Generasi Z, Milenial Dan Politik Masa Depan
Diterbitkan Rabu, 13 Desember, 2023 by NKRIPOST
Pemilu 2024
Lembaga Centre for Strategic and International Studies (CSIS) merilis bahwa pada Pemilu 2024 mendatang akan sangat didominasi oleh kaum Gen-Z dan Milenial yang rentang usianya 17-39 tahun mendekati angka 60 persen.
Dengan jumlah tersebut tentunya Milenial dan Gen-Z dapat berperan penting pada Pemilu 2024, baik sebagai pemilih, penyelenggara, bahkan menjadi peserta pemilu.
Saat ini, ada banyak posisi yang seharusnya bisa diisi oleh para anak muda, seperti saat ini para penyelenggara pemilu sedang merekrut tenaga di tingkat daerah untuk KPU dan Bawaslu daerah.
Kemudian, hingga 14 Mei 2023 para partai politik mulai menyerahkan daftar calon anggota legislatif yang akan mereka usung pada Pemilu 2024. Saluran-saluran tersebut tentunya bisa juga diisi oleh kaum-kaum muda saat ini.
Namun permasalahannya, masih ada sejumlah elemen yang menyepelekan peran anak muda dalam pemilu, misalnya, keberadaan mereka kurang diakui atau dianggap tidak penting.
Ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan mengapa peran Milenial dan Gen-Z dalam pemilu tidak selalu diakui atau dianggap tidak penting. Salah satu faktor tersebut karena kurangnya partisipasi politik dari kalangan tersebut.
Banyak dari mereka yang merasa tidak tertarik atau tidak yakin dengan proses politik dan pemilu, akibatnya mereka cenderung tidak memberikan suara pada pemilihan.
Atas dasar itu, penting bagi semua pihak mengedukasi, mengakui peran, dan menyediakan saluran bagi Milenial dan Gen-Z di bidang politik, terutama dalam Pemilu 2024. Politik masa depan Indonesia nantinya tentu berada di tangan dua generasi ini dan tonggak estafetnya berada pada Pemilu 2024.
Pakar politik sekaligus akademikus Universitas Bengkulu Dr. Panji Suminar menyatakan dunia dan kesehariannya Milenial dan Gen-Z berada di dalam jaringan. Sebagian besar waktu mereka curahkan di ruang-ruang digital, termasuk untuk melek politik.
Untuk menciptakan generasi-generasi terbaik si kancah politik, Generasi Milenial dan Gen-Z jangan hanya menjadi objek yang dilihat sebagai lumbung suara, tapi ada hal lain yang begitu penting yakni menyampaikan pendidikan politik dan pentingnya mereka dilibatkan secara positif dalam politik bangsa.
Namun, merangkul para anak muda itu ke dalam dunia politik tentu saja tidak bisa disepelekan, apalagi merangkul mereka yang cenderung apatis. Perlu contoh dan praktik baik dari para elite dan politikus negeri ini sehingga mereka memiliki ketertarikan dalam dunia politik.
Hal itu tentunya bisa dimulai dari Pemilu 2024, karena saat ini merupakan waktu peralihan kepemimpinan baik secara nasional maupun daerah. Dan, saat ini pula porsi suara generasi muda sangat besar. Kalau seluruh anak muda dari dua generasi tersebut mau berpartisipasi, maka lebih dari separuh total suara pemilu se Indonesia merupakan suara generasi muda.
Para elite, politikus, dan partai politik harusnya masuk ke basis-basis anak muda dengan memberikan pendidikan politik yang positif dan menunjukkan keberpihakan mereka terhadap aspirasi-aspirasi generasi muda.
Cara-cara buruk dalam berpolitik hendaknya tidak dilakukan–apalagi sampai membanjiri ruang digital yang menjadi tempat nongkrong anak muda–dengan konten-konten negatif.
Politisasi SARA, politik identitas, primordialisme, bahkan kampanye hitam dan cara buruk lainnya hanya akan menjadikan generasi muda semakin apatis terhadap dunia politik, bahkan lebih berbahaya, karena berpotensi memecah-belah bangsa.
Milenial dan Gen-Z butuh metode-metode pendekatan inovatif dan kreatif dari para senior-senior mereka di dunia politik.
Cara-cara generasi tua yang dianggap tidak fleksibel harus diubah dan lebih beradaptasi dengan kedua generasi tersebut.
Jadi, bukan malah memaksakan cara-cara generasi tua terhadap Milenial dan Gen-Z.
“Sudah saatnya memberikan pendidikan politik yang baik, menjaga ruang digital yang sehat agar generasi muda mendapatkan wawasan dan ruang politik yang sehat pula, serta meninggalkan legasi yang baik pada Pemilu 2024 di dunia politik,” ujar Panji Suminar.
Masa depan bangsa ini ada di tangan mereka, dan dunia politik tentu berpengaruh besar terhadap arah bangsa ini.(*)
Oleh Boyke Ledy Watra
Sumber: Antara