NKRIPOST

NKRIPOST – VOX POPULI PRO PATRIA

Respon Ketum SPBI Dr. Iswadi Terkait Pertengkaran Trump dan Zelenskyy

Listen to this article

Diterbitkan Minggu, 2 Maret, 2025 by NKRIPOST

Dr. Iswadi

NKRIPOST JAKARTA – Ketua Umum Solidaritas Pemersatu Bangsa Indonesia (SPBI) Dr. Iswadi, M.Pd , memberikan tanggapan yang cukup mendalam mengenai peristiwa pertengkaran antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Menurut Dr. Iswadi, dinamika ini tidak hanya mencerminkan ketegangan dua individu, tetapi juga menggambarkan ketegangan geopolitik yang lebih luas, yang melibatkan negara-negara besar dan pengaruh internasional mereka. Hal tersebut disampaikan , Dr. Iswadi, M. Pd. kepada wartawan, Minggu 2 Maret 2025

Alumni Program Doktoral Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta tersebut melihat bahwa pertengkaran antara Trump dan Zelenskyy mencerminkan perbedaan pandangan yang tajam terkait dengan kebijakan luar negeri, terutama mengenai bantuan militer dan politik Amerika kepada Ukraina. Ketegangan ini semakin memanas setelah adanya penyelidikan yang dilakukan oleh Kongres AS terkait dugaan penyalahgunaan wewenang oleh Trump dalam menangani Ukraina. Insiden ini mencuatkan isu yang sangat sensitif, yaitu soal penggunaan bantuan militer sebagai alat tekanan politik.
Menurut Dr. Iswadi, Amerika Serikat memiliki kepentingan strategis yang sangat besar di Ukraina, baik dari sisi ekonomi, militer, maupun geopolitik. Ukraina, yang terletak di antara Rusia dan negara-negara anggota NATO, menjadi negara penyangga yang vital dalam menjaga keseimbangan kekuatan di Eropa Timur. Dalam konteks ini, bantuan militer yang diberikan oleh AS kepada Ukraina bukan hanya untuk mendukung pertahanan Ukraina melawan agresi Rusia, tetapi juga untuk menjaga stabilitas kawasan dan mengirimkan pesan kepada Rusia bahwa agresi militer tidak akan ditoleransi.

Namun, Dr. Iswadi juga menyoroti bahwa kepemimpinan Trump sering kali lebih mengutamakan kepentingan pragmatisnya sendiri, alih-alih memikirkan kepentingan jangka panjang Amerika di panggung internasional. Trump, yang dikenal dengan gaya kepemimpinan yang lebih transaksional, sering kali menilai bantuan dan dukungan internasional dalam kerangka kesepakatan yang saling menguntungkan. Ketika Zelenskyy, sebagai Presiden Ukraina, berusaha menjalin hubungan yang lebih dekat dengan AS, ia berharap bisa mendapatkan lebih banyak dukungan dalam menghadapi ancaman dari Rusia. Namun, hubungan yang terjalin justru mulai dipenuhi dengan ketegangan karena tuntutan Trump untuk mendapatkan imbalan politik yang lebih jelas.

Dr. Iswadi juga menggarisbawahi bahwa pertengkaran ini menunjukkan ketegangan yang lebih besar dalam hubungan AS-Ukraina. Di satu sisi, Amerika Serikat merupakan mitra strategis penting bagi Ukraina, tetapi di sisi lain, hubungan ini juga dipengaruhi oleh dinamika domestik di kedua negara. Di Amerika, Trump menghadapi tekanan dari partai oposisi dan publik mengenai cara ia menangani kebijakan luar negeri, terutama di Ukraina. Di sisi lain, Zelenskyy, sebagai presiden yang belum berpengalaman dalam politik internasional, berada di bawah tekanan untuk menjaga hubungan baik dengan negara-negara besar, terutama Amerika, sembari menghadapi ancaman yang terus meningkat dari Rusia.

Menurut Dr. Iswadi, dalam peristiwa ini ada juga masalah besar terkait dengan transparansi dan integritas dalam kebijakan luar negeri. Ketika , hal tetsebut menimbulkan kontroversi besar. Trump dianggap telah menyalahgunakan posisi kekuasaannya untuk kepentingan pribadi. Dr. Iswadi berpendapat bahwa kejadian ini memperlihatkan ketegangan antara nilai-nilai demokrasi dan praktik politik yang sering kali pragmatis, di mana kekuasaan politik dapat digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih sempit dan partisan.

Namun, Dr. Iswadi juga tidak menutup kemungkinan bahwa di balik ketegangan ini terdapat upaya untuk meraih keuntungan politik bagi kedua belah pihak. Trump, yang tengah berjuang mempertahankan posisinya sebagai presiden dari tekanan oposisi , mungkin melihat Ukraina sebagai alat untuk meraih dukungan politik dalam negeri. Sementara itu, Zelenskyy, berusaha untuk memperkuat posisi negara dalam kancah internasional, dengan harapan dapat memperoleh lebih banyak dukungan dalam menghadapi agresi Rusia.

Dr. Iswadi berpendapat bahwa ketegangan ini harus dilihat dalam konteks yang lebih luas, yakni bagaimana interaksi antara negara-negara besar sering kali dipengaruhi oleh kepentingan pragmatis dan dinamika domestik masing-masing. Ketika hubungan internasional dipengaruhi oleh tekanan internal, baik di Ukraina maupun di Amerika Serikat, hal ini dapat menambah kerumitan dalam mencapai tujuan yang lebih luas, seperti perdamaian dan stabilitas global.

Dr. Iswadi menilai bahwa pertengkaran antara Trump dan Zelenskyy bukan hanya sekadar perbedaan pandangan antara dua pemimpin negara, tetapi juga mencerminkan tantangan besar dalam hubungan internasional modern, di mana politik dalam negeri dan kepentingan pribadi seringkali saling berinteraksi dan memengaruhi kebijakan luar negeri suatu negara. Sebagai pengamat, ia menekankan pentingnya untuk terus memantau perkembangan ini, karena dampaknya tidak hanya dirasakan oleh kedua negara tersebut, tetapi juga oleh banyak negara lain yang terlibat dalam dinamika geopolitik global.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

REDAKSI: JL. MINANGKABAU TIMUR NO. 19 A, KEL. PS. MANGGIS, KEC. SETIABUDI KOTA JAKARTA SELATAN - WA: 0856 9118 1460  
EMAIL: [email protected]
NKRIPOSTCO ©Copyright 2024 | All Right Reserved