Korps Pasgibra Nusantara Dukung Raden Margono Djojohadikusumo Diusulkan Sebagai Pahlawan Nasional
Diterbitkan Selasa, 4 Februari, 2025 by NKRIPOST
NKRI POST JAKARTA – Ketua Umum Korps Pasgibra Nusantara (Kopinus) Adv. Antonius Ananias Aty Boy menyatakan mendukung Raden Margono Djojohadikusumo untuk dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional.
“Kami sebagai masyarakat mendukung Raden Margono Djojohadikusumo untuk di anugerahkan sebagai Pahlawan Nasional. ” Tutur Aty Boy, Senin (3/2).
Hal tersebut disampaikan Ketua Korps Pasgibra Nusantara Adv. Antonius Ananias Aty Boy merespon informasi Pemerintah Kabupaten Banyumas yang akan mengusulkan kakek Presiden Prabowo Subianto, Raden Margono Djojohadikusumo sebagai Pahlawan Nasional.
Menurutnya Indonesia adalah negara yang memproklamasikan kemerdekaan pada tahun 1945. Saat ini, ada sekitar 170an orang lebih warga negara yang telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia. Termasuk, dua tokoh pahlawan proklamator, Soekarno dan Moh. Hatta.
“Gelar pahlawan nasional Indonesia diberikan oleh pemerintah RI atas tindakan yang dianggap heroik yang didefinisikan sebagai perbuatan nyata yang dapat dikenang dan diteladani sepanjang masa. Hal ini sejalan dengan yang telah dilakukan Raden Margono Djojohadikusumo sebagai Pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) dan saat ini menjadi salah satu bank terbesar di Nusantara. ” Tandasnya.
Sebelumnya diketahui, Pemerintah Kabupaten Banyumas akan mengusulkan kakek Presiden Prabowo Subianto, Raden Margono Djojohadikusumo sebagai Pahlawan Nasional. Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyambut baik usulan ini.
Dirinya mengatakan Kementerian Sosial akan melakukan kajian lebih lanjut sebelum pengusulan R. Margono yang juga kakek dari Presiden Prabowo Subianto itu sebagai Pahlawan Nasional disampaikan kepada Presiden.
“Usulan ini tidak hanya datang dari pemerintah daerah, tetapi juga merupakan aspirasi masyarakat, bahkan yang pertama itu juga ada warga Jawa Timur yang mengusulkan. Banyak pihak yang ingin melihat R. Margono mendapat pengakuan atas jasanya,” ujar Gus Ipul melalui keterangan tertulis, Senin (3/2/2025).
“Pemerintah akan memastikan proses ini berjalan sesuai dengan mekanisme yang ada,” tambahnya.
Proses pengusulan gelar Pahlawan Nasional akan melalui tahapan verifikasi yang ketat.
Hal ini termasuk pengumpulan dokumen sejarah, wawancara dengan pihak terkait, serta peninjauan kontribusi nyata yang telah diberikan oleh R. Margono kepada bangsa dan negara.
“Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional bukan hanya soal penghormatan, tetapi juga bagian dari pendidikan sejarah bagi bangsa. Kami akan memastikan bahwa jasa-jasa beliau mendapatkan pengakuan yang layak,” katanya.
Dengan adanya usulan ini, diharapkan generasi muda dapat lebih mengenal dan menghargai peran R. Margono Djojohadikusumo dalam membangun fondasi ekonomi dan pemerintahan Indonesia.
Jika disetujui, gelar Pahlawan Nasional akan diberikan secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia dalam peringatan Hari Pahlawan mendatang.
RM. Margono merupakan tokoh politik dan pejuang yang sifat dan perjuangannya layak diteladani oleh generasi muda penerus bangsa. Begitu banyak hasil perjuangan yang beliau rintis semasa hidupnya salah satunya yang bisa kita nikmati hingga sekarang adalah kemudahan pelayanan di bidang perbankan dari Bank BNI.
Tentunya perjuangan RM. Margono tidak hanya sampai di situ, namun lebih banyak dari itu. Lantas bagaimana sepak terjang Margono Djojohadikusumo lainnya selama hidupnya hingga menutup mata? Untuk lebih jelasnya simak informasi lebih jelas dalam biografi RM. Margono berikut.
Informasi pribadi Margono Djojohadikusumo
Margono Djojohadikusumo merupakan cucu buyut Panglima Banyakwide atau Raden Tumenggung Banyakwide yang menjadi anak dari asisten Wedana Banyumas serta pengikut dari Pangeran Diponegoro yang setia.
Pendiri dari salah satu bank terbesar di Nusantara yakni Bank Negara Indonesia (BNI) ini pernah bersekolah di ELS (Europeesche Legere School) Banyumas. ELS Banyumas tersebut merupakan Sekolah Dasar di Banyumas yang berada pada jaman kolonial Belanda dari 1900 hingga 1907.
Pendiri Bank BNI
Margono Djojohadikusumo terlahir tanggal 16 Mei 1894 di kota Banyumas, Jawa Tengah, Negara Hindia Belanda. Kemudian beliau meninggal dunia pada usia 84 tahun pada tanggal 25 Juli 1978 di Jakarta, Indonesia. Bapak Margono Djojohadikusumo yang beragama islam tersebut memiliki istri seorang bernama Siti Katoemi Wirodihardjo.
Margono Djojohadikusumo adalah orangtua dari Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo yakni sang Begawan Ekonomi Indonesia, serta ayahanda dari 2 orang remaja yang meninggal ketika pecahnya Pertempuran Lengkong di Serpong pada tahun 1946 yakni: Taruna Soejono Djojohadikusumo (16 tahun) dan Kapten Anumerta Soebianto Djojohadikusumo (21 tahun).
Kejadian gugurnya kedua putra RM. Margono pada usia remaja tersebut merupakan kesedihan terbesarnya. Kemudian kedua nama anaknya yang meninggal tersebut dikenang melalui nama sang cucunya yakni mantan Pangkostrad dan Danjen Kopassus serta politikus Prabowo Subianto dan Hashim Sujono yang berprofesi sebagai seorang pengusaha.
Saat Soemitro tidak lagi sejalan dengan Bung Karno dalam hal PRRI maka sang ayah ternyata ikut sependapat dengan sang anak. Lalu mereka sekeluarga pindah ke Kuala Lumpur dan menetap di sana selama beberapa tahun. Meski begitu pada bukunya berjudul Kenangan Tiga Zaman yang aslinya berjudul Herinneringen uit Drie Tijdperken, Bung Karno ternyata tetap digambarkan sebagai sosok Pahlawan.
Margono Djodjohadikusumo
Sepak terjang Margono Djojohadikusumo semasa hidupnya
Semasa hidupnya, Margono Djojohadikusumo cukup berdedikasi dan menjadi tokoh yang cukup berpengaruh di masanya. Hal ini terbukti dari berbagai perannya dalam berbagai organisasi bahkan mendirikan sebuah bank yang saat ini cukup terkenal serta pesat perkembangannya. Adapun sepak terjang Margono Djojohadikusumo selama hidupnya antara lain:
1. Hak angket
Hak angket dalam sejarah ketatanegaraan republik Indonesia, digunakan pertama kali oleh DPR sekitar tahun 1950-an. Hal ini bermula dari usul resolusi dari RM. Margono Djojohadikusumo supaya DPR atas upaya memperoleh devisa serta cara menggunakan devisa untuk mengadakan Hak Angket.
Kemudian dibentuklah panitia angket dengan anggota sebanyak 13 orang dimana Margono ditunjuk sebagai ketua. Panitia angket ini berperan dalam menyelidiki untung serta rugi dalam mempertahankan devisen-regime sesuai Undang-Undang Pengawasan Devisen pada 1940 berikut perubahan-perubahannya.
2. Ketua Dewan Pertimbangan Agung Sementara
Satu hari usai Bung Karno dan Bung Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden dilantik, kemudian dibentuklah DPS atau Dewan Pertimbangan Agung Sementara dan Kabinet Presidentil. Kemudian Margono Djojohadikusumo ditunjuk untuk menjadi Ketua DPAS pertama.
Beliau menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung Sementara ke-1 dengan masa jabatan dari tanggal 25 September 1945 hingga 6 November 1945. Kemudian setelah lengser, beliau digantikan oleh Raden Aria Adipati Wiranatakoesoema V.
3. Direktur Utama Bank BNI
Selaku Ketua DPAS, kemudian Margono Djojohadikusumo mengusulkan untuk membentuk sebuah Bank Sirkulasi atau Bank Sentral sebagaimana yang termaktub dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Kemudian Soekarno dan Hatta menyampaikan mandat untuk Margono supaya menggagas sekaligus melaksanakan persiapan dalam membentuk Bank Sirkulasi (Bank Sentral) Indonesia yakni di bulan September tepatnya pada tanggal 16 tahun 1945.
Sidang Dewan Menteri RI pada tahun 1945 tepatnya tanggal 19 September menetapkan untuk dibentuknya bank Negara yang berperan sebagai Bank Sentral atau Sirkulasi. Akhirnya terbitlah Perpu No. 2 tahun 1946 pada tanggal 15 Juli 1946 yakni terkait didirikannya BNI serta Margono Djojohadikusumo ditunjuk sebagai Dirut Bank BNI (Bank Negara Indonesia).
Selama beliau menjabat sebagai Direktur Utama Bank BNI, status hukum dari Bank BNI naik menjadi Persero yakni pada tahun 1970.
Bibliografi dari Margono Djojohadikusumo
Tidak hanya piawai dalam sepak terjang di dunia politik, Margono Djojohadikusumo juga menelurkan karyanya pada buku-buku hasil tulisannya. Buku-buku hasil karya bapak Margono tersebut antara lain:
1. Sriwibawa, Sugiarta (1994), “100 tahun Margono Djojohadikusumo”, Jakarta: Pustaka Aksara
2. Djojohadikusumo, Margono (1969). “Reminiscenses from three historical periods a family tradition put in writing”, Jakarta: Indira
3. Djojohadikusumo, Margono (1975), “Catatan-catatan dari lembaran kertas yang kumal DR. E.F.E Douwes Dekker (DR. Danudirja Setiabudi), seorang yang tak gentar menjunjung tinggi suatu cita-cita hidup kemerdekaan politik Indonesia”, Jakarta: Bulan Bintang
4. Djojohadikusumo, Margono (1946), “Kenang-kenangan dari tiga zaman”, Jakarta: Indira
5. Djojohadikusumo, Margono (1941), “Tien jaren cooperatie-voorlichting vanwege de overhead 1930-1940”, Batavia: Volkslectuur
Mengenal Margono Djojohadikusumo beserta leluhur Prabowo Subianto lainnya
RM. Margono Djojohadikusumo yang merupakan kakek dari Prabowo Subianto ini merupakan salah satu generasi muda nasionalis. Beliau merupakan nasionalis muda angkatan di bawah Dr. Cipto Mangunkusumo, Tirto Adi Suryo, seorang Indo-Belanda Dauwes Dekker (Danu Dirja Setiabudi) dan Ki Hadjar Dewantara.
Margono tercatat sebagai putra dari Lembah Serayu yang pada tanggal 29 April tahun 1945 diangkat menjadi anggota BPUPKI, sehingga turut serta ketika proses penggodogan Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia.
Saat Bung Karno selaku Presiden dan Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden membentuk Kabinet Presidentil ke-1. RM. Margono didaulat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung Sementara atau DPAS.
Ketika Kabinet Syarir telah terbentuk, RM. Margono memberikan usul supaya NKRI membentuk sebuah bank sirkulasi. Usul tersebut kemudian disetujui dan akhirnya BNI terbentuk dimana RM. Margono diangkat sebagai Direktur Utama.
Ayah RM. Margono merupakan seorang Wedana Banyumas yang berhasil menyelesaikan pendidikannya di ELS. Sepertinya beliau merupakan seorang autodidak yang begitu cerdas sehingga dapat meraih puncak dari jenjang karir yang begitu tinggi.
Kemungkinan besar Margono telah mengenal Syahrir cukup lama melalui Pendidikan Nasionalis Indonesia) Baru atau PNI-Baru yakni sebuah partai kader yang cukup aktif menyumbangkan kursus-kursus di bidang kebangsaan, ekonomi dan politik.
PNI-Baru dipelopori serta didirikan oleh Syahrir dan Bung Hatta, sesudah Partai Nasionalis Indonesia atau PNI yang didirikan oleh Soekarno membubarkan diri berkat inisiatif dari Mr. Sartono. Alasan Mr. Sartono membubarkan PNI gagasan Soekarno adalah akibat Bung Karno ditahan di Penjara Sukamiskin sebagai pertimbangan mendasar guna membubarkan partai dengan haluan radikal tersebut.
Setelah Syahrir dan Hatta ditangkap dan kemudian dibuang oleh Belanda ke Digul serta dipindahkan ke Banda, PNI-Baru akhirnya juga bubar. Namun Syahrir-Hatta juga sempat membentuk jaringan kader yang cukup luas di seluruh penjuru Tanah Air secara khusus di Pulau Jawa yakni di wilayah Banyumas.
Kader-kader Syahrir dalam PNI-Baru tersebutlah kelak yang menjadi inti dari Partai Sosialis yang dipimpin Syahrir. Sepertinya Margono Djojohadikusumo yang terpilih menjadi anggota BPUPKI ialah melalui pengaruh Syahrir dan Hatta yang telah dikenalnya ketika pelatihan kaderisasi PNI-Baru.
Kedepannya sang putra yakni Sumitro akan menjadi kader partai sosialis yang menjadi kesayangan Syahrir yang begitu spesial akibat bakat dan talentanya yang luar biasa di bidang ekonomi. Memang ada yang menarik jika kita menelusuri rekam jejak para tokoh-tokoh sosialis. Rata-rata mereka merupakan tokoh autodidak yang ulet, rajin dan tekun termasuk Syahrir sendiri.
Syahrir tidak pernah menyelesaikan bangku kuliahnya, namun beliau merupakan seorang autodidak yang cukup tangguh. Begitupun para anak didiknya yang berhasil menjadi tokoh publik, misalnya: Sujatmoko, Sugondo Djojopuspito, Rosihan Anwar, Muchtar Lubis dll. Bahkan cucu RM. Margono yakni Prabowo juga mewarisi tradisi para tokoh sosialis yang juga banyak dikenalnya.
Dalam budaya autodidak sebagaimana kalangan para tokoh sosialis generasi pemula, bapak Soeharto bukanlah tokoh sosialis tapi sepertinya terinspirasi oleh mereka yang merintis karir lewat budaya autodidak. Pandangan yang sekuler terhadap agama namun tidak anti agama juga merupakan ciri yang menonjol lainnya dari para tokoh Partai Sosialis generasi awal.
Mereka adalah sosok kosmopolitan namun tetap seorang nasionalis serta suka melakukan perkawinan lintas kebangsaan dan agama, namun tetap setia terhadap agama leluhurnya yakni Islam. Syahrir menikahi seorang perempuan berkebangsaan Belanda, begitupun Takdir Ali Syahbana, Dr. Cipto Mangunkusumo bahkan ayah Prabowo yakni Sumitro.
Bisa jadi akibat menjadi menantu bapak Soeharto, Prabowo memiliki sikap yang lebih menonjol sebagai seorang nasionalis yang religius dibanding ciri-ciri seorang nasionalis. Darah pejuang dan bakat intelektual yang terlihat pada Margono Djojohadikusumo yakni saat beliau menata dunia perbankan di Indonesia.
Beliau merupakan tokoh dibalik pendirian Bank Negara Indonesia (BNI). 3 orang putra beliau yang juga mempunyai bakat pejuang dan intelektual yakni Subianto, Sumitro serta Sujono. Putra sulung Margono Djojohadikusumo yakni Sumitro merupakan sosok yang mempunyai bakat intelektual yang begitu luar biasa.
Dengan alasan tersebut Margono Djojohadikusumo mengarahkan pendidikan Sumitro supaya dapat mengembangkan bakat intelektualnya yakni dengan mengirimkannya untuk sekolah di universitas terbaik di wilayah Eropa. Sedang Putra kedua dan ketiga yakni Subianto dan Sujono sepertinya memang mewarisi darah pejuang yang berasal dari para leluhurnya.
Kedua orang tersebut memutuskan untuk masuk Akademi Militer Tangerang yang berdiri pada bulan November tahun 1945 dibawah komando yang dipimpin Mayor Daan Mogot. Pada tanggal 25 Januari tahun 1946 perang mempertahankan kemerdekaan meletus di beberapa wilayah.
Mayor Wibowo dan Mayor Daan Mogot yang didampingi Letnan Satu Subianto memimpin sebanyak 70 siswa Akademi Militer Tangerang untuk menuju Lengkong. Akhirnya pertempuran sengit namun tidak seimbangpun terjadi. Ketika pertempuran tersebut 32 orang siswa Akademi Militer Tangerang tersebut gugur.
Siswa yang gugur sebagai kusuma bangsa tersebut termasuk juga Lettu Subianto (21 tahun), Taruna Sujono (16 tahun) serta Mayor Daan Mogot. Dua orang pertama merupakan putra kedua dan ketiga dari RM. Margono Djojohadikusumo yang juga paman Prabowo dan adik Sumitro.
Yang jelas Prabowo belum lahir ketika pamannya tersebut gugur sebagai kusuma bangsa.
Prabowo baru terlahir tahun 1951 atau lima tahun kemudian.
Margono Djojohadikusumo dari Sumitro memiliki 4 orang cucu yakni Marjani Ekowati Le Maistre, Biantiningsih Miderawati, Hashim Sujono dan Prabowo Subianto.
Nama dari putra Margono Djojohadikusumo yang gugur ketika remaja tersebut diabadikan untuk melengkapi 2 nama cucu putranya yakni Hashim dan Prabowo.
Margono Djojohadikusumo Meninggal Dunia
Margono Djojohadikusumo meninggal dunia di Jakarta pada 25 Juli 1978 serta disemayamkan di pemakaman keluarga yang terdapat di Dawuhan, kota Banyumas, Jawa Tengah. Pada waktu itu Bung Hatta ikut melepas jenazah beliau di Taman Matraman Jakarta menuju pemakaman keluarga di Banyumas, lokasi dimana para leluhurnya disemayamkan.
Pendiri Pusat Bank Indonesia yang diganti namanya pada tahun 1946 menjadi Bank Negara Indonesia ini merupakan seseorang yang telah berusia lanjut namun senantiasa sehat wal afiat. Baru pada tahun 1978 tersebut kesehatannya terlihat menurun. Bahkan 2 hari sebelum meninggal, bapak Margono masih melakukan transaksi dagang untuk salah satu perusahaan miliknya.
Pada hari Selasa tanggal 25 Juli 1978 pagi, beliau pergi ke kamar mandi. Ternyata di tempat tersebut beliau terkena serangan jantung.
Karena kulit hitam dan perawakannya yang kecil, almarhum kerap menyebut dirinya sebagai een klein Negertje atau si negro kecil.
Beliau adalah seorang putra bangsawan dari turunan ke-13 Adipati Mrapat. Meski beliau masih termasuk keturunan bangsawan, namun almarhum merupakan bangsawan yang berjiwa kerakyatan.
Berdasarkan pernyataan Subagijo IN, beliau senantiasa berbahasa kromo inggil kepada siapa saja yang dapat berbahasa Jawa.
Penghargaan yang diraih Margono Djojohadikusumo
Segala hal yang telah beliau lakukan selama hidupnya memang patut untuk diberikan penghormatan dan penghargaan. Sebagai bangsa yang bermartabat, mengenang jasa pahlawan menjadi salah satu upaya untuk meneladani sekaligus berupaya melanjutkan perjuangannya.
Untuk menghargai segala peran dan jasa yang pernah dilakukan beliau, Margono Djojohadikusumo mendapat penghargaan berupa:
1. Nama R.M Margono Djojohadikusumo diabadikan sebagai sebuah nama jalan di ruas Jakarta
2. Gedung R.M Margono Djojohadikusumo yang terdapat di Universitas Gajah Mada Yogyakarta diberikan nama sesuai dengan nama beliau
3. Kisah beliau semasa hidup menjadi inspirasi pada pembuatan film yang bertajuk Merah Putih
Margono Djojohadikusumo adalah sosok pahlawan dari kalangan bangsawan yang santun dan berbakat. Begitu banyak hasil karya dan perjuangan Margono Djojohadikusumo yang harus dijaga dan diteladani terutama para pemuda generasi penerus bangsa. Beliau bisa menjadi inspirasi banyak orang untuk menjadi pribadi yang tekun, ulet dan penyabar ketika masa-masa perjuangan.
BACA JUGA:
Biodata Presiden Prabowo Subianto
Prabowo Subianto lahir di Jakarta, 17 Oktober 1951, dan umurnya kini adalah 71 tahun.
Prabowo memiliki nama lengkap Prabowo Subianto Djojohadikusumo.
Prabowo merupakan anak Pasangan Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Marie Sigar.
Prabowo anak ketiga di antara empat bersaudara.
Kedua kakak Prabowo yang perempuan bernama Biantiningsih Miderawati dan Maryani Ekowati dan satu adik laki-lakinya bernama Hashim Djojohadikusumo.
Sejak kecil, Prabowo tinggal berpindah-pindah tempat di luar negeri karena mengikuti tugas orang tuanya yang kala itu merupakan begawan ekonomi.
Begitu juga pendidikan dasar hingga menengahnya selalu berganti-ganti.
Prabowo bersekolah SD di Hongkong, kemudian pindah ke Malaysia, Swiss dan dia menamatkan sekolah menengah atasnya di American School di Inggris.
Seperti dikuti pada Laman Kompas.com, disebutkan pada 1969, Prabowo masuk Akademi Militer (Akmil) Magelang untuk menempuh pendidikan militer dan tamat pada 1974.
Karier militer Prabowo diawali menjadi Komandan Pleton Grup I Kopassus dan bertugas di Timor-Timor.
Pada Tahun 1983, karier militernya semakin cemerlang menjadi Wakil Komandan Detasement 81 Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus.
Beberapa tahun kemudian, Prabowo diangkat menjadi Komandan Jenderal Kopassus.
Sebagai Danjen Kopassus, karier Prabowo semakin bersinar setelah memimpin pembebasan sandera Mapenduma.
Pada operasi tersebut, 10 di antara 12 peneliti yang disekap oleh organisasi Papua Merdeka (OPM) berhasil diselamatkan.
Puncaknya, pada 1998, Prabowo menjadi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), membawahi sekitar 11.000 prajurit.
Ketika itu, Prabowo memegang peranan penting dalam tubuh TNI AD.
Ketika Reformasi 1998, Prabowo dipercaya mengamankan Jakarta karena situasi politik yang sedang kacau karena mahasiswa melakukan aksi demo besar-besaran.
Namun pasca-reformasi, Prabowo diberhentikan dalam jabatan Pangkostrad.
Kemudian, Prabowo ditugaskan sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI.
Setelah menjalani sidang Dewan Kehormatan Perwira terkait beberapa kasus, Prabowo diberhentikan dari militer, pangkat militernya adalah Letnan Jenderal.
Baca juga: Koalisi Partai Pendukung Prabowo-Gibran Tolak Wacana Hak Angket, Sebut Paling Tepat Lewat MK
Bisnis dan Politik
Setelah diberhentikan dari kemiliteran, Prabowo mulai bergerak di dunia bisnis.
Berbagai perusahaan telah dimilikinya baik di dalam maupun di luar negeri.
Ia sempat masuk dalam bursa Capres Golkar pada 2004, akan tetapi kalah suara dari Wiranto.
Setelah keluar dari Golkar, pada 2008, Prabowo mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya ( Gerindra ).
Dalam debut di Pemilu 2009, Gerindra menempatkan 26 wakilnya di DPR RI.
Pada Pilpres 2009, Prabowo mendampingi Megawati sebagai Cawapres.
Pasangan ini mendapatkan suara 26,79 persen, kalah pada pasangan SBY – Boediono.
Adapun Prabowo kembali maju pada Pilpres 2014 dengan berpasangan bersama Hatta Rajasa sebagai Cawapres.
Pasangan ini diusung Koalisi Merah Putih yang terdiri tujuh partai yaitu Gerindra, Golkar, PAN, PKS, PPP, dan Demokrat.
Lawannya adalah Pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla yang diusung Koalisi Indonesia hebat yang terdiri dari PDI-P, PKB, Nasdem, Hanura, dan PKPI.
Hasil Pemilu 2014, Pasangan Prabowo – Hatta Rajasa mendapatkan 46,85 persen suara, sementara Pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla memperole 53,15 persen suara.
Pada Pilpres 2019, Prabowo kembali maju sebagai Capres didampingi Sandiaga Uno sebagai Cawapresnya namun kalah.
Sebagai Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengumumkan bahwa ia akan maju menjadi calon presiden (Capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Partai Gerindra sudah mengusung Prabowo sebagai bakal Capres sejak 12 Agustus 2022.
Keputusan ini merupakan jawaban Prabowo atas aspirasi seluruh kader Gerindra yang menginginkannya maju sebagai Capres.
Sementara itu dikutip pada Laman Gramedia.com, ayah Prabowo merupakan seorang pakar ekonomi dan juga politisi Partai Sosialis Indonesia yang saat itu baru saja selesai menjabat sebagai Menteri Perindustrian di Kabinet Natsir pada April 1952.
Ibu Prabowo berasal dari keluarga Maengkom di Langowan, Sulawesi Utara.
Setelah kelahiran Prabowo Subianto, tak lama kemudian ayahnya, Soemitro diangkat kembali menjadi Menteri Keuangan pada Kabinet Wilopo.
Prabowo juga merupakan cucu dari Margono Djojohadikusumo, yaitu seorang pendiri Bank Negara Indonesia.
Margono Djojohadikusumo juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung yang pertama.
Nama Prabowo sendiri merupakan nama yang diambil dari pamannya, Kapten Soebianto Djojohadikusumo,
Ia merupakan seorang perwira Tentara Keamanan Rakyat yang gugur pada Pertempuran Lengkong pada Januari tahun 1964 di Tangerang.
Masa kecil Prabowo dihabiskan di luar negeri, karena saat itu ayahnya terlibat dalam menentang Presiden Soekarno di Pemerintahan Revolusioner RI di Sumatera Barat.
Dikutip pada laman resmi Menhan, Prabowo kecil tercatat menempuh pendidikan berpindah-pindah di Hongkong, Kuala Lumpur, Zurich, Swiss hingga London.
Setelah kepulangan keluarganya dari luar negeri, saat itu jabatan presiden dipegang oleh Soeharto.
Pada tahun 1970, barulah Prabowo masuk ke Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) di Magelang, Jawa Tengah.
Mei Tahun 1983, Prabowo menikah dengan Siti Hediati Hariyadi, putri Presiden Soeharto dan Tien Soeharto.
Hasil pernikahannya itu, Prabowo dan istrinya dikaruniai anak laki-laki bernama Ragowo Hediprasetyo atau Didiet.
Namun, pernikahan Prabowo tidak berjalan sampai lama.
Keduanya memutuskan untuk berpisah pada Tahun 1998.
Sementara anaknya, Didiet, tumbuh di Boston, Amerika Serikat dan memilih profesi sebagai seorang desainer yang berbasis di Paris, Prancis.
Prabowo mengawali karier militernya selepas lulus dari AKABRI pada Tahun 1974.
Pada Tahun 1976, ia bertugas menjadi Komandan Pleton Grup I Para Komando Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) ronde dari operasi Tim Nanggala di Timor Timur.
Kemudian pada 1983, Prabowo dipercaya sebagai Wakil Komandan Detasemen 81 Penanggulangan Teror (Gultor) Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Setelah menyelesaikan pelatihan Special Forces Officer Course di Fort Benning, Amerika Serikat, Prabowo diberi tanggung jawab menjadi Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara.
Pada tahun 1995, dia sudah sampai posisi Komandan Kopassus, dan hanya dalam setahun sudah menjadi Komandan Jenderal Kopassus.
Prestasi pencapaian Prabowo ketika menjadi pimpinan Kopassus adalah Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma.
Ketika itu, 12 peneliti disekap oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Operasi ini sukses menyelamatkan nyawa 10 dari 12 peneliti Ekspedisi Lorentz yang disekap oleh OPM.
Lima orang yang disandera adalah peneliti biologi asal Indonesia, sedangkan 7 sandera lainnya adalah peneliti dari Inggris, Belanda, dan Jerman.
Pada Tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya dan digantikan oleh Habibie.
Habibie memberhentikan Prabowo dari jabatannya sebagai panglima Kostrad.
Prabowo juga pernah diadili berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer.
Dikutip dari laman partaigerindra.or.id, setelah pensiun dari dinas militer, Prabowo Subianto beralih menjadi pengusaha.
Ia mengabdi pada dua dunia, yaitu ia berhasil membeli Kiani Kertas dan menggantinya menjadi PT Kertas Nusantara.
Prabowo juga menguasai perusahaan Nusantara Group yang di dalamnya terdapat 27 perusahaan.
Nama mantan Pangkostrad dan Danjen Kopassus ini kembali mencuat, menyusul keikutsertaannya dalam konvensi calon presiden Partai Golkar.
Ketika dalam Musyawarah Nasional (Munas) VI Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan Kongres V Petani 5 Desember 2004 di Jakarta, dia terpilih menjadi Ketua Umum HKTI Periode 2004-2009.
Prabowo kemudian mencalonkan diri menjadi presiden oleh Partai Golkar pada Konvesi Capres Golkar 2004.
Meski lolos sampai putaran selanjutnya, Prabowo kandas di tengah jalan dan kalah suara oleh Wiranto.
Pada 2009, Prabowo juga pernah mencalon diri sebagai wakil presiden dan presiden bersama Megawati Soekarno Putri.
Kemudian pada 2014, Prabowo memperoleh dukungan menjadi Presiden.
Pada pemilihan presiden, Prabowo kembali maju dengan menggandeng Sandiaga Uno sebagai cawapres-nya.
Namun, kemenangan tidak berpihak kepadanya.
Pada Tanggal 23 Oktober 2019, Prabowo dilantik menjadi Menteri Pertahanan ke-26 Republik Indonesia dalam Kabinet Indonesia Maju untuk periode 2019 sampai 2024. Kini dia bersiap-siap bertarung lagi pada Pilpres 2024.
Biodata Prabowo Subianto
Nama : Prabowo Subianto Djojohadikusumo
Istri : Siti Hediati Hariyadi (Cerai)
Anak : Ragowo Didiet Hediprasetyo (Didit)
Pendidikan :
SD (Hongkong)
Victoria Institution (Malaysia)
International School (Swiss)
American School in London, United Kingdom, 1969
AKABRI Magelang (1970-1974)
Karier
Komandan Peleton Para Komando Group-1 Kopassandha (1976)
Komandan Kompi Para Komando Group-1 Kopassandha (1977)
Wakil Komandan Detasemen-81 Kopassus (1983-1985)
Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad (1985-1987)
Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad (1987-1991)
Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17/Kujang I/Kostrad (1991-1993)
Komandan Group-3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (1993-1995)
Wakil Komandan Komando Pasukan Khusus (1994)
Komandan Komando Pasukan Khusus (1995-1996)
Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (1996-1998)
Panglima Komando Cadangan Strategi TNI Angkatan Darat (1998)
Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI (1998)
Pendiri Partai Gerindra, 2008
Ketua Umum HKTI Periode 2004-2009
Ketua Umum HKTI Periode 2010-2015
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) Periode 2001-2011
Komisari Perusahaan Migas Karazanbasmunai di Kazakhstan
Komisaris Utama PT Tidar Kerinci Agung
Presiden CEO PT Nusantara Energy
Presiden CEO PT Jaladri Nusantara
Dewan Penasihat Organisasi Kosgoro
Ketua Yayasan Pendidikan Kebangsaan (Universitas Kebangsaan)
Pendiri Koperasi Swadesi Indonesia (KSI)
Penghargaan
Satya Lencana Kesetiaan XVI
Satya Lencana Seroja Ulangan-III
Satya Lencana Raksaka Dharma
Satya Lencana Dwija Sistha
Satya Lencana Wira Karya
The First Class The Padin Medal Ops Honor dari Pemerintah Kamboja
Bintang Yudha Dharma Naraya
Harta Kekayaan Prabowo
Prabowo diketahui juga telah menyetor LHKPN kepada KPK untuk hasil perolehan untuk tahun 2022.
Diketahui dalam laporan tersebut, harta kekayaan Prabowo naik.
Pada laporan yang disampaikan tahun 2022, harta kekayaannya Rp 2.032.478.722.760.
Sementara pada laporan yang disetor tahun 2023, harta kekayaan Prabowo naik Rp 1.916.796.575 menjadi Rp 2.034.395.519.335.
Laporan harta kekayaan itu terdiri dari berbagai aset.
Tak terkecuali alat transportasi dan mesin berupa tujuh mobil dan satu motor.
Itulah tadi profil dan biodata Prabowo Subianto yang akan disematkan pangkat Jenderal Bintang 4 dan jejak karier militer. (**)