Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Di Kecamatan Cipendey KBB Terbengkalai
Diterbitkan Sabtu, 2 Juli, 2022 by NKRIPOST
NKRIPOST, BANDUNG BARAT – Program Bantuan Stimulan Perumahan swadaya (BSPS) yang dikucurkan oleh pemerintah pusat di kabupaten Bandung Barat (KBB) terbengkalai. Bantuan tersebut di peruntukan untuk rehab rumah yang dinilai tidak layak huni.
Salah satu warga yang diketahui bernama Ecin, warga RW 02 RT 02 kp Ciningul Desa Ciharashas yang mendapatkan BSPS mengaku hingga saat ini ia belum mendapatkan buku rekening, bahkan rumahnya terkesan terbengkalai.
“saya sempat membuat rekening tabungan untuk menerima uang BSPS ini, tapi sampai sekarang baik buku rekening maupun jumlah belanja tidak tahu berapa jumlahnya. Dan rumah pun belum beres juga.”ujarnya, Sabtu (2/7/2022).
Sementara itu, Menurut Maulana tokoh pemuda Kecamatan Cipendey mengatakan rehab rumah yang tak kunjung selesai tersebut membuat pemilik rumahpun kebingungan.
“Rehab rumah ini dilaksanakan sesudah lebaran dan sampai sekarang terbengkaai sedangkan yang punya rumahnya sudah uring uringan karena belum selesai juga.” ujarnya.
BACA JUGA:
Mayat Pria Dalam Karung Yang ditemukan Di Kali Pesanggrahan, Polisi Ungkap Fakta Baru
Kades Cibuntu Perjuangkan Warganya Terdampak Banjir Luapan Cimandiri Berharap di Bangun Pemda
Sedang Makan, Anggota Ormas BBC Di Serang OTK Bersenjata Tajam
Masih menurut Maulana, “jumlah rumah yang di rehab melalui BSPS di kecamatan Cipendey ada 80 unit diantaranya Desa Sukahji 10 unit, Desa Margalaksana 30 unit Desa Ciroyom 10 unit, Desa Ciharashas 20 unit, Desa Cipendey 10 unit.
“Adapun nilai uang per unitnya itu Rp 20.000.000 dan perinciannya sebagai berikut untuk bahan matrial itu Rp.17.500.000 dan untuk Harian Ongkos Kerja (HOK) itu Rp.2.500.000.” Ujarnya
Namun masih menurut Maulana, tukang bangunan juga hingga saat ini juga belum di bayarkan.
“Untuk pembayaran HOK saja sampai saat ini belum di bayarkan ke tukang bangunan padahal uang itu untuk pembayaran pekerja masuk ke rekening penerima manfaat/ warga yang mendapatkan BSPS.” ujarnya
Maulana meminta pihak APH untuk turun ke lapangan karena diduga banyak sekali penyimpangannya diantaranya jumlah matrial yang dikirim berapa jumlahnya dan harus memakai BON atau faktur pembelian.
“Kenyataannya tidak ada faktur yang ada hanya tulisan nama barang itu pun memakai kertas biasa bukan BON atau faktur.”Ujarnya.
Selain itu juga fakta mencengangkan sesuai pengakuan warga penerima, sampai saat ini masyarakat penerima bantuan tidak pernah menerima buku rekening berapa jumlah uang untuk HOK.
“Siapa yang bayar untuk pekerja dan dimana beli matrialnya sampai saat ini tidak ada yang tahu.”Cetus Maulana.
“Dari semua unit rumah yang dapat BSPS ini kan beda beda keperluan bahan matrial.” Ucapnya kesal. |ccp |