NKRIPOST

NKRIPOST – VOX POPULI PRO PATRIA

Hermanto Petani Kece Milenial Sukses Budidaya Terong Ungu Meraup Untung Puluhan Juta

Listen to this article

Diterbitkan Kamis, 2 Desember, 2021 by NKRIPOST

Hermanto Petani Kece Milenial Sukses Budidaya Terong Ungu Meraup Untung Puluhan Juta

NKRIPost, Kotawaringin Timur – Budidaya terung ungu ternyata cukup menggiurkan hasilnya.Hermanto seorang petani sekaligus PPL Dinas Pertanian Yang Sukses Budi Daya terong Ungu yang selalu semangat mengajak teman-teman petani untuk maju di Desanya petani asal Desa Samuda dan Juga Sekaligus Penyuluh Pertanian Lapangan ini menjadikan contoh dan teladan bagi Penyuluh pertanian lapangan Di seluruh Indonesia ayo bersama-sama kita sebagai contoh dan teladan bagi para petani di Kecamatan Samuda Kabupaten Kota waringin timur yang bisa menghasilkan omset Rp 40 juta.

Jika melihat lahan yang diusahakan Hermanto memang bukan lahan yang terbilang subur. Tempat tinggalnya merupakan berlahan kering, sehingga tidak banyak petani yang melirik budidaya terung ungu. Sebagian besar petani membudidayakan Sawit dan Kelapa.

Namun Hermanto, sang petani milenial dan Juga Julukan Petani Kece justru tertarik mengembangkan budidaya terung ungu. Budidaya terung ungu di lahan kering menjadi salah satu usaha tani yang unik di desa ini. Terung ungu merupakan jenis sayuran yang banyak dikonsumsi karena rasanya lezat, serta banyak manfaatnya bagi kesehatan.

Terung juga merupakan sayuran yang digemari semua kalangan usia. Karena terung bisa diolah menyesuaikan dengan keinginan. Meski lahan kering merupakan lahan marginal yang kadang sulit untuk usaha tani. Namun dengan pilihan varietas yang tepat yaitu, varietas aulia, menurut Hermanto, sekali panen bisa mencapai 1.600 kg.

Hermanto yang juga Pembina gabungan kelompok tani (gapoktan) di desanya mengungkapkan, tidak ada kendala yang berarti dalam budidaya terung ungu ini. Kunci suksesnya adalah menerapkan budidaya tanaman yang baik, pemupukan yang tepat, pengendalian OPT secara terpadu, pengendalian gulma secara berkala dan pengairan yang cukup.

Bahkan panen terung ungu ini dilakukan tiap 4 hari sekali. “Alhamdulillah harga jual terung ungu saya cukup bagus, Rp 3.000/kg,” ujar Hermanto. Dalam pemasaran, menurutnya, tidak ada kendala karena Hermanto Juga sebagai pengepul yang siap membeli dari Petani Binaan ujarnya, Kamis (1/12).

Bahkan dari budidaya tanaman terung ungu yang ditekuni selama 2 bulan dengan luasan 2 ha ini memiliki prospek yang baik. Omsetnya bisa mencapai Rp 40 juta. “Alhamdulillah dari usaha ini saya dapat mempekerjakan tetangga sebanyak 10 orang, sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat setempat,” katanya.

“Saya berharap petani dapat terus berinovasi untuk dapat bertahan di tengah sulitnya ekonomi akibat wabah Covid-19. Dengan menanam tanaman hortikultura yang menguntungkan seperti terung ungu ini, maka dapat meraup untung dan tetap bertahan walau situasi global tidak menentu,” kata Makin

Apa yang dilakukan Hermanto menjadi bukti tidak diragukan lagi sektor pertanian memiliki ketangguhan dalam situasi resesi global akibat pandemi Covid-19. Beberapa wilayah memiliki segudang peluang usaha pertanian menguntungkan. Walaupun zaman terus berganti ke era yang lebih modern, pertanian tetap menjadi sektor yang vital di negara agraris ini.

Hal ini sejalan dengan yang selalu digaungkan Menteri Pertanian Indonesia, Syahrul Yasin Limpo (SYL). Dengan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) pertanian akan lebih maju, mandiri, modern.

Karena itu masyarakat tidak perlu khawatir soal pangan, 11 komoditas bahan pokok dikawal pemerintah secara intens. Diantaranya yaitu beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai merah besar, cabai rawit, daging sapi/daging kerbau, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir dan minyak goreng.

“Masyarakat jangan cemas dengan bahan pokok nasional selama menghadapi Covid-19, bulan Desember Hari raya Natal dan Tahun Baru 2022 mendatang. Hitungan neraca pangan kita cukup. Sebelas kebutuhan pokok kita seperti daging, beras, cabai, jagung dan minyak cukup. Hanya ada 3 yang menjadi soal yaitu daging, gula, dan bawang putih,” tutur SYL

“Pertanian harus tetap kuat, apapun yang terjadi pertanian tidak boleh berhenti. Justru di kondisi ini banyak peluang yang bisa dimanfaatkan khususnya bagi unsur penggerak seperti pelaku utama dan pelaku usaha pertanian,” ujarnya.(Krismen/K1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

REDAKSI: JL. MINANGKABAU TIMUR NO. 19 A, KEL. PS. MANGGIS, KEC. SETIABUDI KOTA JAKARTA SELATAN - WA: 0856 9118 1460  
EMAIL: [email protected]
NKRIPOSTCO ©Copyright 2024 | All Right Reserved