Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar Kaget Dipanggil Prabowo, Ditawarkan Jadi Menteri
Diterbitkan Selasa, 15 Oktober, 2024 by NKRIPOST
NKRIPOST JAKARTA – Prabowo Subianto memanggil Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar untuk datang ke kediamannya pada Senin (14/10/2024).
Pemanggilan tersebut bersamaan dengan hadirnya para tokoh politik, yang disinyalir akan menjadi Menteri di kabinet Prabowo-Gibran. Nasaruddin Umar mengaku terkejut saat dirinya dipanggil Prabowo.
“Saya betul-betul sangat surprise ya. Saya enggak menyangka dan saya kaget, saya enggak pernah membayangkan,” ujar Nasaruddin Umar di Jakarta, Senin (14/10/2024).
Nasaruddin mengaku tidak pernah ada pembicaraan soal posisi menteri bersama Prabowo maupun orang di sekitar lingkungan Partai Gerindra sebelum-sebelumnya.
Namun pada Senin sekitar pukul 18.00 WIB, dirinya mendapat undangan dari ajudan Prabowo Subianto untuk datang ke Kartanegara.
Ia pun lantas diminta Prabowo untuk membantunya di kabinet yang akan datang.
“Enggak pernah menyangka, enggak pernah membayangkan. Saya hanya bekerja profesional di bidang saya di Istiqlal dan di perguruan tinggi sebagai dosen,” kata dia.
Terkait posisi menteri yang ditawarkan Prabowo, Nasaruddin masih enggan menyebutkannya. Namun ia memastikan tugasnya tidak akan jauh dari aktivitasnya di bidang keagamaan.
“Saya pikir tidak jauh dari keseharian saya. Ya, nantilah beliau yang akan menjelaskan,” kata dia.
BACA JUGA:
Prabowo Subianto Dampingi Presiden Jokowi Sambut Kunjungan Paus Fransiskus di Istana Merdeka
Prabowo Gibran Dapat Ucapan Selamat Dari Imam Besar Masjid Istiqlal
Imam Besar: Kedepankan Penolakan Bahaya Ketimbang Mengejar Manfaat
Profil Nasaruddin Umar
Melansir dari istiqlal.co.id, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA merupakan tokoh kelahiran Ujung-Bone, Sulawesi Selatan. Dirinya pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Agama RI periode 2011-2014 pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Nasaruddin banyak menerbitkan karya ilmiah tentang Islam dan aktif menjadi penulis dari 12 buku. Di mana salah satunya berjudul “Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran (Paramadina, 1999)”, yang menjabarkan hasil penelitian mengenai bias gender dalam Quran.
Beliau juga merupakan pendiri organisasi lintas agama untuk Masyarakat Dialog antar Umat Beragama dan pernah menjabat sebagai Dirjen di Departemen Agama.
Dia juga adalah didapuk menjadi anggota dari Tim Penasehat Inggris-Indonesia yang didirikan oleh mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair.
Nasaruddin juga ditunjuk menjadi Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) untuk masa khidmat 2022-2027.***(binis)