Andre Rosiade Dinilai Gagal Pimpin Gerindra dan TKD Prabowo Gibran di Sumatera Barat
Diterbitkan Minggu, 19 Mei, 2024 by NKRIPOST
NKRIPOST SUMBAR – Dominasi Prabowo Subianto dan Partai Gerindra di Sumatera Barat (Sumbar) dalam dua kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) dan pemilihan presiden (Pilpres) sebelumnya runtuh pada Pilpres 2024.
Suara Partai Gerindra dan Prabowo Subianto ditinggal sebagian besar pemilihnya yang beralih mendukung Anies Baswedan yang di usung Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Secara nasional, pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, memenangi Pilpres 2024. Namun di Sumatera Barat, Pasangan Prabowo-Gibran harus mengakui keunggulan Anies-Muhaimin.
Hal senada juga terjadi pada Suara Partai Gerindra selaku partai pemenang pada Pileg 2019 lalu di Sumatera Barat anjlok, dipaksa takluk terhadap dominasi PKS.
Selain kehilangan kursi ketua DPRD Sumbar, Partai besutan Prabowo Subianto itu juga tidak berhasil mempertahankan satupun kursi Ketua DPRD di Kabupaten Kota.
Andre Rosiade dinilai menjadi salah satu faktor kekalahan Prabowo-Gibran dan Partai Gerindra di Sumatera Barat dengan merosotnya perolehan suara Prabowo-Gibran dan Partai Gerindra pada Pileg kali ini dinilai.
“Kekalahan Prabowo-Gibran di Sumbar dan Partai Gerindra di Sumatera Barat itu buah keberhasilan kepemimpinan Andre Rosiade sebagai ketua TKD dan Ketua DPD Partai Gerindra di Sumatera Barat. ” Ujar Wakil Ketua Umum Korps Pasgibra Nusantara, Delfi Tasar saat di temui di Kantor DPP Korps Pasgibra Nusantara, Jumat, (16/5).
Pria Asal Sumatera Barat ini mengatakan Andre Rosiade seharusnya mampu mempertahankan Dominasi Partai Gerindra di Sumatera Barat.
“Hampir di semua tempat diseluruh Indonesia Suara Prabowo – Gibran mendominasi, bagaimana mungkin Sumatera Barat yang merupakan basis suara Prabowo pada Pilpres Sebelumnya jadi kalah?” Tuturnya.
Disinggung terkait potensi Andre Rosiade untuk maju menjadi Calon Gubernur Sumbar, Delfi Tasar mengatakan kemungkinan itu sangat kecil.
“Mempertahankan Suara Prabowo dan Partai Gerindra di Sumatera Barat saja gagal, apalagi mau memenangkan Pilgub melawan Incumbent atau Petahana yang saat ini masih menjabat sebagai Gubernur. Sangar kecil kemungkinan untuk menang jika dipaksakan, jadi masih banyak tokoh yang berpotensi di Sumatera Barat selain Andre.” Ujarnya.
BACA JUGA :
Korps Nusantara: Prabowo Gibran Langkah Pasti Menuju Indonesia Emas 2045
Anggota DPR RI Andre Rosiade Ngamuk Gebrak Meja, Sebut Bos Lippo Sakit Jiwa
Sebelumnya Sebagai Ketua TKD Prabowo-Gibran Provinsi Sumatera Barat, Andre Rosiade mengakui pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memenangkan Pilpres 2024 di Ranah Minang, mengalahkan perolehan suara Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud.
Andrepun mengkambinghitamkan, penyebab utama kekalahan itu lebih banyak dipicu oleh rangkaian serangan isu hoaks, isu agama yang sering dimainkan.
“Ini kan bagaimana hoaks begitu besar, fitnah yang begitu keras melanda Pak Prabowo sejak bergabung ke Pemerintahan Pak Jokowi. Dalam tiga tahun, empat tahun belakangan, kita melihat bagaimana gerakan untuk menenggelamkan Pak Prabowo dan Gerindra begitu besar di Sumbar,” ucap Andre.
“Share di grup-grup WhatsApp dan media sosial lainnya, bagaimana doktrin bahwa memilih pasangan tertentu, maka diragukan ke-Islamannya. Kalau tidak memilih pasangan tertentu disebut tidak menjalankan ajaran Islam, Kufur nikmat dan lain sebagainya. Belum lagi fitnah-fitnah pak Prabowo. Yang kami hadapi itu berat soal hoaks dan fitnah, apalagi isu agama yang begitu kental,” sambungnya.
BACA JUGA :
Jokowi dan Prabowo Diyakini Sama-Sama Ingin Membawa Indonesia Jadi Negara Maju
Terpisah, Pengamat Politik Sumatera Barat, Fikri Haldi menyoroti kekalahan Gerindra di Sumatera Barat dalam pemilu 2024. Ia membandingkan hasil pileg 2019 dimana partai Gerindra yang saat itu dipimpin Nasrul Abit keluar sebagai pemenang. Ketika itu, kata Fikri, Gerindra berhasil menang di 11 Kabupaten/Kita dan meraih juara di tingkat Provinsi. Begitupun di DPR RI, ketika itu Gerindra berhasil mengantarkan 3 kadernya ke Senayan.
Namun sayangnya, kata Fikri, Andre Rosiade tidak mampu mempertahankan dominasi daerah yang berhasil dimenangkan pada pileg 2019. Meskipun prediksi lembaga survei seperti Indikator, LSI, dan beberapa lembaga lainnya memperkirakan bahwa Gerindra akan mendominasi Sumatera Barat, faktanya adalah suara Andre Rosiade justru mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan dengan Pileg 2019.
“Meskipun demikian, ia berhasil kembali terpilih sebagai anggota DPR-RI mewakili masyarakat daerah pemilihan Sumatera Barat I,” ujar Fikri pada Selasa, 12 Maret 2024.dikutip dari Detaksumut.
Katanya, perbandingan dengan Nasrul Abit, yang dikenal sebagai politisi yang tenang dan tidak pernah menyerang secara agresif kompetitor politiknya, sangat mencolok. Nasrul Abit berhasil membawa Gerindra menang di 11 Kabupaten/Kota dan meraih juara di tingkat Provinsi. Namun, Andre Rosiade tampaknya memiliki pendekatan yang berbeda.
Gaya Komunikasi Andre Rosiade dan Kekalahan Gerindra di Sumatera Barat
Fikri menyebutkan, saat ini nama Andre Rosiade telah melekat diingatan masyarakat Ranah Minang. Namun, bukan karena prestasi semata, melainkan karena kontroversi yang sering mengiringi langkahnya.
“Gaya komunikasinya yang agresif dalam mengkritik lawan politik sering menimbulkan pro dan kontra di tengah publik Sumatera Barat,” ujar Fikri.
Salah satu contohnya, kata Fikri, adalah ketika Andre Rosiade tampaknya terpacu untuk menghujani kritik terhadap Partai PKS dan kepemimpinan Gubernur Sumatera Barat yang juga merupakan Ketua PKS Sumatera Barat.
Tidak hanya itu, saat berdebat dengan Rocky Gerung di acara ILC, Andre Rosiade menantang untuk diadu dengan kinerja anggota DPR dari daerah pemilihan Sumatera Barat yang membuat reaksi dari publik Ranah Minang dan di perantauan menjadi beragam.
“Gaya komunikasi yang agresif dan branding personal yang kuat sebagai anggota DPR RI mungkin mempengaruhi popularitas pribadinya. Namun, sebagai Ketua Partai terbesar di Sumatera Barat, sepertinya publik tidak terlalu menyukai gaya komunikasinya yang selalu kontra versi,” kata Fikri.
Faktor Pilpres dan Kepemimpinan Andre Rosiade di Gerindra Sumbar
Fikri menyebut Dukungan Koalisi Indonesia Maju yang mengusung Prabowo-Gibran memang mempengaruhi suara Gerindra di Sumatera Barat. Namun, sepertinya faktor ini tidak semerta-merta bisa dijadikan alasan kuat mengapa Gerindra tak mampu mempertahankan dominasinya dari 11 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat yang berhasil dimenangkan pada 2019 lalu.
Fikri pun mengajak membandingkan Partai Golkar dan PAN karena juga menarik untuk dicermati. Pada 2019, Golkar hanya menang di 2 daerah, tetapi sekarang berhasil memenangkan di 7 daerah. Sementara PAN, yang pada 2019 menang di 2 daerah, kini berhasil memperluas kemenangan menjadi 3 daerah.
“Meskipun keduanya merupakan pengusung Prabowo-Gibran, mereka mampu memperluas kemenangan di Sumatera Barat. Bahkan, meski sering dianggap negatif sebagai partai yang tersandera dan boneka Jokowi, mereka tetap berhasil,” ujar Fikri.
Selain itu, kata Fikri, Partai PDI P, yang merupakan pengusung Ganjar-Mahfud, hanya memperoleh hasil suara pilpres sebesar 4 persen. Namun, mereka berhasil mempertahankan daerah basis kemenangan di Sumatera Barat, yaitu di Kabupaten Dharmasraya dan Kepulauan Mentawai.
“Di bawah kepemimpinan Andre Rosiade, Gerindra Sumbar tak mampu mempertahankan satupun kemenangan yang berhasil diraih di 2019 lalu di berbagai kabupaten/kota,” ujarnya.
“Walaupun orang akan membaca sehebat apapun Andre Rosiade digambarkan di media dan media sosial, tetap saja orang akan mengingat bahwa beliau tidak mampu mempertahankan prestasi Gerindra di Sumbar. Bahkan, banyak hal yang hilang dan tidak bisa dipertahankan di bawah kepemimpinannya. Hal ini akan menjadi catatan besar bagi sebagian masyarakat di Sumatera Barat,” pungkasnya.**