Ketua DPW PPP DKI Jakarta Dihujat, Dibela Kader: Yang Kritik Bukan Anggota Partai, Mereka Sudah Mundur
Diterbitkan Minggu, 2 Juni, 2024 by NKRIPOST
NKRIPOST JAKARTA — Ketua Dewan Pimpinan Partai (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DKI Jakarta yang juga menjabat sebagai Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI H. Syaiful Rahmat Dasuki kembali melakukan konsolidasi Partai berlambang Ka’bah di DKI Jakarta menjelang Pilkada serentak yang akan digelar pada 27 November 2024 mendatang.
Hal tersebut disampaikan usai menggelar Rapat Pimpinan Wilayah (Rapimwil) yang dihadiri Pengurus DPC PPP se-DKI Jakarta di wisma Tugu Kemenag RI, Cisarua Bogor, Rabu (29/05)
Pria yang akrab disapa Bang Jipul ini mengatakan bahwa dinamika dalam berpartai atau berorganisasi itu sebuah hal yang wajar selama tidak ada gerakan-gerakan atau upaya-upaya pelemahan/meruntuhkan kewibawaan PPP.
Namun jika itu terjadi, lanjut Bang Jipul maka Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP diminta untuk mengambil tindakan tegas.
“Kami bersepakat untuk melakukan segala usaha untuk menyatukan PPP ini kedepannya lagi. Kalaupun ada individu -individu atau kepentingan-kepentingan yang berbeda saat ini kita anggap itu sebagai dinamika yang normal. Tapi ketika sudah muncul sebuah gerakan yang ingin melemahkan, gerakan yang ingin meruntuhkan kewibawaan partai, maka kita meminta kepada DPP khususnya dan kami sudah bersepakat untuk melakukan tindakan-tindakan preventif. Kalau tindakan preventif ini tidak bisa dilaksanakan, tidak diikuti maka harus ada tindakan keras terhadap kelompok-kelompok ini. Karena kami juga melihat kelompok-kelompok ini bagian dari yang bisa melemahkan PPP, konsolidasi PPP dan penguatan PPP kedepan.” Ujar Jipul.,” tegas Syaiful saat Rapimwil, Kamis (30/5/2024).
Hal senada juga disampaikan Sekretaris Cabang PPP Jakarta Selatan, Rahmat yang akrab dipanggil Somat mengatakan bahwa terkait dengan gagal nya PPP tidaklah serta merta menjadi kesalahan plt. Ketum mardiono tapi ini menjadi tanggung jawab para kader PPP secara utuh.
Di sisi lain di balik kegagalan tersebut terdapat dis orientasi sebagian kader dalam memaknai pileg dan pilpres yang korelasinya dengan ketidak patuhan kader pada putusan partai, dan memakai nama besar PPP untuk mencari keuntungan pribadi, dan mengganggu proses jalannya konsolidasi kekuatan partai.
“Ini harus di sadari oleh para kader dan yang mengaku kader PPP, yang mana dalam setiap momentum politik 5 tahunan lagi-lagi kader hanyut dalam permainan isu yang mengakibatkan PPP terpojok, contoh hanya kader PPP yang mendiskreditkan partainya sendiri dengan mengatakan PPP buah semangka, tanpa dia tahu apa yang menjadi pokok persoalannya, maka jelas memang harus ada mekanisme yang di perlukan dalam penyikapan dinamika kader kedepan.” Ujar Somat.
Selanjutnya Somat menambahkan bahwa saat ini pun kader yang teriak di DPP PPP adalah mereka yang tidak mampu melahirkan gagasan kedepan PPP.
Hal tersebut disampaikan Somat merespon sejumlah Mantan Kader PPP yang telah resmi mundur dari PPP namun masih melakukan kritikan tajam yang di alamatkan kepada PPP.
“Mereka seperti saudara Zakih dan Rafiq sudah menyatakan diri keluar dari PPP dengan lampiran surat pengunduran diri tertanggal 24 Oktober 2023 yang bermaterai pada di tengah PPP dalam melakukan upaya perjuangan di Pileg 2024, dan pada saat ini tak lagi jadi pengurus. Dan hari ini bicara soal PPP itu adalah hal yang di katakan kekacauan cara berfikir, atau tidak bisa berfikir,” tandasnya.
BACA JUGA :
Mukercab DPC PPP Jakpus, Usung Syaiful Rahmat Dasuki Maju Cagub DKI Jakarta
Sebelumnya, dampak melorot nya perolehan suara PPP pada Pemilu 2024, partai yang berlambang Ka’bah ini tuai kritikan dari beberapa kadernya. Ditambah lagi dengan tidak lolosnya ke Senayan karena tak memenuhi Parliamentary Threshold 4 persen.
Salah satu kritikan tersebut tak luput ditujukan kepada Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) DKI Jakarta H. Syaiful Rahmat Dasuki yang juga menjabat sebagai Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI.
Mantan Wakil Ketua Bidang OKK I DPC PPP Jakarta Selatan M. Zakih dan mantan Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) Mampang Prapatan, M. Rafiq menilai DPW PPP DKI Jakarta dibawah kepemimpinan Syaiful Rahmat Dasuki melemah.
“Ini fakta, karena Pemilu 2024 lebih kecil perolehan suaranya dari Pemilu 2019. Mana 10 Kursi yang dijanjikan?” kata Zaky dalam keterangannya, Sabtu (1/6/2024).
Ditegaskan Zaky, seharusnya sebagai sanksi moral dengan tidak terpenuhinya target 10 kursi, ditambah menurunnya suara PPP, Saiful Dasuki undur diri dari jabatannya.
“Faktanya terbukti gagal memimpin PPP DKI Jakarta,” tegas Zaky di sitat rm.id.”””
Hal senada disampaikan M. Rafiq. Menurut dia, kondisi DPW PPP DKI Jakarta saat ini yang terburuk sepanjang sejarah.
“Ini merupakan hasil perolehan suara terburuk yang dialami PPP DKI Jakarta sepanjang keikutsertaan PPP dalam Pemilu,” nilainya.***