Ditandu Lewati Jalanan Rusak, Ibu Hamil di Pasaman Barat Melahirkan di Jalan
Diterbitkan Rabu, 29 November, 2023 by NKRIPOST
Sayangnya, di tengah perjalanan, Reni mengalami kontraksi yang cukup kuat dan akhirnya melahirkan di jalan.
“Saat itu saya juga membawa perlengkapan persalinan Pak, makanya tidak ada kendala,” jelas Bidan Khorina.
Setelah kelahiran bayi, warga sekitar kembali menandu Reni untuk dibawa pulang ke rumah keluarganya di Jorong Pegambiran.
“Alhamdulillah ibu dan bayi sehat Pak. Terima kasih juga saya sampaikan kepada masyarakat yang selalu siap sedia membantu kami dalam bertugas,” pungkas Bidan Khorina dikutip Catatanfakta.
Kejadian ini mencerminkan tantangan sosial ekonomi yang dihadapi beberapa keluarga terkait akses layanan kesehatan, dan menimbulkan pertanyaan tentang pentingnya akses yang mudah dan terjangkau terhadap pelayanan medis, terutama dalam situasi darurat seperti ini.
BACA JUGA:
Puluhan Dokter Spesialis di RSUD Pasaman Barat Mogok Kerja, Ini Tuntutannya
Mantan Direktur RSUD Pasaman Barat Di Tahan Kejari Pasbar, Kasus Ini
Korupsi RSUD Pasaman Barat, Penyidik Serahkan 6 Tersangka ke JPU
Terpisah, terkait peristiwa tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Pasaman Barat Hajran Huda mengatakan ibu hamil itu telah dikunjungi oleh serang bidan jorong di daerah itu.
Peristiwa itu terjadi di jalan Jorong Rura Patontang, sebuah daerah yang berada di pedalaman Pasaman Barat.
“Memang ada seorang warga kami melahirkan anaknya di jalan. Itu dia melahirkan pada Sabtu lalu (25/11). Saat melahirkan itu juga ada bidan desa yang mendampingi,” katanya, dikutip detik (28/11).
Sebelum melahirkan, Ibu hamil itu sempat diperiksa bidan desa dan harus dirujuk ke Puskesmas Parit untuk persalinan. Tetapi keluarga pasien menolak dengan alasan biaya.
“Bidan desa sebelumnya juga sudah menyuruh ibu itu untuk dibawa ke puskesmas terdekat untuk persalinan. Namun pihak keluarga menolak karena alasan biaya yang ditimbulkan saat persalinan. Untuk biaya melahirkan sebenarnya gratis karena dia punya BPJS,” jelasnya.
“Keterangan bidan desa, keluarga itu takut biaya besar karena ditimbulkan oleh orang yang menunggu ibu itu melahirkan. Karena itu dia menolak untuk dibawa ke puskesmas sebelumnya. Bukti penolakan itu juga ada sama kami,” tambahnya.
Selain itu, akses jalan yang ditempuh warga juga rusak dan sangat jauh dengan Puskesmas terdekat
“Jalan di sana memang tidak bisa ditempuh dengan mobil. Kalau berjalan kaki ke daerah terdekat yang bisa dilalui kendaraan, mereka bisa menempuh perjalan 1 jam lebih dari desanya,”ungkapnya.
Diketahui, saat ini pasien dan bayinya dalam kondisi baik dan dalam pengawasan bidan desa.*(TIM)