Kisah Gotong Royong di Jalan Jembatan Merah: Pemimpin dan Pemuda Bersatu Perbaiki Jalan
Diterbitkan Kamis, 23 Januari, 2025 by NKRIPOST
NKRIPOST TTS – Pagi itu, Kota Soe dengan ciri khasnya yang ditutupi kabut dan dinginnya terasa, sekelompok anak muda tampak bekerja bahu-membahu di sepanjang Jalan Jembatan Merah, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Kota Soe. Mereka tidak sendirian. Sosok Ketua DPRD Timor Tengah Selatan (TTS), Mordekai Liu, turut hadir di tengah mereka, mengenakan pakaian kerja sederhana. Hari itu, semua orang hadir dengan satu tujuan: memperbaiki jalan Jembatan Merah yang selama ini menjadi jalur utama, tetapi kondisinya kian memprihatinkan.
Jalan ini adalah akses vital. Bukan hanya bagi masyarakat umum, tetapi juga sebagai jalur utama menuju Kantor DPRD TTS, Kantor Bupati, dan sejumlah dinas lainnya. Namun, kondisinya belum terlalu layak. Jalan yang sempit dengan lubang-lubang besar di beberapa titik sering menyebabkan kendaraan terjebak, bahkan memicu kecelakaan.
“Setiap hari saya melewati jalan ini. Beberapa kali harus berhenti, bahkan masuk lubang, meski sedang buru-buru. Terkadang kita juga harus mengalah dan memberi jalan bagi pengendara lain, terutama sepeda motor,” ujar Mordekai Liu, mengenang pengalaman pribadinya.
Sebagai Ketua DPRD sekaligus Ketua DPC PDI Perjuangan TTS, Mordekai merasa terpanggil untuk bertindak.
“Ini adalah akses utama yang kita lewati setiap hari. Kondisinya sangat mengganggu, apalagi di pagi dan sore hari. Kemacetan tak terhindarkan, bahkan sering terjadi kecelakaan,” tambahnya.
Berangkat dari situasi itu, Mordekai mulai membangun komunikasi dengan masyarakat setempat, khususnya para pemuda. Dia mengajak mereka untuk bergotong royong memperbaiki badan jalan. Respons masyarakat sangat positif.
Tidak hanya memberikan dukungan secara moral, Mordekai turun langsung ke lapangan untuk bekerja bersama masyarakat.
Hal ini memberikan dorongan besar bagi warga. Salah satu perwakilan masyarakat, Emu Manubulu, menyampaikan apresiasinya.
“Pak Ketua DPRD datang langsung untuk membantu. Kami, baik orang tua maupun pemuda, merasa sangat didukung. Jalan ini adalah salah satu akses utama bagi masyarakat, tetapi kondisinya sempit dan berlubang. Dengan inisiatif beliau, kami bisa memperbaiki jalan ini agar lebih lebar dan aman,” tutur Emu penuh syukur.
Baginya, inisiatif Mordekai adalah contoh nyata kepedulian seorang pemimpin terhadap rakyatnya. Tidak hanya memikirkan solusi, tetapi juga hadir dan bekerja bersama.
BACA JUGA:
Mordekai Liu Apresiasi Gebrakan Penjabat Bupati TTS Tangani Banjir di Wilayah Selatan
Kasus Dugaan Korupsi Dekranasda Belu Lama Tak Terdengar, Ini Kata Kapolda NTT
Montela, seorang pemuda dari Remaja Jembatan Merah (RJM), menambahkan bahwa kehadiran Mordekai memberikan semangat baru. Awalnya, para pemuda hanya berencana menutup beberapa lubang yang dianggap rawan kecelakaan. Namun, Mordekai mendorong mereka untuk melakukan lebih.
“Waktu kami kerja, Bapak Ketua datang langsung dan bilang, ‘Kerjakan semua dari ujung ke ujung,’” ungkap Montela. Hasilnya, perbaikan dilakukan sepanjang satu kilometer.
“Sebagai pemuda, kami merasa bangga. Beliau benar-benar memperhatikan dan mendukung kami dengan inisiatif pribadinya. Kami hanya menyiapkan tenaga untuk bekerja,” tambahnya.
Perbaikan jalan ini tidak hanya memberikan manfaat secara fisik, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan antara pemerintah dan masyarakat. Jalan Jembatan Merah, yang dulunya menjadi keluhan banyak pihak, kini perlahan berubah menjadi akses yang lebih layak.
Bagi Mordekai Liu, ini adalah tanggung jawab sebagai pemimpin.
“Kita tidak bisa hanya menunggu. Kalau ada masalah, kita harus turun tangan. Apalagi jalan ini penting bagi masyarakat. Saya bersyukur masyarakat, terutama anak-anak muda, begitu antusias untuk bekerja bersama,” ujarnya.
Langkah Mordekai ini menjadi inspirasi tersendiri bagi masyarakat TTS. Dengan semangat gotong royong, ia membuktikan bahwa masalah besar sekalipun bisa diselesaikan jika ada kemauan dan kerja sama.
Kini, Jalan Jembatan Merah tidak hanya lebih lebar dan aman, tetapi juga menjadi saksi kerja keras dan kebersamaan masyarakat dan pemimpinnya. Inisiatif Mordekai Liu membuktikan bahwa seorang pemimpin sejati bukan hanya memberi perintah, tetapi juga hadir di tengah rakyat, mendengar, dan bekerja bersama.
Dengan semangat ini, masyarakat TTS berharap akan ada lebih banyak perbaikan, tidak hanya pada infrastruktur, tetapi juga pada hubungan antara pemerintah dan rakyat yang lebih erat. Gotong royong di Jembatan Merah telah memberikan pelajaran penting: kerja bersama, meski sederhana, mampu menciptakan perubahan besar.****(DoA)