Santriwati Pondok Pesantren Di Bungo Ngaku Dilecehkan Pimpinan Ponpes, Begini Ceritanya!
Diterbitkan Kamis, 1 Juni, 2023 by NKRIPOST
NKRIPOST BUNGO – LKSA,” adalah sebuah lembaga kesejahteraan sosial anak, salah satunya panti asuhan dan pondok pesantren Nurul Khoiriah. Pondok pesantren tersebut terdiri dari : Saipiyah Nurul Khoiriah No. NSS. 5 103 150 800 10. Diniyah, Takmiliyah Aliyah NO. NSS. 311.2.15.08.0255, yang berlokasi di desa Lubuk Benteng Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi.
Keterangan didapat, jumlah muridnya, laki laki 28 orang dan perempuan 45 orang sehingga jumlah semua nya 73 orang anak di bawah umur ( LKSA ) khusus anak yatim. Keterangan tersebut didapat dari beberapa santri dan santriwati saat di temui beberapa awak media di Yayasan pondok pesantren tersebut
Lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA) ini, telah membuat heboh seluruh masyarakat desa Lubuk Benteng khususnya kabupaten Bungo. Informasi yang di himpun, ulah bejad Pimpinan pondok pesantren satu atap tersebut diduga melecehkan siswinya sendiri.
Yayasan satu atap tersebut, di pimpin oleh seseorang berinisial K, dengan usia lebih kurang 50 tahun, diduga telah melecehkan siswinya.
Menurut keterangan beberapa masyarakat desa Lubuk Benteng, untuk sementara ini K tidak di temukan di rumah atau di pondok pesantrennya. Para korban pelecehan dari K adalah anak di bawah umur.
Hal tersebut juga di benarkan oleh kepala desa ( Rio red ) Lubuk Benteng Khairul saat di minta keterangan oleh media ini
” iya bang itu ada pelecehan,” tuturnya melalui pesan Whatsapp, Kamis (1/6/2023).
Lebih lanjut Khairul juga menguraikan fakta, Pemerintah Desa tidak pernah mengetahui aktivitas LKSA.
” sejak berdirinya ( LKSA) saya sebagai kepala desa tidak pernah tahu kegiatan keseharian nya, yang aneh nya lagi bila keluar dana desa ( DD ) Khoidir selalu minta dana ke desa sebanyak 30 juta setiap tahun dengan alasan untuk bayar Madin,” ungkapnya.
BACA JUGA:
Duh, Siswi SMA Di TTU Ngaku Dilecehkan Oknum Petinggi Partai Politik
Kasus Pelecehan Seksual Libatkan Mantan Pengurus Taekwondo di Solo, Polisi Pastikan Berjalan
Aksi joget TikTok di Haflah Imtihan Pesantren Putra-Putri Nurul Islamiyah Desa Wates – Pasuruan
Kades (Rio Red) Lubuk Benteng berharap instansi pemerintah terkait agar segera bertindak tegas terhadap LKSA tersebut.
“Saya berharap kepada pemerintah kabupaten Bungo khusus nya kepada kemenag agar kegiatan aktivitas (LKSA) yang di pimpin oleh Khoidir di stop, dan itu harapan masyarakat desa lubuk benteng harus di tutup. Banyak juga tidak jelas sistem belajar mengajar nya, macam mana mau jelas dan benar contoh, pimpinan nya saja sudah memberi contoh yang hina dan bejad ditengah tengah lingkungan masyarakat tempatnya memimpin (LKSA),” tutur Rio ( Kades red ).
Harapan masyarakat Desa Lubuk Benteng, kata Rio, agar jangan ada pembiaran, sehingga menghindari ada korban lainnya.”
“Terhadap APH jangan tinggal diam, harus di tindak tegas dan di usut tuntas sesuai dengan hukum yang berlaku karena masa depan korban adalah masa depan orang tua dan keluarga, juga masa depan bangsa dan negara,”tutupnya.
( Erwin. Siregar ).