Ironis! RSUD Atambua Dikabarkan Tolak Pasien yang Sedang Kritis, Bukannya Program Bupati Berobat Gratis?
Diterbitkan Rabu, 25 Januari, 2023 by NKRIPOST
NKRI POST ATAMBUA – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mgr.Gabriel Manek Atambua dikabarkan menolak salah satu pasien asal kota Atambua, kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur (NTT) yang saat itu sedang dalam keadaan kritis.
Pasien yang sedang dalam keadaan darurat ini ketika dilarikan ke RSUD Gabriel Manek Atambua, namun pasien yang sedang kritis dan berada didalam ambulans ini belum sempat diturunkan sudah ada penolakan dari pihak Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan alasan tidak ada ruangan yang kosong saat itu.
Dengan berharap untuk mendapat pertolongan di RSUD Atambua namun sayangnya justru pasien yang sedang tidak sadarkan diri ini terpaksa dibawa keluarga atau pendamping mencari Rumah Sakit (RS) lain untuk dirawat karena mendapat penolakan dari pihak RSUD Atambua pada minggu 15/01/2023 kemarin.
Hal tersebut di ceritakan Kartika, salah seorang yang menjadi pendamping pasien saat itu. Menurut Kartika ketika tiba di IGD tanpa ada tindakan medis apapun pasien yang sedang kritis itu langsung di sambut dengan penolakan
“Saat tiba bukannya pasien tersebut dilayani melainkan langsung disambut dengan penolakan oleh seorang dokter dengan alasan tidak ada ruang perawatan yang kosong saat itu sehingga kami diarahkan untuk pergi ke Rumah Sakit lain.” jelas Kartika
Mendengar hal itu pendamping pasien yang hanya ingin menolong itu dengan cepat langsung mengarahkan suaminya untuk secepatnya membawa pasien pergi agar cepat mendapat pertolongan, mengingat pasien dalam keadaan kritis atau sedang tidak sadar disebabkan penyakit gulanya saat itu sangat buruk
“Bibi ini sudah lama sakit dan dia hidup sebatang kara karena anak-anaknya merantau sedangkan dia juga seorang janda di tinggal mati suaminya apa lagi dia memiliki penyakit gula sehingga kemarin itu kritis dan tidak sadarkan diri sehingga saya bersama suami melarikan dia ke Rumah Sakit dengan harapan cepat ada pertolongan.” Urainya.
“Pada saat kami tiba saya langsung turun temui perawat yang ada di IGD untuk menjemput pasien, hanya saja tidak lama datanglah seorang dokter dan perawat langsung menyampaikan kepada kami untuk ke RS lain karena tidak ada tempat kosong.” Ujar Kartika menceritakan kondisi saat itu.
“kalian ke Rumah Sakit lain saja karena disini sementara semua ruangan penuh dan tidak ada yang kosong.” Pungkas Kartika mengulangi kata-kata dokter tersebut.
Mempertimbangkan kondisi pasien yang saat itu sedang membutuhkan penanganan secepatnya, Kartika kemudian mengajak Suaminya untuk mengantarkan pasien mencari Rumah Sakit lain.
“Karena pasien ini sementara darurat jadi saya tidak ingin buang waktu untuk merespon dan langsung saya minta suami untuk langsung tutup pintu mobil dan cepat pergi.” Ucap.
BACA JUGA:
Beringin Soekarno Yang Tumbang, Kini Ditanam Kembali Oleh Pemkab Belu
RSUD Larantuka Belum Bayar Hutang Pengisian Oksigen PT 51 Merdeka, Diduga Akibat Penyelewengan Anggaran
Dugaan Korupsi Insentif Nakes Covid-19 Di RSUD Doloksanggul, AMK Humbahas Serahkan Bukti Ke KPK
Pasien atas nama Maimunah (60 tahun) ini sebelumnya mengalami luka pada bagian kakinya akibat tusukan paku, namun karena kondisi lukanya tidak membaik maka pasien tersebut pergi berobat hingga opname di RSUD Atambua dan didiagnosa penyakit Gula sejak bulan november 2022 lalu.
Selama kurang lebih 2 minggu mendapat perawatan di Rumah Sakit, Maimunah pun diperkenankan kembali karena keadaannya sudah membaik.
Ketika setelah dirumah lagi-lagi pasien yang mengalami penyakit Gula ini kakinya tak kunjung baik hingga mengalami drop dan dalam keadaan koma sehingga kartika berinisiatif menolongnya untuk dilarikan ke Rumah Sakit Umum Atambua
“Namun harapan untuk mendapat pertolongan dan perawatan di RSUD ini pupus didepan pintu IGD karena ditolak dengan alasan tidak ada ruang karena semuanya sudah penuh. saya sungguh sedih melihat keadaan bibi.” ungkap kartika dengan penuh kesal
“Saya yang selama ini selalu memperhatikan dia (Pasien-red) dan karena kondisinya buruk sekali kemarin itu sehingga saya berniat untuk membawanya ke RS tetapi kasihan sekali baru buka pintu dan mau diturunkan pasien tiba-tiba ada dokter dan perawat yang hampiri kami lalu bilang bawa ke RS lain saja karena disini sementara ruang pada penuh bahkan tidak ada tempat sama sekali.” Lanjutnya.
“Jadi kami harus cepat-cepat bawa pasien untuk cari RS lain karena saat kami bawa kesana (RSU) itu pasien lagi koma dan darurat saat itu.” urainya.
“Sedih dan sakit hati sekali karena langsung ditolak begini, sebenarnya diterima dulu untuk ditolong bukan kami langsung ditolak dan di suruh ke RS lain.” Jelasnya.
“Saya mohon tolonglah, semoga soal miskin atau perbedaan apapun tidak jadi alasan untuk ditolak ataupun alasan lain apalagi dalam keadaan sedang kritis, kalau begini pasti pasien lain yang mau datangpun pasti ragu dan tidak mau datang ke Rumah Sakit.” harapnya
Merespon hal ini, Kasubag Humas RSUD Atambua Yohanes Seran, SE ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.
Menurutnya benar adanya , namun itu disebabkan karena kondisi pada saat itu (15/01/2023) semua tempat tidur penuh maka dokter IGD menyarankan untuk berobat ke Rumah Sakit lain.
“Ia betul kejadiannya kemarin,15/01/2023, Pasien datang ke IGD RSUD Atambua dan ada indikasi rawat inap, oleh karena kondisi per tgl 15/01/2023 kemarin kondisi Tempat Tidur di rumah sakit Penuh, dan krn itu Dokter sarankan agar pasien berobat ke rumah sakit lain untuk mendapat pelayanan kesehatan.”Jelas singkat Yohanes.
Diketahui Program pengobatan gratis, Pemerintah Kabupaten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) secara resmi telah memberlakukan Program Pelayanan Kesehatan Gratis bagi seluruh masyarakatnya sejak Minggu (1/8/2021) silam.