Astaga!! Media Israel Sebut Indonesia Negara Terbelakang, Ternyata Ini Biang Keroknya!
Diterbitkan Jumat, 13 Oktober, 2023 by NKRIPOST
NKRIPOST JAKARTA – The Jerusalem Post yang merupakan media Israel sebut Indonesia bukan negara modern. Hal ini berawal saat Indonesia menghadapi hukuman FIFA karena prasangka anti-Israel.
Rabu (29/3/2023) lalu, FIFA, organisasi sepak bola global, secara resmi mengumumkan pencabutan hak Indonesia untuk menjadi tuan rumah turnamen ini karena keberatan Indonesia terhadap partisipasi Israel. Israel adalah satu dari hanya 24 negara yang lolos ke turnamen ini.
Hal ini membuat media Israel sebut Indonesia bukan negara modern yang diposting pada portal The Jerusalem Post.
“Indonesia bukanlah bangsa yang modern dan berwawasan ke depan, melainkan sebagai negara terbelakang yang masih dibutakan oleh prasangka anti-Israel.” yang di publish pada 3 April 2023 dalam website Jpost.
BACA JUGA:
Viral, Bendera Israel Dikibarkan saat Kampanye Ganjar Pranowo
FIFA Tunjuk Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-17, Akankah Ganjar Pranowo Kembali Tolak Israel?
PDIP Sebut Ganjar Pranowo Ikut Tolak Israel Berujung Indonesia Gagal Tuan Rumah Piala Dunia U-20
Ini bukan kali pertama Indonesia mengambil tindakan terhadap atlet Israel. Pada tahun 1958, Indonesia bersama Turki dan Sudan tersingkir dari babak kualifikasi Piala Dunia untuk menghindari pertandingan melawan Israel.
Saat ini, Turki dan Sudan sama-sama memiliki hubungan dengan Israel, sementara posisi Indonesia terhadap negara Yahudi tersebut masih membeku seperti 65 tahun yang lalu.
Antipati terhadap Israel begitu membutakan Indonesia sehingga negara tersebut mengambil langkah-langkah yang bertentangan dengan kepentingannya sendiri. Menjadi tuan rumah turnamen ini akan memungkinkan tim mudanya sendiri, yang tidak lolos karena kemampuannya sendiri, untuk berpartisipasi, dan menjadi tuan rumah turnamen tersebut diharapkan dapat memberikan pemasukan beberapa ratus juta dolar ke dalam perekonomian lokal.
Mengecam Israel adalah salah satu cara untuk memainkan kartu populis yang kuat di negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, yang sangat bersimpati kepada Palestina.
Ketika salah satu kandidat presiden terkemuka bergabung dengan seruan untuk melarang Israel, para pesaingnya, termasuk presiden saat ini, akan terlihat kurang pro-Palestina dan menunjukkan dukungan terhadap partisipasi Israel.
Hal ini sangat disayangkan karena Indonesia telah lama dianggap sebagai salah satu negara berikutnya yang akan bergabung dengan Abraham Accords dan menjalin hubungan diplomatik formal dengan Israel.*(Okezone/Nkripost)