Refleksi Awal Tahun 2025 UKM POSA Jayabaya: Ingin Bersaham, Walaupun Kecil Tetapi Nyata
Diterbitkan Rabu, 22 Januari, 2025 by NKRIPOST
NKRIPOST JAKARTA – Agenda kerja utama di bidang Pendidikan adalah mendidik sumber daya manusia (SDM) yang memiliki daya saing kuat yang berkarakter mulia, yaitu SDM yang memiliki kemampuan literasi dan numerasi yang tinggi, selalu berorientasi kepada kepentingan bersama, dan mau bekerja sama/gotong royong.
Untuk menciptakan SDM yang berdaya saing kuat itu maka setiap Lembaga Pendidikan harus membuat target-target yang terukur melalui Key Performance Index,” simpul Partogi Samosir Ph.D dalam Refleksi Awal Tahun 2025 yang diadakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Persekutuan Oikumene Sivitas Akademika (POSA) Universitas Jayabaya (17/1).
Setelah dibuka oleh Gloria Afiandari sebagai Master of Ceremony, dalam kata sambutannya, Ketua UKM POSA Jayabaya, Lekjon Sidauruk menyatakan bahwa UKM Posa Jayabaya ingin bersaham, walaupun kecil tetapi nyata, dalam upaya memberikan alternatif solusi untuk menggagas transformasi Pendidikan Tinggi dalam mendukung Asta Cita yang merupakan visi Pemerintah Indonesia saat ini.
Selaku pembicara, Dr. Vita Soemarno menyatakan bahwa untuk menjamin kualitas karakter mulia, maka kita harus selalu menentukan pilihan kita dalam menjalani kehidupan, antara kebaikan dan keburukan, antara yang salah dan yang benar, antara yang boleh dan yang tidak boleh, antara yang positif dan yang negatif, antara yang adil dan yang diskriminatif. Kualitas karakter kita ditentukan oleh pilihan kita terhadap hal-hal tersebut.
“Segala pilihan kita harus selalu berpedoman kepada norma, aturan/hukum serta disiplin pribadi dan pengendalian diri yang kuat.” Tutur Dr. Vita Soemarno.
Pembicara lainnya, Gembala GBI Livinghope, Pdt. Dr. Jusak F. Untung menyatakan, pendidikan harus mengarah pada sinergi antara Pendidikan Agama dan Pendidikan Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi).
“Pendidikan yang menyinergikan iptek dan keagamaan tersebut akan membentuk mahasiswa dengan kecerdasan yang komprehensif di mana ia memiliki mentalitas demokratik yang berkebhinekaan.” Tuturnya.
Dalam sesi tanya jawab, Dra. Juni Samosir menyatakan, Sistem Pendidikan Indonesia tidak menganut Pendidikan Agama yang mengarah pada indoktrinasi iman. Oleh karena itu, Pendidikan Agama harus diarahkan kepada pembentukan perilaku yang melakukan Firman Allah dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Alumni FISIP Jayabaya lainnya, Dra. Ineke Ratna Sundari menekankan pentingnya dosen untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran dengan metode pembelajaran berbasis proyek dan kasus.
“Metode berbasis proyek dan kasus akan meningkatkan karakter mahasiswa, karena fokus penilaian tidak hanya pada segi kognitif tetapi juga pada keterampilan dan karakter.” Ujarnya.
BACA JUGA:
Partogi Samosir: Pancasila Satu-Satunya Ideologi yang Mampu Mempersatukan Bangsa Indonesia Jadi NKRI
Siapa Almarhum Obituari Rudolf Pardede Untuk Sumatera Utara Dan Masyarakat
Di sela-sela pertanyaan-pertanyaan dari para mahasiswa, menurut alumni FE Jayabaya, Dr. Tumbur Tobing, seorang dosen dapat dinyatakan telah menjadi pendidik di era society 5.0 jika ia telah mampu menjadi model/teladan bagi peserta didiknya, membuat banyak publikasi ilmiah popular, dan dapat berpikir pedagogis.
Dosen Pembina UKM POSA Jayabaya John Reinhard Sihombing SH mengucapkan rasa syukur atas keberhasilan UKM POSA Jayabaya mengadakan Refleksi Awal Tahun (RAT) 2025.
“RAT ini bukan hanya sebagai wadah pembelajaran, tetapi juga sebagai langkah konkrit dalam membawa perubahan positif dalam dunia Pendidikan Tinggi Indonesia. Bangsa Indonesia akan digjaya apabila seluruh warga negaranya berkarakter mulia. Seperti pesan Bung Karno yang menyatakan bahwa Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter.” Tuturnya.
Di tengah berlangsungnya acara, Dr. Vita Soemarno melakukan ice breaking kepada para peserta sehingga suasana menjadi lebih interaktif dan melatih peserta untuk berpikir kreatif dalam menjawab teka-teki. Antusias peserta pun sangat luar biasa saat sesi ice breaking. Mereka juga dilatih membuat yel-yel oleh Dr. Vita Soemarno yang adalah Tenaga Profesional bidang Kepemimpinan di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).
Acara penutupan pun semakin meriah karena Dr. Vita Soemarno memberikan buku “Karakter Mengantar Bangsa Dari Gelap Menuju Terang” karya Soemarno Soedarsono kepada seluruh peserta yang berpartisipasi dalam sesi tanya-jawab dan ice breaking.***