Top! Harga Batu Bara Menguat, Dipicu Kabar dari India
Diterbitkan Selasa, 5 September, 2023 by NKRIPOST
NKRIPOST JAKARTA – Harga batu bara menguat pada perdagangan Senin (4/9/2023). Dipicu keputusan pemerintah India yang meminta produsen listrik untuk mengimpor 4% kebutuhan batu bara hingga Maret 2024.
Pada Senin (4/9/2023), harga batu bara Newcastle untuk kontrak berjangka September 2023 naik US$ 0,30 menjadi US$ 156,55 per ton. Sedangkan kontrak berjangka Oktober 2023 menguat US$ 0,50 menjadi US$ 159,50 per ton. Sedangkan kontrak berjangka November 2023 bertambah US$ 0,75 menjadi US$ 163 per ton.
Sementara itu, hingga berita ini ditayangkan, harga batu bara Rotterdam untuk kontrak berjangka September 2023 meningkat US$ 0,40 menjadi US$ 117,30. Sementara itu, kontrak berjangka Oktober 2023 turun US$ 0,20 menjadi US$ 116,80. Serta, kontrak berjangka November 2023 terkerek U$S 0,20 menjadi US$ 118,20.
Dikutip dari CoalMint, Kementerian Tenaga Listrik (MoP) telah memutuskan untuk tetap memberlakukan perintah wajib pencampuran batu bara impor untuk pembangkit listrik tenaga panas selama enam bulan ke depan mengingat lonjakan permintaan listrik baru-baru ini.
Dalam arahan baru tersebut, pembangkit listrik telah disarankan untuk mengimpor batu bara dengan memenuhi 4% dari kebutuhan mereka untuk dicampur dengan batu bara domestik hingga Maret 2024. Meskipun kebutuhan untuk penggunaan batu bara impor secara terus-menerus diperpanjang, namun rasio pencampuran yang diperlukan telah dikurangi.
Sebab, dalam arahan sebelumnya yang dikeluarkan pada Januari 2023, pembangkit listrik diminta untuk membeli batu bara impor dengan rasio campuran kerja sebesar 6% hingga September 2023.
BACA JUGA:
Astaga!! Oknum Jaksa Batubara Diduga Memeras, Kajati Sumut Pastikan Dicopot
Duh!! Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan Diborgol Kejagung, Kasus Ini!
Pembangkit listrik tenaga panas di dalam negeri memenuhi sebagian besar kebutuhan bahan bakarnya dari sumber dalam negeri. Namun, tambahan tonase melalui impor telah diidentifikasi untuk mengisi kekurangan pasokan yang timbul dari kemacetan logistik sehingga menjamin kelancaran operasional di pabrik.
Hal ini terjadi seiring dengan melonjaknya permintaan listrik karena dampak buruk dari minimnya curah hujan yang menyebabkan konsumsi listrik tinggi dalam kondisi cuaca panas.
Pada Agustus 2023, permintaan listrik puncak yang dipenuhi oleh jaringan yang terhubung ke jaringan listrik mencapai angka tertinggi sepanjang masa sebesar 236 GW, atau 21% lebih tinggi dibandingkan periode tahun lalu. Ini menunjukkan pasokan listrik tertinggi yang tercatat dalam sehari. Bahkan, pada 1 September, permintaan puncak melonjak menjadi 239.978 GW.*(investor).