Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah: Sistem Tertutup Buat Kedaulatan Rakyat Hilang
Diterbitkan Minggu, 19 Maret, 2023 by NKRIPOST
NKRIPOST MATARAM – Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gelora Fahri Hamzah saat mendampingi Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta dalam kunjungan ke Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengatakan menilai penerapan sistem proporsional terbuka jauh lebih baik, karena sistem proporsional tertutup membuat kedaulatan rakyat hilang digantikan menjadi kedaulatan partai politik.
“Sistem tertutup itu membuat kedaulatan rakyat hilang menjadi kedaulatan parpol,” kata Fahri Hamzah dikutip Antara, Sabtu, 18 Maret 2023.
Menurutnya dalam demokrasi teorinya penerima mandat itu adalah rakyat, bukan partai politik. Oleh karena itu, menurut dia, prinsip kedaulatan rakyat itu tidak boleh dilakukan oleh kedaulatan partai politik.
“Sekarang saja dipilih rakyat itu lupa. Apalagi yang dipilih parpol. Tentu hilang rakyatnya. Nggak ada lagi rakyat. Kita tidak tahu siapa yang kita pilih,” kata Fahri Hamzah menegaskan.
Karena itu, kata Fahri jika Partai Gelora menang di Pemilu, dia berharap seluruh anggota dewannya orang yang bebas, tidak akan dipecat kalau berbeda pendapat dengan partai-nya.
“Bahkan dia wakil rakyat yang akan bekerja, seluruh mandat rakyat bukan mandatnya parpol. Itu jalannya Partai Gelora,” katanya.
BACA JUGA:
Ketum Gelora Anis Matta Siap Maju Capres 2024, Bila..
Kritik KIB, Fahri Hamzah: Kacau, Kayak Orang Ngumpul di Pos Ronda
Partai Gelora Optimis, Indonesia Punya Potensi Besar Jadi Negara Super Power
Sementara itu Ketua Umum (Ketum) Partai Gelora Anies Matta mengatakan bahwa Indonesia memiliki modal untuk bisa menjadi negara adikuasa atau super power baru.
“Selain kekuatan dunia seperti Amerika Serikat, China dan Rusia. Indonesia punya potensi besar menjadi negara super power,” kata Anis Matta dikutip, Sabtu (18/3/2023).
Ia menceritakan bagaimana kondisi stabilitas dunia saat ini. Di mana dunia sedang menghadapi transisi global akibat pengaruh perang Rusia dan Ukraina.
Namun, meski Rusia dan Ukraina yang berperang, namun justru yang merasakan dampaknya adalah Amerika Serikat, terbukti dengan bankrut-nya bank dari negeri Paman Sam tersebut.
“Justru yang kita dengar bangkrut adalah bank di Amerika bukan Rusia. Ini jadi bencana besar dan tidak ada yang tahu ujungnya di mana,” ujarnya.
Selain itu, Anis juga mengatakan bagaimana perubahan sebuah rezim yang siklus putarannya sekitar 30 tahun sekali. Artinya, 20 tahun damai, 10 tahunnya kacau.
“Terkait Indonesia, saat ini era reformasi sudah memasuki siklus-nya. Akan memasuki satu putaran penggantian kepemimpinan. Maka, Pemilu 2024 merupakan tahun fundamental bagi Partai Gelora,” ucapnya.
BACA JUGA:
Partai Gelora Optimis Ada Migrasi Pemilih Dari Partai Lama Ke Baru di Pemilu 2024, Begini Alasannya
Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah Soroti Jeda 8 Bulan Menuju Pelantikan Hasil Pilpres 2024
Menurutnya, Indonesia berada pada pusaran krisis, tapi di sisi lain berpotensi menjadi adikuasa baru.
“Indonesia punya potensi besar menjadi negara adikuasa. Tetapi ada yang tidak percaya bahwa Indonesia bisa menjadi negara besar dan maju, padahal itu bisa kalau kita mampu,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia meminta seluruh kader dan pengurus Partai Gelora untuk bekerja dengan cara luar biasa.
“Mengubah pola kerja itu, membutuhkan ide dan gagasan brilian untuk kemajuan Indonesia,” kata Anies Matta. (*)