Waspada Kejahatan Baru Di WhatsApp Modus Undangan Nikah, Pengusaha Malang Tabungan Rp 1,4 M Raib!
Diterbitkan Kamis, 6 Juli, 2023 by NKRIPOST

NKRIPOST, JAKARTA – Semakin berkembangnya teknologi, semakin canggih juga modus kejahatan yang memanfaatkan transaksi teknologi.
Sebagaimana di sebuah grup WhatsApp muncul sebuah undangan pernikahan yang bertuliskan ”
𝘈𝘴𝘴𝘢𝘭𝘢𝘮𝘶𝘢𝘭𝘢𝘪𝘬𝘶𝘮, 𝘸𝘳, 𝘸𝘣,
𝘒𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘠𝘵𝘩:
𝘉𝘱𝘬/𝘐𝘣𝘶/𝘚𝘢𝘶𝘥𝘢𝘳𝘢/𝘪,
𝘔𝘢𝘢𝘧 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘯𝘺𝘢
𝘚𝘢𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘸𝘢𝘬𝘪𝘭𝘪 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘨𝘢 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳
𝘒𝘦𝘥𝘶𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘦𝘭𝘢𝘪
𝘜𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯
𝘒𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘉𝘱𝘬/𝘐𝘣𝘶/𝘚𝘢𝘶𝘥𝘢𝘳𝘢/𝘪,
𝘔𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘥𝘪𝘳𝘪
𝘈𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘳𝘦𝘴𝘦𝘱𝘴𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘢𝘯
𝘗𝘶𝘵𝘳𝘢 & 𝘗𝘶𝘵𝘳𝘪 𝘒𝘢𝘮𝘪,
𝘜𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘭𝘰𝘬𝘢𝘴𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘳𝘦𝘴𝘦𝘱𝘴𝘪
𝘓𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘶𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘣𝘢𝘸𝘢𝘩 𝘪𝘯𝘪,” dengan sebuah lampiran berformat berformat APK.
Beruntungnya tidak lama kemudian muncul nomor lain yang mengirimkan pemberitahuan di WhatsApp group tersebut dengan mengkonfirmasi kiriman WhatsApp tersebut merupakan kiriman palsu.
“Selamat malam saudara2 semua tlng jangan buka undangan dari bang lipus itu karna nomornya di heck orang.terimakasih.” tulisan konfirmasi di group WhatsApp tersebut dilansir, Kamis (6/7/2023).
Kejadian serupa bahkan telah menimpa Seorang emak-emak pengusaha di Malang yang bernasib apes karena mengklik sebuah tautan yang disebarkan di WhatsApp (WA).
Dilansir dari Tribunjatim, Pengusaha di Malang itu akhirnya kehilangan uang tabungan yang sudah miliaran rupiah hanya dalam sekali klik.
Ada aktivitas aneh yang terjadi setelah link itu diklik.Apes pengusaha di Malang tabungan Rp 1,4 Miliar hanya disisakan Rp 2 juta saja. Aktivitas aneh tersebut diketahui dari adanya gambar aneh yang muncul.
Gegara menekan pesan berisi tautan undangan pernikahan berformat APK, seorang Silvia Yap (52) berakhir kehilangan uangnya.
Fantastis jumlah uang tersebut tidak hanya jutaan tetapi miliaran.Silvia Yap adalah seorang ‘emak-emak’ juragan aksesori kendaraan asal Lawang Kabupaten Malang.
Akhirnya apes karena kehilangan uang tabungan rekeningnya senilai Rp1,4 Miliar.
Miliaran uang tabungan yang raib tersebut disimpan ke dalam nomor rekening sebuah kantor cabang pembantu (KCP) sebuah bank berpelat merah di kawasan Lawang, Kota Malang.
BACA JUGA:
Kecemasan Seorang Ibu yang Anaknya Jadi Korban Kekerasan dan Penipuan Kerja Migran di Kamboja
Natalia Rusli Dituntut 15 Bulan Penjara, Kasus Dugaan Penipuan
Akun WhatsApp Kapolres Bangka Tengah Dibobol, Peretas Minta Pinjam Uang
Saat menelusuri proses transaksi uangnya itu bisa hilang.Ternyata, uang miliknya hilang dalam beberapa kali transaksi melalui m-Banking.
Hal itu dianggap aneh oleh korban.Pasalnya, selama menjadi nasabah bank tersebut, ia belum pernah mengaktivasi atau pun memiliki akun m-Banking untuk nomor rekeningnya.
Kronologi kejadian:
Kronologi kasus dugaan peristiwa tindak pidana Informasi dan Transaksi Elektronik llegal Akses yang dialami korban disampaikan oleh kuasa hukum korban, Hilmy F. Ali.
Bermula saat mendapatkan sebuah pesan WhatsApp (WA) dari nomor tak dikenal yang mengirimkan sebuah software aplikasi (APK).
Aplikasi tersebut berukuran 5 MB, dengan bertuliskan ‘Undangan Pernikahan’ dalam font tulisan bercetak tebal, pada pukul 10.00 WIB, Rabu (24/5/2023).
Kemudian korban menekankan klik pada pesan tersebut, yang ternyata muncul gambar undangan seperti brosur iklan.
Merasa aneh, selanjutnya korban memblokir nomor pengirim pesan tersebut.
Masih di hari yang sama, pada pukul 21.00 WIB, terdapat pemberitahuan (Notifikasi) masuk bahwa terdapat SMS atau Email yang menjelaskan adanya upaya aktivitas akses ilegal yang masuk ke emailnya.
Karena hal tersebut, kemudian korban memindahkan data ke HP yang lain menggunakan Smartswitch. Lalu mengganti Password Email.
“Akhir Mei 2023, klien kami menerima undangan pernikahan digital. Undangan tersebut di klik di-close. di handphone-nya ada beberapa aplikasi mobile banking. Ada beberapa bank, kurang lebih 6 mobile banking,” ujar Kuasa Hukum korban, Hilmy F Ali, di depan SPKT Mapolda Jatim, Rabu (5/6/2023).
“Tapi, anehnya yang kebobol hanya BRImo. Kemudian, setelah klien kami ngecek di situ ada saldo yang semula ada dalam rekening BRI Prioritas, itu berkurang sampai dengan Rp1,4 miliar,” tambahnya.
Pada Rabu (25/5/2023) sekitar pukul 21.00 WIB terdapat notifikasi dari email yang memberitahukan bahwa terdapat transfer dana dari dua nomor rekening bank plat merah milik korban, ke tiga nomor rekening tak dikenal.
Selain itu, ada juga transaksi aneh tak dikenal via m-Banking layanan perbankan, lalu beberapa transfer dana ke QRIS, dan beberapa dana ke pulsa ke sebuah nomor ponsel tak dikenal.
Jika ditotal, jumlah transaksi yang tidak lakukan dari rekening korban mencapai angka sebesar Rp1,4 miliar.
Terkurasnya uang kliennya itu, melalui belasan kali transaksi sejak pukul 22.00 WIB, hingga 03.00 WIB, yang tak diketahui oleh pihak korban.
Saat korban memeriksa jumlah total tabungannya. Ternyata, hanya bersisa sekitar dua juta rupiah.
“Keluarnya uang itu melalui BRImo, itu transfer pindah ke rekening bank lain. Kemudian ada yang BRIVA. Ada juga yang melalui top up, pulsa senilai 40 juta. Dari jam 22.00 malam sampai jam 03.00 WIB, total ada belasan transaksi. Sudah, keesokan paginya sudah diblokir tapi sudah terkuras, tersisa cuma Rp 2 jutaan,” ungkap Hilmy.
Berdasarkan keterangan dari korban. Hilmy menjelaskan, meskipun terdapat transaksi dengan nominal besar hingga miliaran rupiah, ternyata dari pihak perbankan tidak memberikan pemberitahuan kepada kliennya.
Padahal, sejak awal, lanjut Hilmy, korban tidak pernah mengunduh dan menginstal aplikasi layanan perbankan tersebut dalam ponsel miliknya.
“Anehnya, klien kami ini tidak pernah mengunduh atau mendownload aplikasi BRImo ini. Ketika di cek mutasi rekening, beralihnya dari BRImo. Siapa yang menginstall BRImo ini,” lanjutnya.
“Padahal, kalau mengaktifkan mobile banking itu harus konfirmasi double check juga, tapi di BRI belum seperti itu,” jelasnya.
Bahkan saat memeriksa detail nomor kontak dalam aplikasi perbankan ‘yang tidak pernah diinstal’ oleh korban. Ternyata menggunakan nomor ponsel lain yang tak dikenali oleh korban.
“Beda. Jadi si pelaku membuat nomor akun Brimo sendiri, yang lain daripada milik klien kami. Tapi setelah memiliki akses ke rekeningnya (korban),” tambahnya.
Hilmy mengaku, pihaknya telah berupaya berkomunikasi dengan pihak perbankan tempat sang kliennya menyimpan uang tersebut.
Hasilnya, pihak perbankan tidak dapat menjelaskan ataupun memberikan solusi sebagai gamblang atas permasalahan tersebut.
“BRI pada saat itu melalui WA. Seperti, tidak bisa bertanggung jawab. Iya (malah menyalahkan nasabah),” akunya.(Tribunjatim/Nkripost)
