Central Omega Resources Kejar Kenaikan Volume Penjualan Bijih Nikkel pada 2023
Diterbitkan Jumat, 30 Juni, 2023 by NKRIPOST
NKRI POST JAKARTA – PT Central Omega Resources Tbk mengincar kenaikan volume penjualan bijih nikel di tahun 2023. Emiten berkode saham DKFT itu menargetkan volume penjualan bijih nikel sebanyak 1,3 juta ton, naik 43,884 dibanding realisasi tahun 2022.
Direktur DKFT, Andi Jaya, memproyeksikan bahwa DKFT bisa peroleh omzet Rp 793 miliar dengan volume penjualan tersebut. Ini dengan asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sebesar Rp 15.000 per dolar AS, harga nikel LME US$ 19.000 per ton, dan harga rata-rata penjualan bijih nikel sebesar US$ 41 per ton.
Menurut estimasi perusahaan, realisasi volume penjualan bijih nikel DKFT sudah mencapai sekitar 400.000 ton sampai Juni 2023.
Central Omega Resources (DKFT) Nihil Pendapatan di Kuartal I2023, Ini Alasannya
“Kenaikannya cukup signifikan, karena mengejar target 1,3 juta ton tersebut. Penjualannya kalau bisa mencapai 400 ribu ton, maka itu diperkirakan estimasinya adalah Rp 284 miliar, sehingga nanti akhirnya keuntungan bersih di akhir bulan Juni ini diproyeksikan di angka Rp 33 miliar,” ujar Andi dalam acara public expose, Rabu (28/6).
BACA JUGA:
Mediasi Kasus Penolakan Hewan Qurban Dewi Perssik dan Ketua RT Berakhir Ricuh, Gegara Singgung Suku!
Duh!! Kejagung Tetapkan Dirut Perusahaan Milik Suami Puan Maharani Jadi Tersangka Kasus Korupsi BTS
Sebagai pembanding, DKFT membukukan volume penjualan 903.518 ton bijih nikel di sepanjang 2022. Denaan realisasi tersebut.
Andi berujar, DKFT merencanakan pembelian alat berat untuk menunjang kenaikan produksi tahun ini. Ia tidak merinci berapa persisnya jumlah unit alat berat yang hendak dibeli. Yang terang. dananya bakal memanfaatkan sebagian anggaran belanja modal atau Capital expenditure (capex) perusahaan.
Tahun ini, DKFT menyiapkan capex Rp 100 miliar. Selain untuk pembelian alat berat, sebagian dari capex tersebut juga dialokasikan untuk membiayai pengembangan crushing plant di anak usaha yang bergerak di bidang penambangan kapur.
“Sampai bulan Juni (anggaran belanja modal) sudah dipakai Rp 50 miliar, jadi sesuai dengan rencana,” tuturnya.
*Reporter Eko Wisanto*