Jejak Samar Kepemimpinan di Buku Biografi Bupati Jepara H. Dian Kristiandi
Diterbitkan Minggu, 20 Maret, 2022 by NKRIPOST
Jejak Samar Kepemimpinan di Buku Biografi Dian Kristiandi
Oleh : Purnomo
NKRIPOST.CO, JEPARA – Saya harus memberikan apresiasi atas terbitnya buku biografi Bupati Jepara H. Dian Kristiandi yang baru saja diluncurkan bertepatan hari ulang tahunnya yang ke – 49, Jumat malam kemarin. Apalagi buku biografi yang diberikan judul Langkah Kepemimpinan Bupati Jepara H. Dian Kristiandi Mengalir dari Hati untuk Bumi Kartini dengan tebal 237 halaman ini diharapkan menjadi inspirasi dan motivasi warga Jepara, Karena itu dibiayai dengan dana APBD Jepara tahun anggaran 2022 melalui Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Jepara.
Pertanyaannya, bolehkah uang APBD digunakan untuk membiayai penerbitan buku biografi seorang bupati?
Sebagai mana lazimnya sebuah buku biografi, harapannya tentu saja agar pembaca atau warga dapat mengetahui tentang kelebihan dari tokoh yang ditulis, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupannya diruang publik dalam jabatan yang diembannya.
Apalagi buku biografi ini memilih judul “Langkah Kepemimpinan Bupati Jepara H. Dian Kristiandi Mengalir dari Hati untuk Bumi Kartini”.
Semula saya mengira buku ini akan berisi filosofi kepemimpinan yang didasarkan karakter, keyakinan, prinsip, strategi dan cara yang dikembangkan oleh Dian Kristiandi dalam melaksanakan tugas besarnya sebagai bupati setelah menggantikan posisi Bupati Ahmad Marzuqi yang tersandung persoalan hukum.
Sebagaimana ketentuan pasal 65 UU No. 9 tahun 2015 tentang Pemerintah Daerah, tugas seorang bupati adalah memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah. Juga melaksanakan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah pusat. Karena itu tugas bupati sangat kompleks hingga ia harus menyelaraskan semua langkah untuk mencapai tujuan pembangunan. Karena itu seorang pemimpin dituntut memahami berbagai persoalan dan aturan yang harus ditaati.
Ekspektasi saya, buku biografi Langkah Kepemimpinan Bupati Jepara H. Dian Kristiandi Mengalir dari Hati untuk Bumi Kartini akan menceriterakan seni dan kerja kerasnya dalam melaksanakan tugas besarnya sebagai seorang bupati.
Namun ketika saya mendapatkan buku tersebut, ternyata jauh dari ekspektasi saya. Dalam cover buku biografi Dian Kristiandi ini, dia “tidak berani” tampil sendiri sebagai seorang tokoh yang layak menjadi teladan, dan bahkan menjadi tokoh yang layak dipilih kembali dalam Pilkada tahun 2024. Dian Kristiandi justru memilih berlindung dan meminjam nama besar Gus Muwafiq untuk membangun personal brandingnya. Bukan tampil sendiri di buku biografinya sebagaimana lazimnya sebuah buku biografi.
Pemanfaatan foto Gus Muwafiq, seorang ulama muda tingkat nasional oleh Dian Kristiandi dalam buku biografinya hanya untuk membangun image bahwa ia dekat dengan ulama dan mendapatkan dukungan ulama.
Apalagi buku ini sebelum diluncurkan justru sudah dilombakan dalam bentuk lomba resensi buku yang diperuntukkan bagi guru-guru yang berada dibawah pembinaan Disdikpora Jepara. Tujuannya dapat ditebak dengan mudah, untuk memperkuat branding Dian Kristiandi. Sebab dalam resensi tersebut kemudian yang muncul adalah pujian tentang perjuangan, semangat dan keberhasilan Dian Kristiandi sebagai pemimpin yang luar biasa hebat. Padahal ia tidak memiliki tradisi literasi.
Bak gayung bersambut dengan tujuan penulisan buku yang dilakukan diakhir masa jabatan Dian Kristiandi yang kurang 2 bulan lagi. Ratusan peserta lomba resensi ini kemudian memujinya. Bahkan saat melakukan pembinaan ASN di Welahan, Bupati juga minta seorang guru untuk menceriterakan isi buku yang diresensi dihadapan ratusan ASN diwilayah tersebut. Tujuannya mudah dibaca, Dian Kristiandi ingin membangun personal branding melalui orang lain atau guru yang mengikuti lomba resensi buku biografi.
Persoalan apakah etis menggunakan model seperti itu?. Ia lupa, ASN adalah kelompok masyarakat yang kritis karena pendidikannya. Mereka mengetahui benar norma dan standar etis yang harus dijaganya sebagai aparatur Negara. Tentu mereka telah mengetahui benar bagaimana cara Dian Kristiandi memimpin dan membina birokrasi di Jepara.
Dalam buku Langkah Kepemimpinan Bupati Jepara H. Dian Kristiandi Mengalir dari Hati untuk Bumi Kartini juga tidak tertulis usaha-usahanya dalam menegakkan dan mejaga prinsip-prinsip Good Governance di daerah yaitu prinsip partisipasi masyarakat, tegaknya supremasi hukum, transparansi atas semua tindakan dan kebijakan, peduli pada semua fihak, orientasi pada konsensus, kesetaraan dalam melayani masyarakat, efektivitas dan efesiensi, akuntabilitas dan visi strategis daerah dalam menghadapi masa depan.
Sungguhpun dalam buku biografi itu saya tidak menemukan usaha kerasnya dalam menjaga tata kelola yang baik pemerintahan di daerah. Contoh kecilnya adalah bagaimana cara Dian Kristiandi mendengarkan melaksanakan urusan wajib yang oleh undang-undang diserahkan pada daerah. Juga cara menampung suara dan keluhan masyarakat secara konsisten dan kemudian menindaklanjuti.
Juga tidak ada gambaran sikap peka dan tanggap dalam menghadapi bencana alam, usaha kerasnya dalam menjaga kelestarian budaya, cara kreatif dan konstitusional dalam melakukan pembinaan aparatur sipil serta cara dia memanfaatkan dana APBD secara efektif dan efisien. Juga tidak ada gambaran bagaimana cara dia menjadi contoh dalam penegakan disiplin, baik ASN maupun masyarakat. Juga tidak ada cara yang dilakukan dalam membangun soliditas dan memberdayakan perangkat di daerah.
Karena itu, melalui buku biografi Langkah Kepemimpinan Bupati Jepara H. Dian Kristiandi Mengalir dari Hati untuk Bumi Kartini saya justru bisa menilai kemampuan Dian Kristiandi dalam memimpin Jepara. Jejak samar kepemimpinan itu semakin samar dan tidak sepenuhnya bisa menjadi inspirasi Bumi Kartini.***
BACA JUGA:
Nama Awal Bupati Jepara Masuk Di Rencana Abadikan Nama Sirkuit Jadi Dian Rakashima Tuai Kontroversi, Ini Respon Pedas Komisi C DPRD
Bupati Jepara Diduga Tidak Patuh PadaAturan Undang-Undang
Keputusan Bupati Jepara Dian Kristiandi Berhentikan Sekwilda Jepara, Mengundang Kontroversi
Heboh!! Bupati Jepara Dian Kristiandi Asyik Bernyanyi Sambil Lepas Masker di Acara Nikahan
Ada Apa, Sekda Jepara Diberhentikan ?
Nkripost – Purnomo.