Warga Dua Desa Di Flores Timur Nyaris Bentrok Bersenjata Tajam Gegara Air
Diterbitkan Sabtu, 14 Januari, 2023 by NKRIPOST
NKRIPOST FLOTIM – Warga Masyarakat Adat Tabana (MAT) Desa Waiula Kecamatan Wulanggitang Kabupaten Flores Timur NTT menggelar aksi protes terhadap dugaan tindakan penyerobotan, pengrusakan Bukit Bolan serta penebangan liar dan pencurian kayu di mata air Ongan Bele Kamis 12 Januari 2023.
Dalam aksinnya tersebut, Warga MAT menutup akses jalan masuk ke lokasi proyek pada Kamis,12 Januari 2023, setelah sehari usai melapor secara hukum kasus ini ke Mapolsek Wulanggitang, Rabu, 11 Januari 2023.
Diketahui bahwa proyek air bersih bawah tanah Desa Pantai Oa, Kecamatan Wulanggitang yang dibiayai APBN tahun anggaran 2023 masih penuh Misteri.
Hal tersebut di dukung dengan Papan Proyek, Nilai Proyek Secara lengkap tidak di terpasang di lokasi proyek tersebut.
Lebih fatalnya lagi kegiatan ini tidak di ketahui oleh Pemilik Lahan Adat hingga Hutan Adat tersebut habis di babat oleh mereka yang mengerjakan proyek air bersih tersebut.
Penutupan akses pengerjaan Proyek Air bersih yang hendak di bawa ke Pantai Oa pun di tutup oleh MAT.
Anton Liwu yang adalah Ketua BPD Desa Waiula Dusun Tabana dan juga sebagai Pemangku adat menegaskan pekerjaan proyek ini tidak boleh di lanjutkan.
“Yang punya proyek ini harus menyelesaikan persoalan hilangnya kayu di dalam Hutan Adat ini di bawa ke mana? ,”Urainya penuh tanya.
Seperti yang di saksikan Media, aksi spontan warga Pantai Oa datang merusak pagar Penutup dengan menggunakan senjata tajam (Sajam) membongkar paksa pagar kayu itu, untung saja tidak langsung direspons balik Masyarakat Adat Tabana, dengan tindakan anarkis.
Pantauan Media di Bukit Ongan bele Sejumlah pohon berukuran besar ditebang demi proyek air tanah bawah ke Pantai Oa, yang diprotes MAT Desa Waiula.
Selain itu, disaksikan Awak Media, saat turun meliput langsung giat penutupan akses jalan masuk ke lokasi mata air, meski sempat perang urat saraf, saling berbalas debat dan baku ancam sekitar belasan menit, kedua belah pihak akhirnya meredah dan bubar.
MAT Desa Waiula yang dipimpin langsung koordinatornya Antonius Liwun,SH, pun akhirnya kembali ke kampungnya Dusun Tabana,
Sementara Warga Desa Pantai Oa masih berada di sekitar lokasi penutupan akses jalan tersebut.
Kepada Awak Media usai menutup akses jalan masuk ke lokasi mata air Ongan Bele, Antonius Dopi Liwun menegaskan, sikapnya menutup akses jalan menuju lokasi mata air sebagai bentuk protes atas lambannya sikap Pemerintah sebagai pemilik proyek memenuhi seluruh tuntutan MAT Desa Waiula, yakni adanya tindakan hukum yang tegas terhadap siapapun yang terlibat dalam penyerobotan, pengrusakan hutan adat/lindung di Bukit Bolan, penebangan liar dan pencurian kayu di mata air Ongan Bele.
Areal Kawasan Hutan Adat/Lindung Ongan Bele, yang sudah ditebang secara sporadis demi proyek pembangunan mata air Ongan Bele, dalam kegiatan pengentasan kekeringan Desa Pantai Oa.
Ia juga memastikan jikalau ada pihak lain yang membongkar paksa pagar penutup akse jalan, maka akan diproses hukum.
“Kami akan proses pidana siapapun yang bongkar pagar penutup akses masuk ini, karena dianggap bagian dari pelaku penyerobotan, pengrusakan hutan adat di Bukit Bolan, dan juga penebang liar serta pencuri kayu di mata air Ongan Bele,”timpalnya, keras.
BACA JUGA:
Bentrok Antar Ormas di Karawang, Gegara Sopir Salah Arah Mobil Hancur Dan Tiga Orang Korban
Ayah Kandung Tega Hamili Putrinya Di Flores Timur
2 Perusahaan Sawit di Siak Bentrok Satu Orang Masuk Rumah Sakit, Polisi Tetapkan 4 Tersangka
Sementara saat yang bersamaan Sekretaris Desa Pantai Oa, Ignas Tapun yang diwawancara Media di TKP, usai aksi spontan warganya membongkar blokade akses jalan masuk ke mata air Ongan Bele secara terbuka menjelaskan, pihaknya tidak tahu menahu dengan pemicuh hari ini dan adanya aktivitas tersebut.
Menurutnya juga proyek itu adalah Swakelola tetapi anehnya di saksikan Media papan proyek secara lengkap tidak di pasang di lokasi tersebut.
Dikatakan Sekertaris pantai Oa, tindakan warganya merupakan reaksi spontan, yang tidak mau proyek pengentasan kekeringan yang dibiayai APBN melalui Kementerian terkait, untuk Desa Pantai Oa ini terhenti dengan penutupan akses jalan masuk tersebut.
“Iyah, ini kan reaksi karena ada aksi. Karena apapun alasannya proyek ini harus tetap berjalan terus sampai selesai,”bebernya lagi dihadapan warganya sendiri di TKP.
“Soal urusan komunal ulayat pun telah disepakati bahwa akan didialogkan pasca proyek ini finishing.” Ujarnya.
Olehnya, Sekdes juga menyampaikan, pihaknya juga heran dan tidak tahu dengan adanya penutupan akses jalan masuk proyek ke mata air.
“Apalagi, kedua belah pihak pun sebagai desa kakak-beradik,”katanya, lebih lanjut.
Dikejar awak Media lebih lanjut terkait, apa langkah tindak lanjut pasca kejadian penutupan akses jalan oleh MAT Desa Waiula dan langsung dibongkar warga Pantai Oa, Ignas Tapun memastikan akan segera laporkan ke Kades Pantai Oa, untuk koordinasi ke Kecamatan Wulanggitang dan Pemda Flotim agar bisa diselesaikan batas wilayah administrasinya.
“Iyah, kalau setelah penentuan batas desa, ternyata masuk wilayah Desa Waiula, kan tinggal diatur ke dalam soal kerjasamanya, seperti PAD.” Ujarnya.
“Dan itu terlalu mudah untuk dibicarakan nanti pasca proyek ini selesai,”imbuhnya, lagi.
Ia juga berharap kejadian serupa tak terulang kembali. Media juga menyaksikan secara langsung di TKP, suasana berubah dan nyaris bentrok terbuka dengan senjata tajam itu, terjadi begitu cepat, saat MAT Desa Waiula mulai berjalan pulang tinggalkan lokasi pagar penutup akses jalan masuk sedikit jauh, sekitar 50- an meter.
Tiba-tiba datanglah puluhan warga Pantai Oa, secara beringas dengan parang ditangan memotong pagar penutup akses hingga rata tanah dan langsung membersihkannya.
Tak terima dengan aksi warga Pantai Oa itu, MAT Desa Waiula berbalik arah kembali menuju warga Pantai Oa.
Sempat terjadi perang mulut dan baku ancam, namun bisa dilerai dan diamankan warga lainnya dan awak Media yang berada di lokasi TKP hingga suasana benar-benar kondusif tetapi Kepala Desa Waiula dan Pantai Oa serta pihak Keamanan tidak berada di Lokasi kejadian.(RS)