soal calon presiden dan wakil presiden yang hendak diusung.
“Sedang tren ini di kalangan politisi dan parpol, setiap ditanya capres dan cawapresnya, jawabannya belum ada arahan Pak Lurah. Saya sempat mikir, siapa ini Pak Lurah? Sedikit-sedikit kok Pak Lurah,” ujar Jokowi.
Pada akhirnya, Jokowi pun menyadari bahwa ia dijuluki ‘Pak Lurah’.
Namun demikian, ia menegaskan bahwa sebagai ‘Pak Lurah’ maupun presiden Republik Indonesia, ia tidak ikut campur dalam menetapkan calon presiden dan wakil presiden.
Sebab, ia bukanlah seorang ketua umum partai politik maupun ketua koalisi partai politik.
“Sesuai ketentuan undang-undang, yang menentukan capres dan cawapres itu adalah partai politik dan koalisi partai politik. Jadi saya ingin mengatakan, itu bukan wewenang saya, bukan wewenang Pak Lurah,” kata Jokowi.
BACA JUGA:
Viral! PDIP Persilakan PPP Keluar Dari Koalisi, Bila Ngotot Sandiaga Cawapres Ganjar?
KIB Goodbye: PAN Dan Golkar Dukung Prabowo, PPP Akan Bersikap Jika Sandi Tak Jadi Cawapres Ganjar
Merespon hal tersebut, Plt Ketum PPP Mardiono mengatakan sepakat dengan Jokowi, bahwa seorang kepala negara harus netral.
“Ya tentu Pak Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan ya, ya tentu harus meletakkan pada netralitas,” kata Plt. Ketum PPP Muhammad Mardiono dikutip detik, Rabu (16/8/2023).
“Tapi Pak Presiden Jokowi juga kader PDIP, ya tentu Pak Jokowi seorang politisi juga, tapi pada posisi sebagai kepala negara ya tentu harus meletakkan pada posisi netral,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Mardiono juga merespons Jokowi soal pemasangan foto. Dia menilai pemasangan itu wajar-wajar saja jika konteks warga negara yang ingin memasang foto presiden.
“Menurut hemat saya pemasangan foto itu dalam konteks apa dulu, kalau dalam konteks kepala negara ya tentu setiap warga negara punya hak untuk memasang, kan kita tahu bahwa seriap rumah pendukung kemudian kantor pemerintahan kan pasang foto presiden kan,” ujarnya.
“Tapi dalam konteks digunakan sebagai kampanye, ya tentu itu tidak diperkenankan kalau beliau sebagai presiden. Kalau menurut pandangan saya,” lanjutnya.
Jokowi Sentil Kode ‘Arahan Pak Lurah’
Sebelumnya, Presiden Jokowi membuka pidato di Sidang Tahunan 2023 dengan menyinggung tahun politik. Jokowi mengungkit tren di kalangan politikus soal ‘arahan Pak Lurah’.
“Suasana sudah hangat-hangat kuku dan sedang tren ini di kalangan politisi dan parpol. Setiap ditanya capres dan cawapresnya jawabannya belum ada arahan Pak Lurah,” kata Jokowi dalam Pidato Kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPD RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8).
Jokowi mengaku sempat berpikir siapa yang dimaksud Pak Lurah itu. Jokowi akhirnya tahu Pak Lurah adalah kode yang merujuk kepada dirinya.
“Saya, saya, saya sempat mikir, siapa itu Pak Lurah. Sedikit-sedikit kok Pak Lurah. Belakangan saya tahu, yang dimaksud Pak Lurah ternyata saya,” kata Jokowi.
Baca juga:
Jokowi Sentil Tren ‘Arahan Pak Lurah’ soal Capres-Cawapres
Jokowi menegaskan dirinya bukan lurah. Jokowi menegaskan dia adalah Presiden Republik Indonesia.
“Ya, saya jawab saja. saya bukan lurah. Saya adalah Presiden Republik Indonesia. Ternyata, ternyata Pak Lurah itu kode,” kata Jokowi.
Selain itu juga terdapat sejumlah topik yang disampaikan Jokowi dalam pidatonya. Di antaranya, Jokowi menyinggung foto dirinya yang dipasangkan dengan calon presiden (capres) di baliho.
Selain itu, Jokowi juga menyinggung dirinya yang acap kali diejek sebagai seorang yang bodoh.
Berikut rangkuman pidato Jokowi dalam momen Sidang Tahunan MPR 2023:
1. “Saya bodoh, plonga-plongo”
Jokowi menyadari dirinya kerap disebut dengan kata-kata yang tidak pantas.
Awalnya, Jokowi menyinggung efek media sosial membuat apa pun bisa disampaikan kepada Presiden.
“Mulai dari masalah rakyat di pinggiran sampai kemarahan sampai ejekan, bahkan makian dan fitnah bisa disampaikan dengan mudah dengan medsos,” ujar Jokowi.
Setelah itu, Jokowi menyinggung bahwa dirinya kerap diejek. Namun, Jokowi mengaku tidak masalah diejek seperti itu.
“Saya tahu ada yang mengatakan saya ini bodoh, planga-plongo, tidak tahu apa-apa, Firaun, tolol, ya ndak apa-apa. Sebagai pribadi, saya menerima saja,” katanya disambut tepuk tangan.
2. Tak senyaman yang dibayangkan
Jokowi juga menyampaikan mengenai tanggung jawab menjadi seorang Presiden.
Menurutnya, menjadi seorang Presiden tidak mudah seperti yang dibayangkan.
“Posisi Presiden itu tidak senyaman yang dipersepsikan. Ada tanggung jawab besar yang harus diemban, banyak permasalahan rakyat yang harus diselesaikan,” kata Jokowi.
3. Singgung fotonya dipasangkan dengan capres
Jokowi juga menyampaikan mengenai posisinya yang kerap dimanfaatkan menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Ia mengatakan, fotonya banyak dipakai di baliho-baliho dan dipasangkan dengan bakal capres tertentu.
“Walaupun saya paham, ini sudah jadi nasib seorang presiden untuk dijadikan paten-patenan dalam bahasa Jawa. Dijadikan alibi, dijadikan tameng, bahkan walau kampanye belum mulai, foto saya banyak dipasang di mana-mana,” katanya.
Ia mengaku banyak melihat baliho itu terpampang ketika berkunjung ke berbagai wilayah di Indonesia.
Bahkan, di tingkat desa pun, Jokowi menemukan fotonya dipakai untuk bahan sosialisasi bacapres tertentu.
“Saya harus ngomong apa adanya, saya ke provinsi A eh ada, ke kota B, ke kabupaten C ada juga, sampai ke tikungan-tikungan desa saya lihat ada juga,” tutur dia disambut gelak tawa peserta sidang.
Meski begitu, Jokowi mengaku tak keberatan. Ia malah mempersilahkan fotonya untuk dipakai.
“Tapi bukan foto saya sendirian, ada di sebelahnya bareng capres. Ya saya kira, menurut saya juga enggak apa-apa, boleh-boleh saja,” ucap dia.
BACA JUGA:
NTT Jadi Provinsi Termiskin Ke 3, Gubernur Viktor Laiskodat: Pemimpinnya Tolol!
Kasus Rocky Gerung Delik Aduan, Mahfud MD Sebut Jokowi Tak Mau Mengadu
Menhan Prabowo Angkat Bicara Soal Ucapan “Bajingan Tolol”, Rocky Gerung: Gegabah
4. Hilirisasi
Jokowi juga menyampaikan mengenai hilirisasi komoditas nikel yang kini berkembang pesat.
Menurutnya, perkembangan ini terjadi setelah pemerintah menyetop ekspor nikel ore sejak 2020.
Penyetopan ekspor ini disebut berdampak terhadap penumbuhan investasi hilirisasi dengan adanya 43 pabrik pengolahan nikel.
Jokowi menyebut kehadiran 43 pabrik pengolahan nikel ini akan membuka peluang lapangan kerja sangat besar.
“Ini baru satu komoditas,” kata Jokowi.
Jokowi juga mengingatkan dampak positif apabila Indonesia secara konsisten melakukan hilirisasi komoditas lainnya seperti tembaga, bauksit, crude palm oil (CPO), hingga rumput laut.
Jika hilirisasi terhadap komiditas tersebut dijalankan secara konsisten, kata Jokowi, dalam 10 tahun mendatang diperkirakan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia bisa mencapai Rp 153 juta atau 10.900 dollar Amerika Serikat.
Selain itu, dalam 15 tahun ke depan, pendapatan per kapita penduduk Indonesia dapat menembus Rp 217 juta atau 15.800 dollar Amerika Serikat.
Sedangkan dalam 22 tahun ke depan, pendapatan per kapita penduduk Indonesia ditargetkan akan mencapai Rp 331 juta atau 25.000 dollar Amerika Serikat.
“Sebagai perbandingan, tahun 2022 kemarin, kita berada di angka Rp 71 juta. Artinya dalam 10 tahun lompatanya bisa dua kali lipat lebih,” ujar Jokowi.
Jokowi menambahkan, pemerintah telah merancang fondasi untuk menggapai target tersebut.
Mulai dari pembangunan infrastruktur hingga konektivitas yang diklaim akan menaikkan daya saing masyarakat.
“Berdasar International Institute for Management Development (IMD), daya saing kita di 2022 naik dari rangking 44 menjadi 34. Kenaikan ini merupakan kenaikan tertinggi di dunia,” imbuh dia.*(Tim)
2 thoughts on “Presiden Sebut Dirinya Bukan “Pak Lurah’, PPP Jawab: Jokowi Kader PDIP”