Masyarakat Kemak Desa Sadi Antusias Sambut Festival Budaya ‘Sanu Pesa Tatar’
Diterbitkan Kamis, 13 Oktober, 2022 by NKRIPOST
NKRIPOST, BELU – Negara Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam di setiap daerah NKRI dari Sabang hingga Merauke. Keragaman budaya tersebut mulai dari tradisi, adat istiadat, hingga kebiasaan masyarakatnya, yang mampu menjadi daya tarik wisatawan.
Seiring dengan berjalannya waktu, fenomena dan dampak globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan lokal dalam rangka kekuatan unggulan daerah dalam berkompetisi memasuki persaingan-persaingan global, maka diperlukan sebuah program pelestarian dan pengembangan kebudayaan guna memperkokoh ketahanan budaya bangsa.
Berkaitan dengan hal tersebut, festival budaya sebagai salah satu sarana komunikasi yang merupakan salah satu sarana penting yang dapat digunakan sebagai media pelestarian budaya.
BACA JUGA:
Kisah Gunung Lakaan Di Belu
Mayjen TNI Gabriel Lema: Prajurit Kodam Harus Jadi Contoh Dalam Membangun Toleransi Antar Umat Beragama
Lestarikan Tradisi Belu, Hipmala Kupang Tampilkan Tebe Dengan Balutan Tais Kemak
Seperti halnya, masyarakat Desa Sadi, Kecamatan Tasi Feto Timur (Tastim) Kabupaten Belu NTT tampak antusias menghadiri kegiatan festival budaya yang digagas oleh sebuah komunitas yang diketahui bernama Eleazer dengan dukungan dan fasilitasi dari kemendikbudristek Republik Indonesia.
Festival budaya yang mengangkat tema “Sani Pesa Tatar” yang merupakan Festival Bidang Kebudayaan tahun 2022 tersebut dilaksanakan dalam kurun waktu dua hari (12 – 13 Februari 2022). Dalam pelaksanaanya panitia bekerjasama dengan Pemerintah Desa dan Komunitas masyarakat adat desa Sadi.
Diketahui Desa Sadi yang letak geografisnya terletak tepat di perbatasan Republik Indonesia dengan Timor Leste tersebut mayoritas berasal dari suku Kemak. Sehingga kegiatan festival tersebut diisi dengan sejumlah kegiatan pameran yang di antaranya berupa hasil karya kearifan – kearifan lokal seperti kain tenun asli Suku Kemak, Pangan Lokal, UMKM dan sejumlah kearifan lokal lainnya.
Selain itu juga tidak ketinggalan menampilkan tarian likurai, tei kemak, tebe, vocal grup, pidato bahasa Kemak, Stand up Comedy, dan fashion show kain tenun Kemak.
Semua ini, selain ditampilkan oleh masyarakat Desa Sadi, juga peragakan oleh sejumlah murid dari beberapa sekolah yang berada di Desa Sadi dan juga dari luar Desa Sadi.
Ketua BPD Desa Sadi Blasius Resi Mau kepada awak Nkripost mengungkapkan kegiatan tersebut sebagai sarana untuk mensosialisasikan nilai-nilai budaya kepada masyarakatnya serta menjadi sarana transmisi budaya dari satu generasi ke generasi.
“Tujuan kegiatan adalah tidak lain untuk terus mengingatkan generasi – generasi tentang budaya kemak dan segala nilai yang terkandung di dalamnya untuk dilestarikan dan dikembangkan demi kehidupan yang lebih baik.” Ujar Blasius, Kamis (13/10/2022).
Selain itu, menurut Ketua DPD Desa Sadi, melalui festival budaya juga berperan dalam usaha untuk mengangkat potensi ekonomi lokal di daerah
Lebih lanjut Blas, Sapaan akrabnya Ketua DPD Desa Sadi menyampaikan kegiatan festival budaya tersebut disambut hangat oleh masyarakat Desa Sadi.
“Kegiatan mendapat perhatian dan antusias yang cukup baik dari masyarakat baik dalam maupun luar desa sadi.” Ujarnya.
Bahkan menurutnya, kegiatan tersebut juga diapresiasi Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Yohanis Fransiskus Lema serta wakil dari kemendikbudristek, Pejabat pemerintah Daerah, serta pegiat dan pemerhati seni dan budaya.(TIM)