DLH Rohul Diduga “Main Mata” Dengan Perusahaan, Hasil Uji Lab Limbah Mengecewakan Masyarakat
Diterbitkan Rabu, 7 Juli, 2021 by NKRIPOST
Nkripost, Rokan Hulu – Masyarakat sekitar Batang Sosah, Desa Sei Kumango, Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Selasa (15/6/2021) sekitar pukul 08.00 Wib, dikejutkan dengan ditemukannya banyak ikan, udang bahkan lintah mati mengapung, ketika itu beramai-ramai memungutnya untuk dibawa pulang.
Kemudian Masyarakat menduga, kalau Penyebab ikan mati tersebut, akibat ada pencemaran Pabrik Kelapa Sawit (PKS), untuk itu pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Rohul, Selasa (6/7/2021), melakukan ekspos uji Air Limbah PT Jabal Perkasa dan PT Kencana Utama Sejati (KUS) dan Air Sungai Batang Sosah.
Dalam kesempatan itu, terlihat hadir Kabid Penataan Dan Penaatan Perlindungan Pengelola Lingkungan Hidup (PPLH) Dinas Lingkungan Hidup (Rohul), Muzaiyyinul Arifin, pihak PKS PT Jabal Perkasa, PT KUS, Kades Sungai Kumango, Tokoh Adat, Tokoh Agama dan lainnya.
Di sela-sela kegiatan ekspos, kepada wartawan, Kades Sungai Kumango, Ali Husin Hasibuan mengaku sangat kecewa, karena dari hasil uji laboratorium dinas DLH Rohul, tidak diketahuinya persis, penyebab Ikan mati di Batang Sosah tersebut.
“Jika hari ini ikan mati, buaya mati, besok kami yang tinggal di aliran sungai itu mungkin akan mati karna limbah apalagi masyarakat kita masih mengkonsumsi Air dari Sungai Batang Sosah tersebut,” tegas Ali Husin Hasibuan.
BACA JUGA:
Pegawai Kantor Desa Batang Kumu – Rohul Tanpa Masker Saat Jam Kerja
Lanjutnya, termasuk Surau Suluk itu langsung menggunakan Sungai Batang Sosah tersebut untuk konsumsi, seperti Mandi, air bersih dan lainnya.
” Maksud kita jika jelas hasil penelitian dari DLH ini, jika tidak limbah lalu apa, Sianidakah, jadi kita tidak puas dengan hasil laboratorium dari dinas tersebut,” ungkap Kades lagi.
Ditempat yang sama, Kabid Penataan Dan Pena’atan PPLH DLH Rohul, Muzaiyyinul Arifin menyampaikan dari hasil pengujian diduga Air limbah PT Jabal Perkasa dan PT KUS
“Aliran air sungai di hulu dan hilir kedua PT tersebut kondisinya pada prinsifnya normal-normal saja limbahnya pun juga memenuhi baku mutu,” kata Muzaiyyinul Arifin
Kemudian, lanjutnya, kondisi hulu dan hilir nya juga pada prinsifnya tidak pencemaran, itu hasil dari laboratorium lingkungan hidup yang sudah akreditasi
“Apalagi tempat kejadian yang dilaporkan di belakang lembaga adat Tambusai,” paparnya.
“Sedangkan hal menunjukkan bahwasanya yang mati adalah oksigen terlarut didalam airnya itu memang rendah sekali di dalam air inilah menurutkan menyebabkan kematian ikan tersebut,” paparnya.
Ditambahkannya, tetapi dari mana sumbernya itu yang menyebabkan ikan mati itu “Masih menjadi bahan yang perlu kita kaji lebih lanjut lagi,” imbuhnya
“Karena kalau kita hubungkan kondisi di TKP dengan kondisi di kedua perusahaan itu tidak ada hubungan yang signifikan,” paparnya.
“Dalam arti bahasanya mereka sebagai sumber pencemar, itu tidak bisa kita buktikan, Tentunya perlu ada kajian lebih lanjut mengenai kondisi air sungai maupun sebagai bahan kimia yang digunakan,” Pungkasnya
***(Alfian)