Ketum DPP BAPERA: Harapan Besar Indonesia Ada Ditangan Presiden Prabowo Subianto, Kita Mendukung Full
Diterbitkan Rabu, 23 Oktober, 2024 by NKRIPOST
NKRIPOST JAKARTA – Ketua Umum DPP Barisan Pemuda Nusantara (Bapera) Fahd El Fouz A Rafiq menafsirkan positif usai mendengarkan Pidato perdana Presiden Prabowo Subianto saat pelantikan tanggal 20 oktobter 2024 lalu di Gedung DPR/MPR kemarin.
Menurut Fahd A Rafiq, semangat Prabowo Subianto yang sangat berapi api dan berani mengungkapkan isi hatinya mau dibawa kemana Indonesia kedepan, pekik merdeka di akhir pidatonya menurutnya bisa ditafsirkan sebagai respon atas penantian yang telah lama.
“Indonesia harus segera keluar dari jeratan kolonialisme gaya baru yang selalu menghimpit Bumi Nusantara baik dari bangsa Asing maupun Aseng”, ucap Fahd El Fouz di Jakarta pada Selasa, (22/10).
“Pidato Bapak Presiden Prabowo Subianto menekankan kita untuk segera Mandiri Pangan dan Energi yang mengingatkan saya pada kalimat Henry Kissinger yang mengatakan “Kendalikan Makanan, kendalikan Rakyat. Kendalikan Energi, kendalikan Benua. Kendalikan Uang, kendalikan Dunia.”, ungkap Ketua Umum DPP BAPERA menambahkan.
Artinya, kata Fahd El Fouz, Indonesia jangan mau dan terus di Kendalikan. tetap menjadi kekuatan poros ketiga serta tetap netral dalam bersikap. Ini harus di strategikan. Pidato Prabowo Subianto bisa membuat peta Geopolitik berubah yang hari ini sedang di mainkan USA dan Tiongkok dan Pidato Bapak Prabowo Subianto bikin negara negara adi daya geram.
Melihat kenyataan kondisi global saat ini, mengapa banyak negara berkembang dan maju terlilit hutang, strategi obor china dan strategi high road Amerika, strategi IMF semuanya menggunakan pinjaman debt trap( jebakan hutang) yang menjadi senjata organic lembaga multilateral Internasional dan senjata bilateral Internasional. Kalau Indonesia punya nyali kedua sistem tadi kita harus tantang, harus kita pertanyakan kemanfaatannya. Jangan ikuti keduanya pastinya. Dan Indonesia pastinya punya sistem ekonomi sendiri.
Saat ini ada dua pejabat teras di negara kita satu kiblat ke teori ekonomi Keynesian, satu lagi mengiblat ke obor China Akhirnya kedua kaki kita jadi ke iket. Apakah karena kebijakannya tersebut salah Jawabnya tidak salah. Karena otot pengetahunannya yang ada Cuma itu. Saya Ingin Indonesia ambil strategi ekonomi baru agar lepas dari cengkraman hutang.
“Disisi lain yang namanya iblis inflasi doktrinnya di ulang ulang agar tidak ada yang berani, baru mau melangkah menggunakan sistem lain, sudah ditakuti awas kena inflasi. Yang berani melakukan ini hanya Amerika Serikat dan China. Tapi ada benarnya juga takut dengan inflasi. ” ungkap Putra Almarhum pendangdut Kondang A Rafiq tersebut.
Selain itu, Fahd menilai di Era Presiden Soeharto, Setelah Indonesia menggapai kemandirian pangan pada tahun 1984 plus dapat penghargaan dari FAO, apa iya semua negara senang mendengar kabar baik ini? Jawabnya tidak. negara adi daya tidak rela melihat Indonesia mandiri pangan.
Di tahun yang sama 12 September 1984 ada tragedi Tanjung Priok, ini tragedi berdarah yang akhirnya teralamatkan seolah ini ulah Bapak Presiden Soeharto. Jadi seolah pak Harto yang yang salah, apakah ini ulah CIA, padahal saat itu Amerika Serikat sedang perang dingin dengan Uni Sovyet. Ya intinya negara besar tidak rela Indonesia mandiri pangan titik. Pasti ada aja tragedinya. Kita lanjut ya guys, Tahun 1989 tragedi talang sari dan terus menerus tragedi sampai 1998.
“Catat loh Tidak semua manusia Indonesia paham dan mampu menerjemahkan peristiwa peristiwa ini. Ditambah lagi tahun 1995 Indonesia mampu menerbangkan pesawat gatot kaca N250 buatan putra bangsa yaitu Bapak BJ. Habibie makin kebakaran jenggot negara negara lain lihat itu semua. 3 tahun kemudian Orde Baru bubar yang saat itu Di usung langsung oleh Golongan Karya, cerita manis Indonesia cukup sampai disitu.” Jelasnya.
Cerita – cerita diatas adalah bagian kelam betapa sulitnya negara berkembang untuk maju BERDIKARI. Mereka hanya bisa menyalahkan dan mengkambinghitamkan Presiden saat itu padahal memang sekejam itu persaingan global, Jika tidak di strategikan dengan baik jebol pertahanan Indonesia untuk kesekian kali.
TAHUN 1984 Presiden USA adalah Ronald Reagen. TAHUN 1993 – 2021 Bill Clinton presidennya dan dia adalah seorang democrat baru yang memang Partai Demokrat Amerika untuk ngusilin negara lain ya dengan menggunakan CIA. karena Indonesia era pak Harto sedang focus membangun dan berpotensi besar. Ya Intinya negara yang memang menggunakan sistem demokrasi biasanya tidak kurang dari 20 tahun atau batas amannya 15 tahun atau tiga periode. Lebih dikit nyawa rakyat melayang. Presiden tiga periode itu masih aman sebenarnya.
Disisi lain Ilmu ekonomi kampus yang hanya hafalan dan buku catatan orang dari zaman kebelakang dulu ditambah tidak pernah ada visi kedepan, para ahli ilmu dan pembelajar maka ilmu ini hanya diulang ulang dan menjadi dogmatis pelajaran tersebut. Bukan aplikatif ya, wajar saja jadi takut. Sebenarnya bukan takut tapi lebih tidak tahu apa apa akan dunia nyata ekonomi bernegara. Padahal dalam banyak catatan dunia pemahaman bapak modern theory Michael
Hudson sejak tahun 70-an dan dianut oleh cina pada tahun 1989 merupakan cerita panjang bernegara dan membangun ekonomi tersebut berbasis MMT. Referensinya banyak seperti jerman yang membangun negaranya pasca kalah perang dunia 1 kurang dari 15 tahun mampu bangkit. Saat itu jerman bukan saja jadi miskin namun harus menanggung beban hutang biaya perang yang dibayarkan kepada negara negara pemenang perang dunia pertama, saat itu jerman membangun industrinya dengan “PRINTING MONEY”.
Mantan Ketum DPP KNPI ini mencontohkan, “Chongqing adalah kota pada sekitar 20 tahunan yang lalu dunia tidak ada yang tau, dimana dan ada apa di kota tersebut. Namun dalam 20 tahunan kemudian chongxing telah membangun lebih dari 1000 bangunan rata rata 30 lantai, separuhnya adalah perumahan kemudian bangunan komersial hingga perkantoran dan berbagai sarana lainnya.
BACA JUGA:
Bapera Batubara Deklarasi Dukung Prabowo – Gibran, Ribuan Massa Tumpah Ruah
Fahd menambahkan, Bayangkan kalau setiap gedung rata rata luasnya 40.000 meter persegi bangunan maka kurang lebih ada 40 juta meter kubik bangunan yang dibangun dalam 20 tahun. Yang kalau dinilai setiap membangun katakanlah Rp. 4 juta meter persegi atau senilah 160 triliun rupiah total semuanya. Pertanyaannya dari mana biayanya tiongkok bangun Chongqing, belum biaya biaya untuk membangun jalanan, rel kereta api,air minum dan lain sebagainya dimana kalau ditotal mungkin nilainya 1000 triliun rupiah. Sekali lagi dari mana Chongqing mendapatkannya dananya? Faktanya di Tiongkok ada 50 kota lebih seperti Chongqing ini yang dalam 20 tahun dibangun dengan pembangunan yang luar biasa pesatnya.
“Pertanyaan sekali lagi dari mana duitnya? Padahal 20 tahun yang lalu tiongkok kekayaannya mirip dengan Indonesia sekarang. 50 kota dibangun selain Chongqing yaitu kota seperti shenzen, Ujian Chengdu,Nanjing,jinan,Ningbo,wuhan dan banyak lagi. Dimana 20 tahun yang lalu hanya kota kecil yang kalau di Indonesia ngak beda dengan kota seperti lubuk linggau,kendari dan kupang, namun sekarang menjadi metropolitan. Bagaikan Jakarta itu minimum. Kira kira 20 tahun yang lalu siapa yang ngutangin tiongkok kalau dalam 1 kota dalam 20 tahun perlu 1000 triliun rupiah, jadi 50 kota perlu 50.000 triliun rupiah duit siapa ya yang digunakan? Dan tiongkok dalam 20 tahun yang lalu Hingga saat ini. Ada yang Bisa bantu Jawab?. ” Tandasnya.
“Jangan tanyakan kota seperti Beijing atau shanghai yang sudah besar sejak 100 tahun yang lalu, kota kota kecil sampai besar itu membangunnya bagaimana? Adakah world bank, imf yang membantu tiongkok. Adakah perusahaan besar dunia membantu Tiongkok ngutangin? Adakah dana Asing. Tingkok pakai berapa? Dari mana ? atau 100% pakai APBN nya Tiongkok ,memang berapa APBN nya tiongkok 20 tahun yang lalu atau kita balik pertanyaannya para pejabat Indonesia paham ngak ya?. ” Lanjutnya.
“Semoga dengan Ulasan diatas Kepemimpinan Presiden Bapak Prabowo Subianto dapat mennggapai apa yang di cita citakannya dan kita sebagai Pemuda mampu berperan lebih serta mampu membaca dan menterjemahkan situasi politik global dan memaksimalkan posisi geopolitik Indonesia untuk kebaikan bangsa dan negara,” tutup Dosen di salah satu Universitas di negeri Jiran ini.
Penulis: ASW