Wah.. 40 Persen Warga Indonesia Setuju Jokowi Maju Capres di 2024
Diterbitkan Senin, 21 Juni, 2021 by NKRIPOST
Nkripost, Jakarta – Mayoritas warga Indonesia ternyata ogah lho Jokowi nyapres lagi di 2024. Belakangan ini kan muncul wacana Jokowi maju lagi supaya bisa jadi presiden tiga periode. Tapi jangan salah, ada 40 persen warga Indonesia yang setuju lho kalau Jokowi maju capres di 2024.
Survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terbaru menunjukkan mayoritas warga Indonesia tidak setuju Jokowi maju kembali dalam Pilpres 2024. Sekitar 52,9 persen menyatakan tidak setuju Jokowi maju capres 2024, sementara yang setuju 40,2 persen Jokowi maju capres di Pilpres mendatang.
Warga Indonesia tolak Jokowi maju lagi di 2024
Peneliti sekaligus Direktur Komunikasi SMRC, Ade Armando mengatakan hasil Survei SMRC menunjukkan mayoritas warga (74 persen) menghendaki agar ketetapan tentang masa jabatan presiden 2 kali dipertahankan. Yang ingin masa jabatan Presiden diubah hanya 13 persen, dan yang tidak punya sikap 13 persen.
Survei nasional SMRC tersebut dilakukan pada 21-28 Mei 2021. Penelitian melalui wawancara tatap muka ini melibatkan 1072 responden yang dipilih melalui metode penarikan sampel random bertingkat (multistage random sampling). Margin of error penelitian ± 3,05 persen.
Menurut Ade, temuan ini menunjukkan bahwa narasi yang diusung kelompok-kelompok tertentu agar Presiden Jokowi bisa kembali bertarung dalam Pilpres 2024 dengan mengubah ketetapan UUD 1945 yang membatasi masa jabatan presiden, tidak didukung oleh mayoritas warga Indonesia.
“Memang dukungan terhadap gagasan untuk mencalonkan Jokowi kembali sebagai presiden nampak cukup tinggi, yakni sekitar 40 persen,” kata Ade memaparkan hasil survei nasional ‘Sikap Publik Nasional terhadap Amendemen Presidensialisme dan DPD’ pada Minggu, 20 Juni 2021 dikutip dari laman SMRC.
“Namun tetap persentase itu lebih rendah secara signifikan dibandingkan mereka yang menganggap Jokowi cukup menjabat dua kali yang mencapai 53 persen,” kata Ade.
Apalagi, ujar Ade, 74 persen warga menyatakan tidak perlu ada perubahan dalam pembatasan masa jabatan presiden.
“Ini berarti ada cukup banyak warga yang menyatakan mendukung pencalonan kembali Jokowi sebenarnya menganggap pencalonan kembali tersebut tidak sejalan dengan ketetapan UUD. Dan mayoritas warga tersebut percaya bahwa UUD 1945 tidak perlu diubah untuk alasan apa pun,” katanya.
Terkait dengan hal terakhir, Ade menekankan survei SMRC ini juga menunjukkan 68,2 persen warga menganggap Pancasila dan UUD 1945 adalah rumusan terbaik dan tidak boleh diubah. Selain itu, sekitar 15,2 persen warga menganggap walaupun Pancasila dan UUD 1945 mungkin mengandung kekurangan, namun sejauh ini keduanya paling tepat bagi kehidupan Indonesia yang lebih baik.
AHY nolak presiden tiga periode
Sebelumnya Ketua Umum Partai Dmeokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menolak wacana jabatan presiden tiga periode.
Dia menegaskan, ketidaksetujuannya terhadap wacana tersebut bukan karena pihaknya takut bersaing atau berkompetisi, melainkan ada hal lain yang jauh lebih substansial.
“Kita justru harus menjadi contoh. Kalau tidak, ini akan terjadi berulang-ulang. Jadi presiden buruk. Semudah itu kekuasaan mengubah jalannya sejarah. Bukannya kita takut berkompetisi, tapi, ya jangan gitu-gitu banget, lah kalau ingin berkuasa, harus ingat sejarahnya,” tuturnya.
Sebelumnya Presiden Jokowi memastikan, dirinya tak berminat menjabat selama 3 periode. Sebab, dia dipilih rakyat berdasarkan konstitusi. Sehingga, pemerintahannya harus berjalan tegak lurus dengan aturan tersebut.
“Apalagi yang harus saya sampaikan? Bolak-balik ya sikap saya tidak berubah. Saya tegaskan, saya tidak ada niat. Tidak berminat juga menjadi presiden tiga periode. Konstitusi mengamanatkan dua periode. Itu yang harus kita jaga bersama-sama,” urai Presiden Jokowi disitat Antara.
Menurutnya, di tengah pandemi saat ini, semestinya seluruh pihak mencegah adanya kegaduhan baru dan bersama-sama seluruh elemen bangsa untuk bahu membahu membawa Indonesia keluar dari krisis pandemi dan menuju lompatan kemajuan baru.
“Janganlah membuat kegaduhan baru. Kita saat ini tengah fokus pada penanganan pandemi,” kata Jokowi.(hops)