Rumah Hadiah Presiden Jokowi Untuk Korban Bencana Lembata, Belum Rampung Diselesaikan
Diterbitkan Kamis, 10 Maret, 2022 by NKRIPOST
Nkripost, Nusa Tenggara Timur – Pembangunan Perumahan bagi Korban bencana Seroja Lembata di tiga lokasi yakni, Waisesa, Podu dan Tanah merah yang dikerjakan hampir satu tahun ini, ternyata belum rampung dikerjakan namun demikian, berkembang Informasi mau dilakukan PHO 100%.
Sejumlah informasi yang direkam media ini, PT. Adhi karya mengajukan serah terima pho 100% kepada Pemda Lembata namun, kemudian ditolak pasalnya pekerjaan perumahan ditiga lokasi belum rampung.
Perumahan bagi Korban bencana dari desa waimatan, lamawolo kecamatan Ile ape timur dan amakaka, tanjung batu, waowala di kecamatan Ile Ape harus lebih bersabar karena rumah yang dijanjikan Presiden RI Joko Widodo belum usai dikerjakan.
Rumah yang rencananya akan dibangun 700 unit ditiga lokasi berbeda tersebut belum terselesaikan secara tuntas.
Sekretaris Daerah Kabupaten Lembata, Paskalis Ola Tapobali kepada media ini, (9/3/2022) menjelaskan Berita acara serah terima telah ditandatangani.
“berita acara serah terima memang sudah kita tandatangani. Jadi serah terima adalah serah terima pengelolaan” tutur sekda
“Namun demikian Tanggungjawab pemeliharaan masih pada satker atau penyedia jasa terkait” jelas Tapobali
Lanjut mantan kadis PUPR Lembata ini, kita serah terima untuk bisa memanfaatkan hunian tersebut sesuai kesiapan bangunan Ini sifatnya parsial tergantung bangunan mana yang sudah selesai urai Paskalis.
Sementara itu kepala dinas perumahan rakyat Simon Emi Langoday menjelaskan, ada 61 unit yang kita sudah buat pembicaraan dan kita menunggu teman-teman dari balai propinsi, untuk kita selesaikan berita acara lalu kita serahkan 153 unit lagi ke masyarakat untuk lokasi waisesa.
Langoday menjelaskan, beri kami kesempatan lagi untuk godok BAST. Memang Progres pekerjaan di podu satu bulan juga belum selesai.
Kemarin kita dengan komisaris utama juga turun ke bawah, beliau sampaikan bahwa satu bulan juga belum beres kecuali tukangnya ditambah terang Simon
Masa waktu pekerjaan tinggal yang akan berakhir 31 Maret 2022, dan kita akan usahakan di podu akan dirampungkan baru kejar di tanah merah tapi untuk saat ini kita upayakan untuk di waisesa diselesaikan dan diserah terima kepada warga korban bencana.
Masyarakat bertanya-tanya , perumahan yang dijanjikan presiden RI Joko Widodo ini, harusnya sudah bisa ditempati oleh warga korban Seroja namun mengapa, hingga kini belum rampung?
Kalau sekarang serah terima sebagaian lantas sebagian warga lagi harus dikemanakan? Siapa lebih diprioritaskan untuk tinggal kalau hanya diserah terima Beberapa rumah?
Arto salah satu manager Adhi karya yang hendak dikonfirmasi mengatakan bahwa dirinya dari devisi yang menangani infrastruktur sementara soal perumahan itu ada devisi lain menangani.
“Kalau perumahan bukan ke saya bapak……karena saya di infrastruktur saja kalau perumahan ke divisi gedung……” Jelas arto melalui pesan singkat WhatsApp.
Sementara AK Yolin dari devisi gedung hingga berita ini diturunkan belum berhasil di konfirmasi. Beberapa kali media ini coba menghubungi namun terkesan ada upaya menghindar dari pegawai Adhi Karya. Mungkinkan ada sesuatu yang disembunyikan hingga takut diketahui publik? Hanya Tuhan Adhi Karya, satker perumahan propinsi NTT dan dinas perumahan rakyat Lembata punya jawaban.
BACA JUGA:
Peka Terhadap Masalah Sosial, Pemuda Peduli Lembata Galang Dana di Lampu Merah
Sebelumnya, Sesuai dengan instruksi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), bantuan rumah tahan gempa dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) dengan tipe 36 Tunggal, disalurkan di dua wilayah yakni Kabupaten Lembata sebanyak 700 unit dan 300 unit di Kabupaten Flores Timur. Pembangunan ini ditargetkan selesai akhir September 2021.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan, rehabilitasi dan rekonstruksi pada wilayah terdampak bencana di NTT tidak hanya membangun kembali rumah yang rusak tetapi sebagai upaya untuk membangun kembali permukiman baru yang tangguh terhadap bencana.
“Pendekatannya adalah build back better, tidak sekadar membangun dengan kerentanan yang sama terhadap bencana, tetapi membangun lebih baik dan lebih aman dari sebelumnya,” ujarnya, dikutip dari laman Kementerian PUPR.
Pembangunan inovasi RISHA didasari oleh kebutuhan akan percepatan penyediaan perumahan yang layak huni bagi masyarakat terdampak bencana dengan mengedepankan kualitas bangunan sesuai dengan standar (SNI). RISHA adalah teknologi konstruksi knock down yang dapat dibangun dengan waktu cepat dengan menggunakan tiga jenis modul beton bertulang pada struktur utamanya.
Bantuan rumah RISHA di Kabupaten Lembata disalurkan di Desa Waisesa I dan Desa Getto dengan kebutuhan anggaran sebesar Rp85,5 miliar. Saat ini tengah dilakukan pematokan lahan, land clearing, dan pematangan lahan seluas 7,9 hektare untuk Waisesa I dan 6,04 hektare di Getto. Selagi menunggu material panel RISHA pada minggu ke-3 bulan Mei tiba dari Makassar, Kementerian PUPR membangun empat unit mock up RISHA dengan progres pada pekerjaan struktur atap.
Selanjutnya bantuan rumah RISHA di Flores Timur disalurkan di 3 titik Kecamatan Adonara yakni di Desa Oyangbarang dengan luas lahan 1,2 hektare, Saosina 4,5 hektare, dan Nelelamadike 1,4 hektare. Kebutuhan anggaran di 3 lokasi tersebut sebesar Rp 37,8 miliar. Saat ini sudah dilakukan pengiriman mock up 2 unit ke lokasi dan pembuatan fondasi.
Langkah selanjutnya setelah pembangunan fisik huntap rampung adalah dimulainya proses penghunian yang akan diatur oleh masing-masing pemerintah daerah.(tim)