Tradisi Agama Katolik, Bakar Lilin Untuk Orang Mati
Diterbitkan Sabtu, 28 Desember, 2024 by NKRIPOST
NKRIPOST JAKARTA – Dalam tradisi agama Katolik, membakar lilin untuk orang mati memiliki beberapa makna:
Makna Spiritual
1. Simbol cahaya kehidupan kekal: Lilin menyimbolkan cahaya yang terus menyala, melambangkan kehidupan kekal dan harapan akan keselamatan.
2. Doa dan penghormatan: Membakar lilin adalah bentuk doa, penghormatan dan mengingat arwah.
3. Pengingat akan kematian: Lilin yang terbakar mengingatkan akan kematian dan pentingnya mempersiapkan diri untuk kehidupan kekal.
4. Doa: Lilin menyimbolkan doa yang dikirimkan kepada Tuhan untuk arwah.
5. Cahaya Kehidupan Kekal: Lilin menyimbolkan cahaya kehidupan kekal dan harapan akan keselamatan.
6. Pengingat Kematian: Lilin mengingatkan akan kematian dan pentingnya mempersiapkan diri untuk kehidupan kekal.
Tujuan
1. Menghormati arwah: Membakar lilin sebagai tanda penghormatan dan mengingat arwah.
2. Membawa doa: Lilin menyimbolkan doa yang dikirimkan kepada Tuhan untuk arwah.
3. Meningkatkan kesadaran spiritual: Membakar lilin membantu meningkatkan kesadaran spiritual dan mengingatkan akan kehadiran Tuhan.
Tradisi
1. Misa Arwah (Requiem Mass): Lilin dibakar selama misa untuk menghormati arwah.
2. Hari Raya Arwah (All Souls’ Day): Katolik membakar lilin pada 2 November untuk menghormati arwah.
3. Peringatan hari kematian: Keluarga membakar lilin pada hari kematian untuk menghormati arwah.
4. Misa Arwah (Requiem Mass): Lilin dibakar selama misa.
5. Novena Arwah: Membakar lilin selama sembilan hari setelah kematian.
Petunjuk
1. Gunakan lilin putih, simbol kesucian dan kepolosan.
2. Bakar lilin selama doa atau misa.
3. Jangan meninggalkan lilin terbakar tanpa pengawasan.
4. Pastikan tidak melanggar peraturan kuburan.
5. Berdoa untuk arwah saat membakar lilin.
Doa yang Dibaca
1. Doa “Requiem aeternam” (Semoga arwah mendapatkan istirahat kekal).
2. Doa “Eternal Rest” (Semoga arwah mendapatkan istirahat kekal).
3. Doa “Hail Mary” (Salve Regina).
Sumber:
1. Ensiklopedia Katolik.
2. Situs resmi Gereja Katolik Indonesia.
3. Buku “Tradisi dan Adat Istiadat Katolik” oleh Prof. Dr. Y. B. Mangunwijaya.***