Kemarahan Tak Ada Artinya Selain Teladan Baik (Cut Nyak Dhien)
Diterbitkan Selasa, 15 Maret, 2022 by NKRIPOST
NKRIPOST.CO, JEPARA – Cut Nyak Dhien atau Tjoet Nja’ Dhien, pejuang perempuan yang lahir dari keluarga bangsawan di Lampadang, Aceh, tahun 1848. Ia mengenyam pendidikan agama dan pendidikan rumah tangga hingga beranjak remaja.
Tahun 1874-1880 Belanda berhasil menduduki wilayah IV Mukim, saat bersamaan Keraton Kesultanan mengakui kekuatan penjajah. Cut Nyak Dhien bersama perempuan lainnya terpaksa mengungsi sementara suaminya tetap berupaya merebut kembali wilayah yang sudah dikuasai penjajah.
Kematian sang suami pada 29 Juni 1878 menyebabkan Cut Nyak Dhien bersumpah untuk menghancurkan Belanda. Pertemuan dan pernikahannya dengan Teuku Umar menjadi poros kekuatan baru melawan penjajah.
Perjuangan keduanya tak henti meski akhirnya Teuku Umar terbunuh, Cut Nyak Dhien kemudian ditangkap lalu dibuang bersama tahanan politik lainnya ke Sumedang, Jawa Barat dengan larangan mengungkapkan identitas tahanan.
Cut Nyak Dhien meninggal di usia senja pada tanggal 6 November 1908. Makamnya ditemukan pada 1959 karena permintaan Ali Hasan, Gubernur Aceh pada masa itu.
Pada 2 Mei 1964, Cut Nyak Dhien digelari Pahlawan Nasional karena perjuangan gigih melawan penjajah. Kemarahan tak ada artinya selain teladan baik, salah satu kutipan bijak Sang Pahlawan yang sangat menginspirasi.
BACA JUGA:
NKRIPOST ‘ Pornonmo
