Mengenal Gejala, Penyebab dan Penanganan Gangguan Skizofrenia (Schizophrenia Disorder) di Sekitar Anda
Diterbitkan Minggu, 26 September, 2021 by NKRIPOST
Mengenal Gejala, Penyebab, dan Penanganan Gangguan Skizofrenia (Schizophrenia Disorder) di Sekitar Anda
(Bayu Prasetya Yudha, M.Psi.,Psikolog Klinis)
NKRI Post Sumbar – Berkaitan dengan kesehatan, masyarakat kita dihadapkan pada dua kondisi dalam kehidupan sehari-hari yaitu kondisi sehat secara fisik dan sehat secara mental (jiwa).
Pada kesempatan ini, kita membahas permasalahan kesehatan mental berkaitan dengan gangguan jiwa (Schizophrenia Disorder).
Tujuannya adalah memberikan informasi kepada masyarakat sebagai bentuk edukasi mengenai salah satu jenis gangguan jiwa berat yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan mungkin sering terabaikan.
Skizofrenia (Schizophrenia) adalah gangguan psikosis kronis, ditandai dengan episode akut yang melibatkan pemisahan dengan realitas, diwujudkan dalam ciri seperti delusi, halusinasi, pikiran tidak logis, bicara tidak teratur (kacau), perilaku aneh seperti katatonia, dan simptom negatif seperti emosi datar atau penarikan diri.
BACA JUGA:
Pada umumnya, skizofrenia ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar atau tumpul. Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.
Penyebab
Gangguan Skizofrenia bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu biologis, psikologis, dan sosial.
Biologis – (1) Cara gangguan ini diturunkan secara genetik masih belum diketahui. Sebagian besar peneliti percaya bahwa Neuro transmitter dopamine dan glutamat berperan dalam skizofrenia. Khususnya pada ciri gangguan yang lebih mencolok. (2) Adanya faktor virus. Walaupun demikian, bukti pasti keterlibatan virus masih kurang. (3) Kelainan struktur maupun fungsi otak. (4) Adanya komplikasi saat kelahiran. (5) Penggunaan ganja dan penyalahgunaan psikostimulan secara dini.
Psikologis – (1) Perspektif psikodinamika: menekankan hubungan ibu-anak yang terganggu bisa membentuk tahapan penarikan perlahan dari orang lain. Interaksi yang diwarnai permusuhan dan kecemasan membuat anak berlindung di dunia fantasi pribadinya. Semakin anak menarik diri semakin sedikit peluang untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan keterampilan sosial yang diperlukan untuk membangun kedekatan. Ikatan yang lemah antara anak dan orang lain menimbulkan kecemasan sosial dan penarikan diri semakin jauh. (2) Perfektif pembelajaran: perkembangan beberapa bentuk perilaku skizofrenia bisa dipahami melalui azas pengkondisian dan pembelajaran observasional.
Sosial – Tinggal di lingkungan perkotaan meningkatkan resiko seseorang terkena skizofrenia, sosial ekonomi rendah, imigrasi, dan kelahiran.
BACA JUGA:
Beberapa ahli masih belum mengetahui secara pasti menjadi penyebab gangguan skizofrenia. Kendati demikian skizofrenia melibatkan kelainan otak, yang dikombinasikan dengan pengaruh psikologis, sosial, dan lingkungan.
Penanganan Gangguan Skizofrenia
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam memberikan pertolongan kepada penderita gangguan skizofrenia, diantaranya yaitu pengobatan melalui profesional seperti Psikiater dan Psikolog Klinis.
Melalui Psikiater biasanya dilakukan dengan pemberian obat-obatan sesuai dosis dan jenis gangguan. Sementara melalui Psikolog Klinis biasanya dapat dilakukan dengan pemberian terapi individu, terapi keluarga, pelatihan keterampilan sosial, Cognitive Behavior Terapi (CBT), remediasi kognitif/cognitif remediation training, dan farmakoterapi.
Intervensi psikologi klinis dilaksanakan jika individu dalam keadaan Koheren. Intervensi psikologi klinis dan farmakoterapi dilaksanakan secara bersama-sama secara komprehensif.
BACA JUGA:
Masyarakat yang salah satu anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa (mental berat), sebaiknya tidak mengabaikan kondisi tersebut. Tidak perlu merasa malu untuk segera mencari pertolongan pada profesional dalam proses pengobatan anggota keluarganya tersebut apabila mendapati ciri-ciri seperti gangguan di atas.
Keluarga mestinya memberikan dukungan moril dalam bentuk pendampingan, motivasi, dan pengobatan pada anggota keluarga yang mengalami gejala atau gangguan mental. Selain itu, keluarga juga dapat mencari informasi mengenai proses pengobatan gangguan yang dialami salah seorang anggota keluarganya tersebut. Sehingga bisa segera diobati dan mendapatkan penanganan secara intensif.
Jurnalis NKRI Post Sumbar melaporkan.