Anak Buah Sri Mulyani Palsukan Dokumen BLBI
Diterbitkan Rabu, 26 Januari, 2022 by NKRIPOST
NKRIpost, Jakarta – Anak buah Menteri Keuangan Sri Mulyani diduga memalsukan aset tanah Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).
Terkait hal tersebut, Direktur Jenderal Kekayaan Negara Rionald Silaban menegaskan, hanya satu pegawainya yang terlibat pemalsuan dokumen BLBI. Sedangkan sisanya bukan pegawai Kementerian Keuangan.
Menurutnya, pemalsuan dokumen diketahui saat DJKN melakukan penelusuran aset di lapangan. Dimana aset yang tertulis di dokumen tidak ditemukan di lapangan.
BACA JUGA:
Setelah diperiksa ternyata dokumen tersebut tidak pernah dikeluarkan oleh pejabat DJKN. Di situlah pemalsuan dokumen diketahui.
“Kita melihat di lapangan adanya suatu tindakan terhadap aset tersebut dan setelah kita teliti ada surat dari pejabat kami yang tidak dikeluarkan oleh pejabat kami oleh karena itu kami laporkan kepada Bareskrim,” ujarnya dalam rapat kerja Komisi XI DPR RI, Rabu (26/1/2022).
Kemudian, Bareskrim juga melakukan penelusuran berdasarkan barang bukti sehingga ditemukan bahwa ada pegawai DJKN yang terlibat dalam kasus ini. Namun, jumlahnya tidak 11 orang melainkan hanya 1 orang.
“Oleh Bareskrim dilakukan pengembangan, sampailah ke Polres Bogor dan oleh Polres Bogor diteliti ternyata ada 1 orang pegawai muda yang terlibat, yang bersangkutan melakukan pemalsuan surat. Jadi ada 1 orang, bukan 11 orang,” jelasnya.
Dengan kejadian tersebut, orang terkaya RI versi Sri Mulyani ini akan lebih memperketat pengawasan terkait aset BLBI. Sehingga kedepannya tidak lagi ditemukan kejadian tindak pidana seperti ini.
“Tentu ini penting buat kami karena kita ingin memastikan bahwa aset negara tidak dipermainkan. Kalau pun ada oknum-oknum kita akan menindak secara tegas,” pungkasnya.
BACA JUGA:
Sehari, Satgas BLBI Sikat 2 Aset Properti Eks BLBI di Karet Tengsin dan Pondok Indah
Sebelumnya Menko Polhukam Mahfud MD menyebut 1 orang pegawai DJKN ditangkap karena pemalsuan aset tanah BLBI. Selebihnya adalah komplotan sehingga jika ditotal berjumlah sekitar 11 orang.
“PERSISNYA: 1 orang pegawai DJKN yg sekarang sdh dinonaktifkan. Selebihnya adalah komplotan,” tulis Mahfud di akun Twitter pribadinya, @mohmahfudmd. Hal itu meluruskan pernyataannya terkait 11 pegawai DJKN yang ditangkap.
Kejadian ini dilakukan oleh para oknum sebelum adanya pembentukan Satgas BLBI. Setelah Satgas terbentuk, permainan para oknum terbongkar dan langsung diproses hukum.
“Itu bukan naif, bukan nista bagi kami, tapi itu prestasi. Karena mereka ini melakukan sebelum terbentuknya Satgas BLBI. Sesudah BLBI terbentuk, dibuka semua dokumennya, ternyata ada yang berubah. Ditangkap orangnya,” tegas Mahfud.