Mahasiswa STIT Muhammadiyah Asean Kupas Tuntas Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
Diterbitkan Rabu, 12 Oktober, 2022 by NKRIPOST
NKRIPOST, BATAM – Sejarah perkembangan bahasa Indonesia dikupas tuntas oleh Mahasiswa STIT Muhammadiyah Asean di kampus 2 Dapur 12., Rabu (12/10/2022).
Dea khairunnisa salah seorang mahasiswa STIT Muhammadiyah Asean dalam penjelasannya dia mengupas dengan beberapa sub fokus diantaranya dimulai dari hakikat bahasa Indonesia, sejarah perkembangan bahasa Indonesia, bahasa Indonesia dari abad ke abad, kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, variasi bahasa Indonesia yang terdiri dari variasi bahasa lisan dan tulisan, variasi bahasa resmi dan tidak resmi, variasi bahasa dialektal, variasi bahasa Indonesia kaum terpelajar, bahasa bidang khusus, bahasa baku dan tidak baku, variasi baku tulis dan baku lisan, dan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Diuraikan lebih rinci bahwa perkembangan bahasa Indonesia dalam rentang waktu proses perkembangan bahasa Indonesia dari awal hingga saat ini tidaklah dalam waktu yang singkat, melsinkan dalam tahapan waktu yang berabad abad lamanya.
Hal yang demikian tentu saja membuat tidak mudahnya memperoleh informasi tentang masa lalu bahasa, yang sejak 28 Oktober 1928 hingga kini, kita beri nama bahasa Indonesia, termasuk informasi yang menyangkut masa awal perkembangannya. Hal itu disebabkan tidak semua abad pada rentang waktu tersebut memiliki data tertulis yang dapat dijadikan bahan untuk mengetahui awal perkembangan bahasa Indonesia.
Namun, penelusuran historis sulit menafikan bahwa masa tumbuh dan berkembangnya suatu bahasa yang digunakan ketika itu. Untuk lebih kelas, berikut akan saya sajikan kronologi abad atau dalam sejumlah abad perkembangan bahasa Indonesia lanjut Dea.
BACA JUGA:
Dewi Sartika: Pendidikan Adalah Penggerak Untuk Bertumbuh Menjadi Suatu Bangsa
Empat Peserta MTQ dari Padang Panjang, Bersaing di Cabang Tafsir Bahasa Indonesia dan Inggris
Peserta Ikuti MGMP Bahasa Indonesia Berlangsung Di SMA Negeri 8 Dengan Sangat Antusias
Dalam sejarahnya bahasa Indonesia pada abad VII-IX. Sebagai wahana komunikasi, bahasa yang dimaksud tentu tidak terbatas pada penggunasnnya hanya pada lingkup kehidupan beraktifitas di istana, melainkan juga di dunia pendidikan.
Pada masa awal kejayaannya diketahui bahw di kota pusat pemerintahan kerajaan Sriwijaya telah berdiri sebuah perguruan tinggi agama Budha terkenal, dengan guru besarnya, seperti Dharmapala dan Cakyakirti. Dari kenyataan tersebut, dengan mudah dapat diperkirakan bahwa bahas yang berperan sebagai wahana komunikasi dalam mengatur pemerintahan, termasuk dalam dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan ketika itu, adalah bahasa resmi kerajajaan/negara. Para ahli sependapat bahwa bahasa resmi yang dimaksudkan adalah bahasa Melayu Kuno.
Hadir dalam perkuliahan tersebut adalah Nursalim, M.Pd sebagai dosen linguistik, Dea Khairunnisa, Ihfazhillah Fitri Yusuf, Lustantina Eka Lestari, Mawaddah, Nur Halizah, Nur Khairina Putri, Rania Zain, S.M. Agniya Natasya, Yasmin Az Zahra, Zahra Uswatunnisa, dan Fatiyah. (NT).
